JAKARTA, KOMPAS— Keberhasilan Nabi Muhammad SAW mengubah tatanan politik, masyarakat, dan keagamaan yang membuat bangsa Arab keluar dari zaman jahiliah atau kebodohan dapat dijadikan teladan bagi pemerintah dalam mewujudkan cita-cita Indonesia maju pada 2045. Oleh karena itu, pemerintahan Presiden Joko Widodo-Wakil Presiden Ma’ruf Amin pun menjadikan pembangunan sumber daya manusia sebagai fokus pembangunan hingga lima tahun mendatang, seperti pendekatan yang dilakukan Rasulullah.
Dalam sambutannya di acara peringatan Maulid Nabi Muhammad atau hari lahir Nabi Muhammad di Istana Negara, Jakarta, Jumat (8/11/2019), Wakil Presiden Ma’ruf Amin, mengatakan, Rasulullah merupakan tokoh perubahan yang luar biasa. Nabi Muhammad berhasil melakukan perubahan besar selama lebih kurang 23 tahun.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad dihadiri Presiden Jokowi, Wapres Amin, para kepala lembaga negara, dan sejumlah menteri. Hadir pula sejumlah perwakilan negara sahabat dan pengurus organisasi kemasyarakatan Islam.
Menurut Wapres Amin, perubahan yang dilakukan Rasulullah Muhammad merupakan perubahan pada sisi manusia. Muhammad mengubah akidah, cara berpikir, dan perilaku manusia menjadi lebih baik. ”Semangat perubahan seperti yang dilakukan Rasulullah itulah yang ingin kami contoh, kami teladani, dalam membangun Indonesia. Mengubah Indonesia menjadi negara maju itu tergantung manusianya. Karena itu, pemerintah menjadikan pembangunan SDM sebagai prioritas,” tuturnya.
Wapres Amin menambahkan, pembangunan SDM ditujukan untuk menciptakan generasi yang unggul. Tidak hanya sehat dan cerdas, pembangunan SDM juga ditujukan untuk mewujudkan manusia produktif, punya daya saing, dan yang tak kalah penting adalah memiliki akhlak yang baik. Untuk itu, pemerintah berupaya membangun pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya menekan angka tengkes (stunting).
”Pencegahan stunting ini penting supaya SDM Indonesia tidak lemah,” kata Amin. Selain itu, pemerintah juga fokus menciptakan generasi cerdas dengan melakukan reformasi pendidikan, baik formal maupun nonformal.
Sebelumnya, dalam uraian hikmah bertema ”Meneladani Akhlak Rasulullah SAW untuk Indonesia Unggul dan Maju”, penceramah, Guru Besar UIN Walisongo, Semarang, Abdul Djamil, menyampaikan, Nabi Muhammad merupakan tokoh perubahan untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang lebih beradab. Berbagai hambatan dan rintangan dihadapi demi keberhasilan reformasi total terhadap tatanan lama dalam masyarakat, khususnya Arab Saudi, kala itu.
Sementara itu, saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul Almaghfurlah KH Muhammad Amin di Masjid Jami’ Baitul Muhtadin, Kompleks Al Amin, Renged, Kresek, Tangerang, Banten, kemarin malam, Wapres Amin menyatakan, teladan yang ditunjukkan Nabi Muhammad kepada seluruh umat adalah untuk terus belajar dan menjadi orang berguna bagi bangsa dan negara. Dengan demikian, para penerus Nabi Muhammad bisa melanjutkan perjuangan para alim ulama menyebarkan kebaikan.
Pada acara yang diperingati di Masjid Jami’ Baitul Muhtadin yang didirikan ayahnya, Almaghfurlah KH Muhammad Amin, sekitar tahun 1970, itu Wapres Amin menceritakan, ayahnya mendorong semua muridnya menjadi orang pintar dan paham agama. Dengan memahami agama dan cerdas, para murid dapat meneruskan perjuangan Rasul dan menyebarkan kebaikan. ”Ayah saya ingin menjadikan anak-anaknya berguna bagi bangsa negara, tidak meminta saya menjadi Wakil Presiden, (tetapi) supaya menjadi orang bermanfaat,” ujar Amin.
Kata Wapres, dengan menjadi orang pintar, memahami agama, dan bermanfaat bagi bangsa dan negara, seseorang bisa menghilangkan kejahiliahan walau kegelapan itu dapat terus datang dan datang lagi di berbagai zaman.
Setelah kedatangan Nabi Muhammad, ulama sebagai penerus Nabi, kata Wapres, berperan menghilangkan kejahiliahan. Wapres Amin pun mendorong umat untuk menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat. Hal ini, lanjutnya, diajarkan oleh Nabi Muhammad bahwa kehidupan dunia penting untuk membangun akhirat.
Dengan demikian, umat Islam tidak menjadi umat yang lemah baik dari segi pendidikan, ekonomi, maupun agama. ”Apalagi, kita ingin Indonesia menjadi negara maju, kuat ekonominya. Karena itu, penduduknya harus juga kuat, mampu mengembangkan dunianya, harus pintar, harus bisa hidup layak,” tuturnya.
Tradisi Baayun Maulid
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, sebagaimana dilaporkan dari Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Sabtu malam, juga berlangsung semarak dan khidmat. Acara ini diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin di Kompleks Kubah Basirih atau Makam Habib Basirih.
Sebanyak 418 orang terdaftar sebagai peserta dan mengikuti kegiatan berayun di ayunan yang dihiasi berbagai ornamen.
Pada tradisi Baayun Maulid itu, warga mengayunkan anak sambil membaca syair maulid. Dengan ayunan itu, warga berharap anaknya mengikuti teladan Nabi Muhammad dan mendapatkan berkah.
Tradisi Baayun Maulid diikuti mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa dan lanjut usia. Peserta termuda kali ini seorang bayi laki-laki berusia tiga hari atas nama Sayid Ahmad Kahbir Bahasyim. Sementara peserta tertua ialah nenek berusia 70 tahun atas nama Rusminah.
Dengan mengayunkan anak yang baru lahir sambil membaca shalawat atau doa, harapannya, sang anak panjang umur, murah rezeki, dan penuh berkah.