BPBD setiap bulan memperbarui informasi potensi longsor untuk mengantisipasi bencana, sekaligus edukasi kepada warga ataupun aparat kecamatan dan kelurahan. Informasi itu berguna untuk mitigasi bencana.
Oleh
Wisnu Wardhana/Stefanus Ato
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sepuluh kecamatan di DKI Jakarta berpotensi mengalami longsor saat diguyur hujan lebat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta meminta warga dan juga perangkat daerah untuk mewaspadai potensi itu.
Berdasarkan pengamatan dan pengukuran potensi pergerakan tanah oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 10 kecamatan DKI Jakarta masuk kategori menengah potensi longsor. Artinya, daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir/terjal, tebing jalan, dan lereng rentan longsor ketika curah hujan tinggi.
Adapun ke-10 kecamatan itu adalah Kramatjati dan Pasar Rebo di Jakarta Timur serta Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, dan Pesanggrahan di Jakarta Selatan.
”Curah hujan berpengaruh pada kontur tanah di lereng atau tebing. Tanah menjadi labil, lalu longsor,” kata Kepala UPT Pusat Data dan Informasi Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta M Ridwan Ibrahim di Jakarta Senin (11/11/2019).
BPBD setiap bulan memperbarui informasi potensi longsor untuk mengantisipasi bencana, sekaligus edukasi kepada warga serta aparat kecamatan dan kelurahan. Informasi itu berguna untuk mitigasi bencana.
Selain itu, BPBD mengingatkan warga agar tidak mendirikan bangunan di area rawan longsor, seperti lereng atau tebing dan pinggir sungai.
Sebelumnya terjadi longsor di RT 007 RW 005, Jalan Pesona IX, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada 26 November 2018. Hujan deras menyebabkan garasi rumah warga longsor dan menimbun sepeda motor yang terparkir di garasi. Rumah itu berdiri di lahan hijau dan dibangun tanpa izin mendirikan bangunan (IMB).
Sehari berselang, terjadi longsor di Jalan H Miran, RT 012 RW 006, Cilandak Barat, Jakarta Selatan. Kemudian, hujan deras menyebabkan amblesnya turap di antara RT 010 RW 002 dan RW 004 Kelurahan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pada 4 Desember 2018. Tidak ada korban jiwa ataupun luka dalam peristiwa itu.
Hujan lebat
Sementara itu, melemahnya intensitas siklon tropis Nakri di Laut China Selatan menyebabkan angin timur di selatan ekuator turut mengalami pelemahan. Hal ini meningkatkan aliran massa udara basah dari Asia masuk ke wilayah Indonesia sehingga bisa memicu potensi hujan lebat.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan sepekan ke depan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.
Jakarta menjadi salah satu wilayah berpotensi hujan lebat. Wilayah lain yang juga bakal mengalami hujan lebat adalah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan Papua.
”Masyarakat tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat timbul, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG R Mulyono R Prabowo.