Partai Nasdem menjalankan strategi dini untuk pemenangan pemilihan umum dalam rentang waktu lima tahun ke depan. Mengundang sejumlah calon kepala daerah untuk hadir di Kongres II Nasdem menjadi salah satu cara.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA/AGNES THEODORA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai Nasdem menjalankan strategi dini mempersiapkan diri untuk pemenangan pemilihan umum dalam rentang waktu lima tahun ke depan. Mengundang sejumlah calon kepala daerah untuk hadir di Kongres II Nasdem menjadi salah satu cara.
Kongres II Nasdem di Jakarta memasuki hari ketiga, Minggu (10/11/2019). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa hadir menjadi pemateri dalam agenda diskusi.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga turut hadir memberikan sambutan selamat datang kepada delegasi saat pembukaan kongres. Kehadiran tiga kepala daerah itu dikait-kaitkan dengan strategi Nasdem mencari kandidat berpotensi untuk diusung dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Ketua DPP Partai Nasdem Saan Mustopa mengungkapkan, untuk konteks pilpres, Nasdem belum memiliki gambaran siapa sosok yang akan diusung. Namun, untuk pemilihan anggota legislastif, Nasdem tengah merancang strategi pemenangan.
Nasdem menargetkan bisa menang atau paling tidak menembus posisi 3 besar dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024. Pada Pileg 2019, Nasdem meraup 59 kursi DPR dan menjadi partai pemenang ke-4.
Saat ini, Nasdem tengah memikirkan praksis dan model pendekatan yang dirasa tepat untuk meraih target pada Pileg 2024. Langkah awal pemenangan Pileg, katanya, harus didesain sejak sekarang.
Saan tak menampik kehadiran Gubernur Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Kongres II Nasdem sebagai salah satu cara Nasdem melihat potensi-potensi pemimpin daerah yang bisa diajukan menjadi calon presiden (capres) 2024.
”Ini sebagai perkenalan untuk 2024. Kalau mereka punya keinginan, wajar saja. Kami beri ruang, tapi itu, kan, kembali ke masing-masing. Tapi Nasdem sendiri, jangankan calon, mekanisme untuk memilih capres saja belum ada,” ujar Saan ditemui di lokasi kongres.
Membantah
Adapun Ridwan Kamil menampik kehadirannya di Kongres II Nasdem berkaitan dengan upaya penjajakan diusung Nasdem sebagai calon presiden pada Pilpres 2024. Ia mengaku sama sekali belum ada pembicaraan yang mengarah ke penjajakan pencalonan capres.
Bagi Ridwan, masih terlalu dini untuk mengaitkan kehadirannya dalam kegiatan Nasdem dengan peluang maju Pilpres 2024. Jika benar-benar ada tawaran dari Nasdem untuk maju sebagai calon presiden, Ridwan tak mau berandai-andai. Ia berdalih, masih banyak pekerjaan sebagai gubernur yang mesti ia tuntaskan dalam empat tahun ke depan masa kepemimpinannya.
”Saya gubernur baru yang sedang bekerja. Jadi, kalau dikaitkan dengan hal yang terlalu jauh, masih belum saatnya,” katanya.
Ketua Fraksi Nasdem Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ahmad Ali menyangkal kehadiran Ridwan Kamil dan juga Khofifah berkaitan dengan manuver Nasdem menyongsong Pilpres 2024. Namun, Ali tak menampik bahwa parpol adalah salah satu saringan untuk melahirkan pemimpin.
”Nasdem tidak menutup diri untuk membuka ke kader-kader terbaik yang dianggap punya loyalitas, komitmen, dan integritas untuk membangun negeri ini,” kata Ali.
Ali tak memberikan jawaban tegas mengenai kepastian peluang Ridwan dan Khofifah untuk diusung Nasdem maju di Pilpres 2024. Baginya, menguji kapasitas Ridwan dan Khofifah diperlukan waktu sehingga tidak bisa hanya dalam sekali pertemuan lalu memberikan penilaian.
Ia menyatakan, Nasdem masih ingin melihat lebih jauh apa yang sudah mereka berdua lakukan untuk bangsa ini. Termasuk komitmen-komitmennya untuk rakyat.
Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, berpendapat, Nasdem tengah menyiapkan calon pengganti Presiden Joko Widodo. Namun, untuk yang terdekat, Nasdem memikirkan cara agar bisa berjaya dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020. Kehadiran Ridwan Kamil, Anies, dan Khofifah sangat penting bagi Nasdem karena membutuhkan figur untuk mendongkrak elektabilitas.
Hendri memandang wajar Nasdem mulai mengambil ancang-ancang sebagai persiapan dini menghadapi Pilkada 2020 serta Pileg dan Pilpres 2024. Hal itu karena Nasdem tak punya tokoh internal partai level nasional yang betul-betul siap didorong menjadi capres. Kehadiran Anies, Ridwan, dan Khofifah bisa memberikan kesan bahwa mereka berada di dalam Nasdem.
”Membangun citra butuh waktu lama. Minimal untuk menghadapi (Pilkada) 2020 dulu. Kehadiran ketiga pemimpin daerah itu menandakan kepentingan politik jangka panjang Nasdem,” katanya.