Karateka pelatnas yang disiapkan ke SEA GAmes 2019 diminta sebisa mungkin menjaga kondisi saat mengikuti mengikuti ajang Pra-PON 2020 agar tidak cedera.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Walaupun tidak bisa menghindari kontak tubuh, terutama di nomor kumite, karateka pelatnas yang mengikuti Pra-PON 2020 Papua diminta sebisa mungkin menghindari cedera. Jika cedera, waktu pemulihan tak cukup sebelum tampil di SEA Games 2019 Filipina.
Pelatih kepala pelatnas karate Abdul Kadir, di sela-sela Pra-PON 2020 di Jakarta, Selasa (5/11/2019), mengatakan, sembilan karateka putra dan delapan putri penghuni pelatnas mengikuti Pra-PON 2020. Mereka turun di nomor pertandingan masing-masing.
Dari semua nomor itu, nomor kumite atau pertarungan menjadi nomor yang paling rawan. Para karateka harus melakukan kontak tubuh untuk mengejar poin. Kendati menggunakan pelindung tangan, kaki, dan tubuh, pukulan dan tendangan yang keras tetap saja punya potensi mencederai atlet jika tak bisa menjaga diri.
Untuk itu, Abdul Kadir meminta atlet pelatnas benar-benar menjaga diri dimulai dengan pemanasan yang baik dan benar agar tubuh lebih siap dan mengurangi potensi cedera. Mereka juga diminta tampil sesuai instruksi pelatih. ”Setidaknya, mereka main aman saja dalam mengejar poin, jangan terlalu ngotot sehingga memicu pertarungan sengit,” ujarnya.
Pra-PON 2020 adalah ajang penting untuk karateka dan pelatih pelatnas. Atlet membutuhkannya untuk dapat tampil di PON Papua 2020.
Adapun untuk pelatih, ajang ini adalah sarana evaluasi atlet pelatnas. Oleh karena itu, semua pelatih pelatnas hadir untuk memantau performa karateka nasional.
”Kalau ada yang performanya kurang optimal, pelatih masih punya waktu sebulan untuk perbaikan sebelum tamppil di SEA Games,” katanya.
Main aman
Atlet pelatnas asal Jawa Timur yang turun di nomor kumite -60 kilogram putra, Rifki Ardiansyah Arrosyid, mengataan, dirinya hanya akan main aman di Pra-PON 2020. Dia tidak ngotot mengejar peringkat pertama, hanya mengejar tiket PON dengan masuk delapan besar.
”Saya tidak mau ngotot, tetapi tetap ingin dapat tiket PON. Puncak performa saya ditargetkan pada SEA Games 2019. Kalau sekarang sudah main 100 persen, sulit kembali ke puncak performa di SEA Games nanti. Padahal, pelatnas sepanjang tahun ini tujuan utamanya adalah SEA Games,” tuturnya.
Rifki adalah karateka peraih emas kumite -60 kg putra Asian Games 2018. Karena itu, dia menjadi harapan Indonesia meraih emas pada SEA Games 2019. ”Saya terus mematangkan taktik, strategi, dan menjaga kebugaran,” ujarnya.
Dewan Pembina PB Forki yang juga Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyampaikan, karate adalah cabang tidak terukur. Untuk itu, kualitas wasit dan juri sangat penting. Jika wasit dan juri tidak kompeten dan berintegritas, hasil pertandingan tidak obyektif. Hal itu akan berdampak negatif saat atlet berlaga di ajang internasional.
”Untuk itu, saya harap kejuaraan ini bisa berlangsung dengan jujur dan sportif. Saya harap wasit dan juri bisa menjalankan tugas dengan kompeten dan berintegritas, jangan ada konflik kepentingan. Ini penting agar ajang ini bisa melahirkan atlet yang benar-benar berkualitas dan bisa bersaing di kejuaraan internasional. Apalagi karate akan dipertandingkan pada Olimpiade Tokyo 2020,” katanya.
Persiapan PON
Wakil Ketua Umum KONI Bidang Pembinaan Prestasi Olahraga dan Sport Science Suwarno mengatakan, sejauh ini persiapan PON 2020 terus dilakukan. Namun, KONI tidak menjanjikan arena PON bisa selesai akhir tahun ini. Karena itu, penyelesaian arena dijadwalkan paling lambat Juli 2020.
”Masalah keamanan tidak mengganggu persiapan PON 2020. Semua menjalankan tugasnya masing-masing. Masalah keamanan sudah ada yang bertanggung jawab, TNI/Polri punya kapasitas untuk mengamankan. Di sisi lain, semua kementerian/lembaga terkait juga siap membantu menyukseskan PON ini,” tuturnya.
Suwarno menuturkan, cabang olahraga PON 2020 dipastikan berkurang dari 47 cabang menjadi 37 cabang. Cabang yang dipertahankan adalah cabang Olimpiade berprestasi dan cabang non-Olimpiade tetapi ada di Asian Games dan SEA Games berprestasi. Sempat ada perdebatan dengan keputusan itu, tetapi karena keterbatasan arena dan akomodasi di Papua, mau tidak mau cabang harus berkurang menyesuaikan kondisi.
PON 2020 akan diselenggarakan di empat tempat, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Merauke. Sebanyak 28 cabang diselenggarakan di Kota dan Kabupaten Jayapura. Sisanya 12 cabang berlangsung di Mimika dan 7 cabang di Merauke.
Suwarno melanjutkan, KONI dan PB PON fokus menyusun jadwal pertandingan dan perlombaan. Untuk di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura, mereka akan menggelar sebagian cabang sebelum pembukaan PON dan tuntas ketika pembukaan. Sebagian cabang lagi digelar setelah pembukaan hingga tuntas. Hal itu untuk mengantisipasi keterbatasan akomodasi. Adapun di Mimika dan Merauke tidak ada masalah berarti untuk akomodasi.
”Di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura, kami berencana bekerja sama dengan Pelni. Mereka punya kapal KM Kelud dengan 2.000 kamar. Fasilitas itu bisa menjadi akomodasi ofisial dan panitia yang khusus berada di sana,” ujarnya.