Olimpiade Tokyo 2020 sudah di depan mata. Lebih dari 11.000 atlet dari seluruh dunia akan berkumpul di Tokyo. Tuan rumah pun siap menyambut mereka dengan salah satu kedigdayaan Jepang: keunggulan teknologi.
Oleh
Dahono Fitrianto, dari Tokyo, Jepang
·5 menit baca
Olimpiade Tokyo 2020 sudah di depan mata. Tak sampai setahun, lebih dari 11.000 atlet dari seluruh dunia akan berkumpul dan bertanding di Tokyo, Jepang. Tuan rumah pun siap menyambut mereka dengan salah satu kedigdayaan Jepang: keunggulan teknologi.
Maki Kobayashi, Executive Director of Communications and Engagement Bureau Panitia Penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020, mengatakan, 43 gelanggang di Tokyo dan 18 gelanggang di luar Tokyo tengah dipersiapkan untuk menyambut para atlet.
Mereka akan berlaga pada Olimpiade yang berlangsung 24 Juli-9 Agustus 2020 dan Paralimpiade, 25 Agustus-6 September 2020. Akan ada dua zona yang digunakan di Tokyo, yakni gelanggang pertandingan yang sudah ada dan pernah dipakai pada Olimpiade Tokyo 1964 serta zona baru di kawasan Odaiba, Teluk Tokyo. ”Lima dari sembilan bangunan permanen baru sudah selesai dibangun, Sisanya akan dirampungkan pada tahun fiskal 2019 ini,” ujar Kobayashi.
Mengakomodasi manusia sebanyak itu, belum terhitung tamu, pengunjung, dan wartawan, di tempat yang tersebar luas jelas bukan soal mudah. Itu sebabnya panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 menaruh perhatian khusus pada persoalan mobilitas. ”Olimpiade Tokyo 2020 mengusung tema Mobility for All. Mobilitas buat semua,” ucap Kobayashi.
Di sektor mobilitas ini, penyelenggara Olimpiade menggandeng Toyota sebagai mitra. ”Pada 2015, Toyota menjadi sponsor global bagi IPC (Komite Paralimpiade Internasional) dan IOC (Komite Olimpiade Internasional) dengan tujuan menciptakan masyarakat yang damai tanpa diskriminasi melalui olahraga dan menciptakan masyarakat yang berdaya dukung melalui mobilitas,” tuturnya.
Olimpiade Tokyo 2020 mengusung tema Mobility for All. Mobilitas buat semua.
Dari sisi Toyota, Tokyo 2020 menjadi ajang membuktikan tekadnya untuk bergeser dari sekadar sebuah produsen mobil menjadi penyedia mobilitas secara umum. Itu sebabnya Toyota akan menampilkan berbagai wujud kendaraan terbaru untuk membantu mobilitas di Tokyo 2020. Beberapa ”kendaraan” itu jauh dari bentuk mobil yang lazim ditemui selama ini.
Salah satunya adalah Toyota e-Palette, kendaraan angkutan mirip bus mini yang dirancang khusus untuk mobilitas atlet dan staf di kampung atlet. Kendaraan listrik ini memiliki sistem swakemudi penuh sehingga tak perlu pengemudi selama berkeliling di kampung atlet dengan kecepatan sekitar 19 kilometer per jam.
Memiliki panjang 5,2 meter, lebar 2,065 meter, dan tinggi 2,76 meter, e-Palette mampu mengangkut 20 penumpang, termasuk para atlet dengan postur khusus. ”Kendaraan ini cukup tinggi sehingga orang yang memiliki tinggi badan lebih dari 2 meter pun bisa berdiri normal di dalamnya,” ujar Takahiro Muta, Project General Manager Toyota e-Palette.
Saat digunakan di Paralimpiade, e-Palette mampu mengangkut empat orang dengan kursi roda, ditambah tujuh orang berdiri. Toyota merancang kendaraan ini sebagai sebuah platform mobilitas yang fleksibel dan multifungsi.
