Perusahaan teknologi finansial pinjam-meminjam uang berbasis teknologi informasi PT Kredit Pintar Indonesia atau Kredit Pintar mengklaim telah menyalurkan pinjaman Rp 7 triliun dari target 2019 sebesar Rp 10 triliun.
Oleh
MEDIANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan teknologi finansial pinjam-meminjam uang berbasis teknologi informasi PT Kredit Pintar Indonesia atau Kredit Pintar mengklaim telah menyalurkan pinjaman Rp 7 triliun dari target 2019 sebesar Rp 10 triliun. Lebih dari 20 persen pinjaman digunakan sebagai modal usaha nasabah.
CEO Kredit Pintar Wisely Wijaya menyampaikan hal tersebut pada Kamis (7/11/2019) dalam konferensi pers di Jakarta.
Dia menyebutkan, ada sekitar 20 jenis penggunaan dana pinjaman. Selain modal usaha, pinjaman juga digunakan, antara lain, untuk memperbaiki rumah dan membiayai pendidikan, bahkan persalinan. Ia berharap, persentase penggunaan pinjaman untuk modal usaha terhadap total pinjaman terus meningkat.
”Jika dana pinjaman dari kami dipakai untuk modal usaha, kami berharap bisa mempermudah kegiatan bisnis dan produktivitas usaha. Ketika usaha mereka produktif, perputaran uang lancar, akhirnya tingkat pengembalian pinjaman tidak terhambat,” ujar Wisely.
Menurut dia, saat ini Kredit Pintar hanya melayani pinjaman dengan tenor minimal dua bulan dan maksimal 12 bulan. Pada awal berdiri, Mei 2018, Kredit Pintar menawarkan pinjaman dengan tenor lebih singkat, yakni satu bulan. Dengan strategi mengubah jangka waktu pengembalian pinjaman menjadi lebih lama, diharapkan lebih sesuai dengan target. Dengan demikian, penyaluran pinjaman untuk modal usaha bisa lebih aktif.
Alasan lain saat memperpanjang tenor pinjaman adalah memperkecil biaya layanan (fee interest) menjadi 0,1-0,8 persen per hari.
Jumlah nasabah Kredit Pintar saat ini sekitar 1,8 juta orang, yang lebih banyak berdomisili di Jawa. Kredit Pintar yang sudah mengantongi status izin dari Otoritas Jasa Keuangan berencana ekspansi ke Filipina dan tiga negara lain.