Pelukan dengan Sohibul Iman, Presiden Jokowi Sindir Surya Paloh
Tak sebatas menyindir, Presiden Joko Widodo mengingatkan Surya Paloh dan Partai Nasdem kalau mereka masih bersama dalam koalisi partai politik pendukung pemerintah.
Oleh
DHANANG DAVID ARITONANG
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Di hadapan kader Partai Golkar yang merayakan ulang tahun ke-55 Golkar, Presiden Joko Widodo sempat menyindir kemesraan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Imam yang bertemu, akhir Oktober lalu. Presiden mengingatkan Nasdem masih bersama dalam koalisi partai pendukung pemerintah.
Sindiran Presiden Jokowi pada Surya Paloh terjadi saat Presiden menyapa Paloh sebagai salah satu tamu yang hadir dalam perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-55 Golkar, di Jakarta, Rabu (6/11/2019).
"Kalau saya lihat, wajah Bang Surya hari ini lebih cerah dari biasanya, apalagi setelah beliau berdua berangkulan dengan Pak Sohibul Iman. Saya tidak tau maknanya apa. Tetapi rangkulannya tidak seperti biasanya. Tidak pernah saya dirangkul oleh Bang Surya seerat seperti ia merangkul Pak Sohibul Iman," kata Presiden yang langsung disambut tawa dan tepuk tangan hadirin yang datang.
Tidak cukup di situ, Presiden mengaku sempat menanyakan pada Surya mengenai makna pertemuan tersebut. Ini terjadi sebelum masuk ke lokasi perayaan HUT Golkar.
"Tadi saya tanyakan, ada apa? Tapi nanti jawabnya, di lain waktu dijawab. Saya boleh bertanya dong, karena beliau masih di koalisi pemerintah," tambahnya.
Seperti diketahui, pucuk pimpinan tertinggi di Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu bertemu, 30 Oktober 2019. Saat itu, Surya Paloh didampingi sejumlah pejabat teras Nasdem mendatangi kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), di Jakarta. Mereka diterima Sohibul Iman dan elite-elite PKS.
Pertemuan berlangsung satu jam. Dalam pertemuan, kedua partai sepakat untuk bersama-sama mengawasi dan mengkritisi kerja pemerintahan Joko Widodo-Ma\'ruf Amin. ”Pemerintah yang sehat juga harus bisa menerima pikiran-pikiran yang mengkritisi. Apabila pikiran yang mengkritisi itu tidak ada lagi, artinya kita khawatir jalannya pemerintahan itu tidak sehat,” kata Paloh saat itu.
Padahal seperti diketahui, Nasdem merupakan salah satu partai politik pendukung pemerintah. Ini berbeda dengan PKS yang berseberangan dengan Jokowi-Amin di Pemilu Presiden 2019, dan pasca-pemilu, telah memutuskan menjadi oposisi atau berada di luar pemerintah.
Di Kabinet Indonesia Maju, tiga kader Nasdem dipercaya Presiden menjabat menteri. Ketiganya, Menteri Komunikasi dan Informasi Johnny G Plate, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Namun Surya Paloh menanggapi biasa sindiran Presiden Jokowi tersebut. Menurutnya, Presiden sedang bercanda. Presiden pun disebutnya, memiliki selera humor yang tinggi.
Mengenai pertemuannya dengan Sohibul Iman dan elite-elite di PKS, Surya mengatakan pertemuan merupakan bagian dari komunikasi antar para petinggi partai yang wajar dilakukan, bahkan perlu dilakukan.
"Kami tetap gembira menerima respon humoris dari Pak Jokowi. Hubungan politik itu perlu kita jaga dengan semua pihak yang ada dalam koalisi pemerintah maupun di luar koalisi pemerintah," ucapnya.
Surya pun menampik telah bermanuver terlalu jauh dengan bertemu partai oposisi. Menurutnya, segala pikiran negatif yang muncul dari pertemuannya dengan PKS, hendaknya dibuang jauh-jauh.