Sebanyak 1.100 desa di Papua dan Papua Barat masih gelap gulita atau belum terjangkau layanan listrik. Mayoritas desa yang belum terlistriki berada di kawasan pegunungan Papua.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Sebanyak 1.100 desa di Papua dan Papua Barat masih gelap gulita atau belum terjangkau layanan listrik. Mayoritas desa yang belum terlistriki berada di kawasan pegunungan Papua.
Hal itu disampaikan Juru Bicara PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat Septian Pujianto, Jumat (8/11/2019), di Jayapura.
Septian mengatakan, PLN terus mengupayakan semua desa di Papua dan Papua Barat segera teraliri listrik melalui program Papua Terang. Pelaksanaan program ini sejak 2018 sudah melistriki 303 desa hingga November 2019.
Selain penggunaan pembangkit EBT, kami juga masih menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel di desa yang kondisi geografisnya tidak sulit.
Adapun tantangan dalam pembangunan infrastruktur listrik di Papua dan Papua Barat yakni faktor keamanan dan kondisi geografis yang sulit sehingga menjadi kendala dalam pemasangan material pembangkit listrik.
Penyediaan listrik dalam program Papua Terang berbasis pada energi baru terbarukan (EBT), yakni Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro, Tabung Listrik (Talis), Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm), dan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya). Untuk Pikohidro, lebih cocok jika diaplikasikan pada daerah yang memiliki perbedaan ketinggian.
”Selain penggunaan pembangkit EBT, kami juga masih menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel di desa yang kondisi geografisnya tidak sulit,” ujar Septian.
Ia menuturkan, pembangunan sarana pembangkit listrik di 364 desa di Papua dan Papua Barat tengah berlangsung hingga awal November ini.
Adapun rasio elektrifikasi di Papua mencapai 94,28 persen dan rasio elektrifikasi di Papua Barat mencapai 99,99 persen. Peningkatan rasio di Papua turut dipicu adanya bantuan pemasangan lampu tenaga surya hemat energi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
”Kami menargetkan sekitar 1.100 desa telah terlistriki pada 2020 mendatang. Tujuannya agar rasio elektrifikasi di Papua dan Papua Barat mencapai 100 persen,” tambahnya.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Papua, Thomas Sondegau, mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi program Papua Terang dari pemerintah pusat.
Ia pun berharap kehadiran program Papua Terang tak hanya dirasakan masyarakat di daerah perkotaan dan wilayah yang mudah diakses, tetapi juga daerah yang terisolasi.
”Kami berharap PLN segera menuntaskan pemasangan infrastruktur kelistrikan di ribuan desa tersebut. DPRD Papua mendukung penuh program ini karena sangat bermanfaat bagi masyarakat setempat,” ujar Thomas.