Mulai bersolo karier membuat penyanyi Gamaliel Tapiheru kembali mencari jati dirinya. Memulai karier dari Youtube bersama sang adik Audrey Tapiheru membuat Gamal merasakan beragam tantangan. Ia bahkan sempat terpengaruh dan merasa kurang percaya diri karena stigma yang ia dapatkan dari lingkungan.
“Dulu sempat berpikir kok angka streamingnya kurang, jadi kurang percaya sama hasil karya sendiri. Jadi berpikir seperti ini karena anggapan dari orang lain, sebenarnya tidak menyentuh batas angka tertentu bukan berarti karya kita jelek,” cerita Gamal di Jakarta, pekan lalu.
Rasa minder ini Gamal lawan saat membuat karyanya sendiri. Di tahun 2011, Gamal merilis single solonya berjudul "Cuma Aku".
Jika saat bertiga bersama GAC, Gamal terbiasa berdiskusi dan tidak mementingkan diri sendiri saat membuat keputusan, kali ini ia justru kebingungan ketika diberikan kebebasan. Hal inilah yang membuatnya mencari apa yang sebenarnya ia inginkan dalam bermusik.
“Jadi mencari Gamaliel kecil yang masih menikmati musik apa adanya. Sampai akhirnya menemukan apa yang diinginkan,” terang penyanyi yang juga pengarah vokal ini.
Bagi Gamal, memberikan apresiasi dengan tulus bisa menjadi penyemangat untuk terus berkarya. Ia merasa saat ini budaya mengapresiasi yang dilakukan tidak tulus, selalu saja ada alasan untuk membandingkan. Padahal, pujian yang diberikan bisa dilakukan tanpa rasa sirik. Oleh karena itu, ia berusaha memberikan apresiasi setulus hati ke orang lain.
“Kayaknya sekarang ini sulit banget untuk memuji orang lain, kalaupun ia ketika memberikan selamat seringkali ada ‘tapi’nya,” terangnya. (*)