Pengelola Transjakarta Latih Pengguna Menjadi Mandiri
Pengelola Transjakarta melatih pengguna angkutan itu lebih mandiri. Caranya adalah dengan meniadakan petugas di dalam bus sehingga hanya ada pengemudi.
Oleh
Fransiskus Wisnu Wardhana Dhany
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – PT Transportasi Jakarta memulai uji coba sistem wayfinding di koridor satu rute Blok M-Kota. Sistem ini bertujuan untuk melatih masyarakat agar lebih mandiri dalam bertransportasi dan pengalaman baru menjelajah Jakarta.
Sistem wayfinding meniadakan petugas yang berada di dalam bus sehingga hanya ada pengemudi. Petugas hanya berada di tiap-tiap halte untuk membantu turun dan naik penumpang. Adapun wayfinding merupakan grafis informasi atau pesan berupa petunjuk arah, peta, dan tanda-tanda khusus untuk menuntun orang mencapai tempat tujuan tertentu.
Pantauan Kompas, penumpang di dalam bus tetap teratur, memberikan tempat kepada penumpang prioritas serta duduk sesuai peruntukannya. Sementara petugas di setiap halte memberikan pengumuman kepada penumpang mengenai rute bus, keselamatan dalam melangkah dan mengingatkan untuk tetap menjaga setiap barang bawaan.
Namun, kelengkapan informasi seperti peta belum terpasang di setiap bus. Sistem wayfinding masih mengandalkan pengarah perjalanan melalui pengeras suara dan teks cepat di dalam bus.
Mutia (20), salah satu penumpang bus, mengatakan, sistem wayfinding tidak berpengaruh besar bagi dirinya. “Nggak ada bedanya antara ada petugas sama nggak ada. Soalnya aku kan masih muda, jadi kalau bingung sama jalur aku bisa mengunduh aplikasi rute Transjakarta,” kata Mutia.
Menurutnya, sistem wayfinding akan lebih berpengaruh bagi orang tua atau lanjut usia. “Orang tua akan sedikit sulit, apalagi kalau yang kesulitan dalam mendengar. Soalnya aku masih lihat beberapa orang tua yang salah turun halte,” ucapnya.
Penumpang lain, Lina (60) mengapresiasi sistem wayfinding. Tetapi ia kesulitan untuk informasi pemberhentian bus karena ketiadaan petugas. “kalau untuk saya akan sedikit sulit, apalagi masih bingung dengan rute bus. Kalau ada petugasnya saya bisa tanya langsung, kalau bertanya pada penumpang lain kan terkadang ada yang tidak paham juga,” kata Lina.
Evaluasi
Transjakarta akan mengevaluasi sejauh mana efektivitas sistem wayfinding guna mempersiapkan tindakan mitigasi. Direktur Transjakarta Agung Wicaksono mengatakan, pihaknya akan menambahkan informasi seperti peta rute beserta gedung-gedung terdekat yang bersinggungan dengan halte di dalam bus.
"Transjakarta sedang mencoba membentuk budaya baru dalam bertransportasi massal secara mandiri," ujar Agung.
Berkaitan dengan itu, Agung meminta agar pelanggan tidak perlu khawatir karena tidak ada petugas di dalam bus. Sebab lokasi pengawasan beralih ke halte. Transjakarta menyediakan petugas khusus yang berkeliling memeriksa keadaan pelanggan dan situasi bus.