”Di masa depan, e-Palette bisa difungsikan sebagai kantor, toko, bahkan hotel. Kendaraan ini akan menyajikan berbagai macam layanan bagi masyarakat,” kata Akio Toyoda, CEO dan Presiden Toyota Motor Corporation, saat membuka booth Toyota di Tokyo Motor Show, Rabu (23/10/2019).
Untuk perjalanan di jarak lebih jauh, Toyota menyiapkan bus besar berbahan bakar hidrogen bernama SORA. SORA adalah singkatan dari sky, ocean, river, dan air, yang melambangkan siklus air di bumi. Mengapa air? Karena satu-satunya emisi gas buang dari bus ini adalah uap air.
Di masa depan, e-Palette bisa difungsikan sebagai kantor, toko, bahkan hotel.
Toyota berencana mengerahkan sekitar 100 bus SORA di kawasan metropolitan Tokyo menjelang dan selama Olimpiade dan Paralimpiade 2020 berlangsung. Bus berteknologi sel bahan bakar ini bisa membawa 79 orang dan memiliki kemampuan semi-swakemudi saat berhenti di halte-halte yang ditentukan.
Saat atlet sudah mendekati gelanggang pertandingan, perjalanan mereka akan diakomodasi oleh Toyota APM, singkatan dari Accessible People Mover. Kendaraan ini mirip mobil wisata keliling di Taman Mini atau Taman Safari, dengan dinding yang terbuka dan akses mudah, bahkan bagi pengguna kursi roda.
APM juga murni digerakkan tenaga listrik dan dirancang mudah dikemudikan para sukarelawan di Olimpiade dan Paralimpiade. Selain digunakan untuk mengangkut atlet dan ofisial dari satu gelanggang ke gelanggang lain, kendaraan ini juga berfungsi sebagai kendaraan darurat untuk mengangkut orang yang butuh pertolongan medis.
Selain itu, ada sederet kendaraan unik lain yang akan ditampilkan Toyota, seperti kendaraan personal i-Road yang menggabungkan kenyamanan sebuah mobil dengan kelincahan sepeda motor. Ada juga All New Toyota Mirai, sedan berbahan bakar hidrogen, dan Toyota LQ, mobil listrik cerdas.
Robot pertandingan
Selain kendaraan pengangkut manusia, Toyota juga mengembangkan sejumlah robot untuk membantu pelaksanaan pertandingan. Robot bernama Field Support Robot (FSR) ini bertugas membawakan alat-alat nomor lempar lembing, lontar martil, lempar cakram, dan club throw pada Paralimpiade.
Robot yang bisa membantu berbagai pekerjaan kita, atau mobil yang bisa menghindari kecelakaan, akan memberikan manfaat fisik ...
Menggunakan kamera dan sensor Lidar (pemindai laser), robot berbentuk seperti miniatur mobil ini akan secara swakemudi mengikuti ofisial perlombaan menuju lokasi lembing, cakram, atau martil mendarat. Di sana, ofisial akan memasukkan alat lomba ini ke wadah yang tersedia di punggung FSR kemudian memencet sebuah tombol. Secara otomatis, robot itu akan berjalan sendiri ke tempat awal.
Robot lainnya bernama Human Support Robot (HSR). Robot ini berbentuk seperti vacuum cleaner dengan kepala berisi kamera dan satu lengan untuk menjalankan fungsi memegang dan mengangkat benda-benda ringan. Salah satu fungsi robot ini adalah untuk mengambil bola-bola berukuran kecil di lapangan pertandingan atau berfungsi membantu pengunjung.
Gill Pratt, CEO Toyota Research Institute, mengatakan, berbagai robot dan teknologi otomasi itu bertujuan mengamplifikasi kemampuan manusia, bukan untuk menggantikannya. ”Robot yang bisa membantu berbagai pekerjaan kita, atau mobil yang bisa menghindari kecelakaan, akan memberikan manfaat fisik langsung bagi individu maupun masyarakat,” ungkapnya.