Gol Bola Mati Kembali Buyarkan Kemenangan Semen Padang
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS -- Semen Padang FC terpaksa berbagi poin kala menjamu Persija Jakarta pada pekan ke-27 Shopee Liga 1 2019 di Stadion Haji Agus Salim, Padang, Sumatera Barat, Kamis (7/11/2019). Gol dari bola mati kembali menjadi biang kegagalan tim Kabau Sirah meraup poin penuh setelah laga berakhir imbang, 2-2.
Hasil itu membuat Semen Padang masih berkutat di zona degradasi, meskipun naik satu peringkat ke posisi 17 dengan koleksi 24 poin dari 27 laga. Sementara itu, Persija Jakarta naik dua peringkat ke posisi 13 dengan 28 poin, namun baru memainkan 25 pertandingan.
Secara umum, laga berjalan imbang di kedua babak. Tuan rumah ataupun tamu sama-sama saling menyerang. Persija unggul terlebih dahulu melalui penyerang Marko Simic pada menit ke-16. Simic berhasil memaksimalkan umpan matang yang dikirimkan oleh gelandang Rohit Chand.
Semen Padang sempat memberi harapan pada para pendukungnya dengan membalikkan keadaan pada pengujung babak pertama. Dua gol dalam selang waktu berdekatan dari penyerang Vanderlei Francisco (menit ke-42) dan Mariando Djonak Uropmabin (45+1) membuat suasana stadion sangat bersemangat saat jeda.
Akan tetapi, kegagalan mengatisipasi tendangan pojok Persija membuat Semen Padang kembali tersusul pada menit ke-59. Bek Persija Ryuji Utomo Prabowo berhasil mencetak gol dengan kepala bola tendangan pojok Ismed Sofyan yang sebelumnya sempat disundul gelandang Semen Padang Manda Cingi.
“Lagi-lagi kami kebobolan lewat set piece mudah. Ada konsentrasi pemain yang hilang. Kami sudah latihan untuk mengatasi situasi bola mati. Tetapi, postur pemain kami juga berpengaruh. Tidak semua pemain kami posturnya sama dengan pemain Persija, yang secara atletis lebih tinggi. Kami berupaya untuk menghalau tapi gagal,” kata Pelatih Kepala Semen Padang Eduardo Almeida.
Pada pekan ke-26, saat bertamu ke kandang Bhayangkara United di Stadion Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta, Sabtu (2/11), kemenangan Kabau Sirah juga buyar lewat eksekusi bola mati. Para pemain belakang Semen Padang gagal menghalau sepak pojok gelandang Bruno Matos yang akhirnya sukses disundul penyerang jangkung Herman Dzumafo Epandi menit ke-89. Pertandingan pun berakhir dengan skor 2-2.
Pada pekan ke-24 dan ke-25, saat dikalahkan Persipura 1-2 dan Arema FC 1-0, Semen Padang juga kebobolan melalui bola mati. Saat dipermalukan Persipura di kandang sendiri, Kabau Sirah kebobolan gol kedua melalui tendangan bebas gelandang Todd Ferre. Adapun saat dikalahkan Arema, Semen Padang kebobolan melalui titik putih yang dieksekusi oleh gelandang Makan Konate.
Walaupun gagal memaksimalkan pertandingan kandang dan masih terjebak di zona degradasi, pemain Semen Padang tidak kehilangan optimisme. Klub akan memaksimalkan tujuh pertandingan tersisa, yaitu tiga laga kandang dan empat laga tandang.
“Saya merasakan situasinya sulit, tapi sejak kedatangan pelatih Eduardo kami sudah berkomitmen tidak menyerah. Saya juga yakin kami bisa memaksimalkan laga tandang untuk meraup poin. Meskipun pertandingan kandang tinggal sedikit, tidak masalah. Kami di kandang dan tandang punya motivasi sama, yaitu meraih poin,” kata Rifqi.
Bermain lambat
Meskipun bisa saling berbalas gol, kedua tim bermain dengan tempo lambat. Tim tamu seolah terbawa ritme permainan Kabau Sirah. Dalam pertandingan ini, Semen Padang memang lebih bermain sabar dengan membangun serang dari bawah, meskipun target poin penuh gagal dicapai.
Pelatih Kepala Persija Jakarta Edson Tavares mengatakan, timnya memang tidak bisa bermain cepat dalam pertandingan ini. Jadwal pertandingan yang padat, hampir setiap tiga hari, membuat stamina pemain terkuras.
Kondisi itu diperparah pula dengan absennya sejumlah penggawa tim, seperti sayap Riko Simanjuntak, gelandang Ramdani Lestaluhu, dan bek Tony Sucipto juga turut berpengaruh. Pelatih tidak bisa leluasa memilih pemain sehingga tim tidak bisa tampil maksimal.
“Setiap tiga hari kami bertanding. Kami tidak punya banyak waktu untuk istirahat. Ini sangat sulit bagi kami,” kata Tavares.
Walakin, hasil seri tersebut sangat berharga bagi Persija. Untuk sementara, juara Liga 1 musim lalu itu bisa menjauh dari zona degradasi.