Tarif jalan Tol Jakarta-Cikampek Layang belum kunjung ditetapkan. Adapun bagi pengguna jalan tol di Jabodetabek, ada tambahan alternatif, yakni ruas Kunciran-Serpong.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ruas Tol Jakarta-Cikampek Layang dan ruas Tol Kunciran-Serpong segera beroperasi paling lambat pada akhir tahun ini. Tol layang tersebut akan menambah kapasitas jalan tol yang ada saat ini, sedangkan Tol Kunciran-Serpong akan menjadi bagian dari Tol Lingkar Luar Jakarta II atau JORR II.
Ruas tol yang menghubungkan Kunciran di Kota Tangerang (Banten) dengan Serpong di Tangerang Selatan (Banten) sepanjang 11,135 kilometer tersebut kini sedang menjalani uji laik fungsi. Sementara Tol Jakarta-Cikampek Layang sepanjang 36,4 km sudah menjalani uji laik pada bulan lalu.
”Kami sedang menunggu pembukaan ruas tol, pertama ruas Kunciran-Serpong di JORR II. Lalu pada akhir bulan ini atau awal Desember, ruas Jakarta-Cikampek Layang bisa dibuka untuk umum. Progres pembangunannya lancar,” kata Direktur Keuangan PT Jasa Marga (Persero) Tbk Donny Arsal, Selasa (5/11/2019), di Jakarta.
Ruas Kunciran-Serpong menjadi alternatif bagi pengguna jalan yang hendak menuju Bandara Soekarno-Hatta, arah Pondok Aren-Serpong, serta arah Tangerang-Merak. Adapun Tol Jakarta-Cikampek Layang menambah kapasitas Tol Jakarta-Cikampek yang saat ini sudah sangat padat.
Donny memaparkan, skema tarif Tol Jakarta-Cikampek Layang cukup rumit. Sebab, Tol Jakarta-Cikampek menggunakan skema tarif berdasarkan investasi yang sudah lama diterapkan, sedangkan Tol Jakarta-Cikampek Layang berdasarkan investasi baru. Jika Jakarta-Cikampek Layang menggunakan mekanisme biasa, tarif tol layang akan jauh lebih mahal. Dalam rencana bisnis, tarif dasar tol tersebut sebesar Rp 1.250 per km.
Skema tarif Tol Jakarta-Cikampek Layang cukup rumit.
Saat ini, lanjut Donny, Jasa Marga dan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) sedang mencari formula tarif yang dapat memberikan manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan, baik bagi operator maupun pengguna jalan. Salah satu kemungkinannya diterapkan skema tarif campuran.
”Tujuan tol layang itu memecah kemacetan karena rasio kepadatan kendaraan sudah di atas satu kali. Tujuan itu akan tecermin dalam strategi penarifan. Hal ini tidak sederhana, tapi yang pasti dibuka pada Desember,” ujar Donny.
Secara terpisah, Kepala BPJT Danang Parikesit mengatakan, formulasi penetapan tarif untuk Tol Jakarta-Cikampek Layang masih dibicarakan bersama badan usaha jalan tol. Selain itu, masih perlu penambahan rambu marka dan kelengkapan jalan sebelum mendapat Sertifikat Laik Operasi. Jasa Marga juga berencana segera mengoperasikan ruas Tol Balikpapan-Samarinda seksi II-IV, yang menghubungkan Samboja dan Samarinda di Kalimantan Timur.
Teknologi
Saat ini, lanjut Donny, Jasa Marga tengah mengembangkan penerapan internet untuk segala (internet of things) dalam sistem pembayaran. Jasa Marga telah menguji coba penerapan dua teknologi nirsentuh dalam transaksi pembayaran, yakni dengan teknologi gelombang radio dan pemasangan alat di kendaraan (OBU).
Namun, hingga kini belum ada jenis teknologi tertentu yang telah ditetapkan pemerintah. Jika sistem nirsentuh diterapkan, waktu transaksi setiap kendaraan akan berkurang drastis, dari sekitar 5-7 detik menjadi 1-2 detik.
Perihal sumber pembiayaan, Jasa Marga berencana melakukan sekuritisasi syariah melalui Efek Beragun Aset syariah untuk ruas tol JORR yang pengelolaannya dimiliki Jasa Marga.
Menurut Corporate Finance Group Head Jasa Marga, Eka Setya Adrianto, saat ini pihaknya tengah menjajaki permintaan investor di pasar dengan target dana sekitar Rp 2 triliun. (NAD)