Pembenahan Citarum Masih Jadi Fokus Utama Kodam III Siliwangi
Mayor Jenderal Nugroho Budi Wiryanto resmi menjabat sebagai Panglima Kodam III Siliwangi, Jumat (1/11/2019). Nugroho akan tetap fokus melanjutkan program Citarum Harum yang sudah berlangsung sejak Februari 2018.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Mayor Jenderal Nugroho Budi Wiryanto resmi menjabat Panglima Kodam III Siliwangi, Jumat (1/11/2019). Nugroho akan tetap fokus melanjutkan program Citarum Harum yang sudah berlangsung sejak Februari 2018.
Citarum Harum merupakan program pembenahan Sungai Citarum. Sungai sepanjang 269 kilometer itu kini tercemar berat, mulai dari sampah rumah tangga, kotoran ternak, hingga limbah industri. Lahan kritis di hulu Citarum juga mempercepat sedimentasi.
Semua pihak diharapkan mengambil peran penting untuk mengatasi pencemaran sungai yang melintasi 13 kabupaten/kota di Jabar itu. Sebab, Citarum mempunyai peran strategis karena menopang kehidupan lebih dari 20 juta penduduk Jabar dan DKI Jakarta.
”Pembenahan Citarum akan dilanjutkan. Ini sudah menjadi perhatian pemerintah pusat sehingga harapannya bisa ditangani lebih cepat,” ujarnya dalam acara lepas sambut Pangdam III Siliwangi di Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (6/11).
Nugroho akan segera berkoordinasi dengan Komandan Sektor Satuan Tugas Citarum Harum. Upaya percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum dibagi menjadi 23 sektor, yaitu 22 sektor teritorial dan 1 sektor pembibitan. Komandan satgas merupakan perwira TNI berpangkat kolonel.
”Setelah berkoordinasi, akan dievaluasi apa yang sudah dikerjakan. Jika terdapat kekurangan, tentu akan ditingkatkan,” ujarnya.
Nugroho mengaku belum menyiapkan langkah khusus untuk meningkatkan pembenahan Citarum. Pihaknya akan mempelajari persoalan terlebih dahulu.
Pembenahan Citarum akan dilanjutkan. Ini sudah menjadi perhatian pemerintah pusat sehingga diharapkan bisa ditangani lebih cepat.
Dalam acara tersebut, mantan Panglima Kodam III Siliwangi Letnan Jenderal Tri Soewandono juga menyinggung pentingnya langkah terintegrasi dalam memulihkan Citarum. Penanganan Citarum membutuhkan kerja sama antarpihak, seperti pemerintah, akademisi, pengusaha, media, dan komunitas.
”Kami sudah melakukan berbagai upaya, termasuk penghijauan di hulu. Semoga Citarum yang tadinya salah satu sungai terkotor di dunia bisa menjadi bersih,” ujarnya.
Setelah melepas jabatan Panglima Kodam III Siliwangi, saat ini Tri menjabat sebagai Sekretaris Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan.
Persoalan Citarum bukan sekadar pencemaran sampah dan limbah serta lahan kritis di hulu, melainkan juga banjir di DAS Citarum yang terjadi di setiap musim hujan.
Kawasan yang paling terdampak berada di Kabupaten Bandung, terutama di Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang. Saat banjir melanda, ribuan warga mengungsi karena rumah mereka terendam banjir ketinggian 2 meter.
Persoalan Citarum juga menyita perhatian Presiden Joko Widodo. Jokowi sempat mengunjungi hulu Citarum di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, serta menanam pohon di lahan kritis pada Februari 2018.
Dalam kunjungan itu, Jokowi menargetkan pemulihan Citarum diselesaikan dalam tujuh tahun. Untuk itu, diperlukan komitmen semua pihak untuk terlibat menyelamatkan ekosistem sungai terpanjang di Jabar itu.
”Memang sudah terlalu lama Sungai Citarum tidak kita urus. Saat ini adalah momentum untuk memulai kerja besar itu. Belum terlambat untuk memperbaikinya. Namun, jika tidak bekerja cepat, bisa jadi akan terlambat,” ujar Presiden (Kompas, 23/2/2018).