GE akan menginvestasikan dana hingga 60 juta dollar AS untuk membangun pusat perbaikan dan pengembangan turbin gas HA di Singapura.
Oleh
SRI REJEKI dari Singapura
·3 menit baca
SINGAPURA, KOMPAS — GE akan menginvestasikan dana hingga 60 juta dollar AS untuk membangun pusat perbaikan dan pengembangan turbin gas HA di Singapura. Investasi ini akan diaplikasikan dalam 10 tahun dan digunakan, antara lain, untuk menambah 160 pekerja terampil guna mendukung operasi produksi pembangkit listrik HA (high-efficiency air-cooled) di Asia.
Investasi ini diharapkan mampu mengurangi waktu perbaikan, dari semula empat bulan menjadi dua bulan, khususnya untuk konsumen yang berada di wilayah Asia Pasifik.
Hal ini dikatakan CEO GE Gas Power Scott L Strazik dalam peluncuran Pusat Perbaikan dan Pengembangan Turbin Gas HA di Singapura, Kamis (7/11/2019).
Sebelumnya, perbaikan dan perawatan harus dilakukan di Greenville, South Carolina, Amerika Serikat. ”Sejauh ini, kami telah menerima pesanan 101 unit gas turbin dari 40 pembeli yang tersebar di 18 negara di seluruh dunia. Tidak sedikit dari Asia, Timur Tengah, dan Eropa,” kata Scott.
Sebanyak 40 unit di antaranya telah beroperasi dengan durasi operasi mencapai 435.000 jam. GE mengklaim, pihaknya menyediakan lebih dari sepertiga kebutuhan listrik dunia.
Presiden dan CEO GE Asia Pacific Wouter Van Wersch menambahkan, keberadaan Pusat Perbaikan dan Pengembangan Gas Turbin HA di Singapura memberikan kesempatan bagi mereka untuk meningkatkan dan mempercepat pelayanan di wilayah Asia Pasifik.
Vice President Global Supply Chain GE Power Richard Simpson menyebutkan, perbaikan semua suku cadang nantinya diharapkan dapat dilakukan di Singapura. Saat ini, perbaikan yang dapat dilakukan di Singapura terutama untuk bagian-bagian penting, seperti rotor, nozzle, dan baling-baling.
Usai peluncuran, para undangan termasuk media diajak berkeliling ke lokasi pusat perbaikan yang terlihat rapi, terang, dan didukung peralatan canggih. Sebagian besar pekerjaan didukung oleh peralatan otomatis dan robot.
Sebenarnya, seperti diungkapkan President Operations GE Gas Power Asia Pacific Jim Vono, keberadaan pusat perbaikan ini bertujuan meningkatkan pelayanan pelanggan ketimbang peningkatan penjualan. ”Tentu saja kami harapkan akan berpengaruh pada penjualan, tapi bukan itu tujuan utama dengan investasi sebesar ini,” kata Jim.
Menurut dia, turbin gas terbaru mereka, yakni 7HA dan 9HA, sangat kompleks, berbeda dari produk sebelumnya sehingga membutuhkan penanganan khusus. ”Sebelum ini kami sudah mengeluarkan 10 juta dollar AS untuk membangun lokasi ini. Dana 60 juta dollar AS selain untuk infrastruktur, peralatan, dan perlengkapan, juga untuk biaya perekrutan 160 tenaga terampil baru dan pelatihan mereka,” kata Jim.
Pemilihan Singapura sebagai lokasi pusat perbaikan karena GE sudah 45 tahun menempatkan pabriknya di negara kota ini. Perusahaan ini juga menempatkan bisnisnya di bidang penerbangan dan teknologi kesehatan di sini. ”Singapura sudah membuktikan kualitas, kapabilitas, dan kapasitasnya,” kata Jim.
Di wilayah ASEAN, GE melayani separuh dari kebutuhan listrik puncak Singapura, hampir separuh listrik terpasang di Malaysia, dan 5,5 gigawatt (GW) dari 17,5 GW kapasitas terpasang di Indonesia. Dalam bidang energi terbarukan, pembangkit listrik turbin gas adalah bisnis terbesar GE, disusul pembangkit tenaga sinar matahari dan angin.
”Di Indonesia, kami sedang menggarap proyek Jawa 1 dengan kapasitas lebih dari 1 GW yang direncanakan beroperasi tahun 2021 atau 2022, serta proyek Tambaklorok dengan kapasitas 700 MW. Indonesia termasuk pasar besar kami,” kata Jim. (EKI)