Nasdem Krisis Tokoh
Partai Nasdem membuka pintu bagi semua pihak untuk diusung pada Pemilu 2024. Nasdem menyadari bahwa saat ini belum memiliki kader dengan kapasitas sesuai harapan masyarakat.
JAKARTA, KOMPAS Persiapan menghadapi Pemilu 2024 yang disebut-sebut akan menjadi ajang kontestasi pasar bebas datang lebih cepat. Lewat perhelatan kongres selama tiga hari terakhir, Partai Nasdem menjajaki strategi dini membidik sejumlah tokoh kepala daerah dari luar partai dan memetakan kekuatan menuju 2024.
Kongres Partai Nasdem yang diadakan dari 8 November 2019 dan akan ditutup pada Senin (11/11) oleh Presiden Joko Widodo ini turut membahas strategi dan persiapan partai menghadapi Pemilu 2024.
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengatakan, dalam rangka persiapan 2024 yang disebut-sebut sebagai momentum alih generasi, transformasi generasi harus dilakukan. Nasdem memberi kesempatan kepada siapa pun figur dari luar partai untuk diusung saat pemilu. Apalagi, saat ini partai tidak memiliki kader yang berkapasitas dan sesuai harapan publik.
”Nasdem sejak sekarang harus mengatakan, dia harus tahu diri. Ketika kader yang dimiliki dengan seluruh daya upaya dan dikader, tetapi kapasitasnya belum sesuai aspirasi dan harapan masyarakat, harus memberi kesempatan kepada siapa pun tokoh dari luar partai,” kata Surya di sela acara hari ketiga Kongres Nasdem di Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (10/11).
Pada Pemilu 2019, Nasdem berhasil mendongkrak perolehan suaranya cukup drastis, dari sebelumnya 6,72 persen suara di Pemilu 2014 menjadi 9,05 persen suara. Salah satu faktor yang memengaruhi adalah strategi yang disusun Nasdem dalam menjaring tokoh-tokoh berpengaruh, termasuk yang berasal dari partai lain, sebagai calon anggota legislatif.
Saat ini, strategi serupa akan ditempuh Nasdem. Mengantisipasi minimnya tokoh dari dalam partai, Nasdem kini mengincar sejumlah sosok kepala daerah. Pasca-Pemilu 2019, Surya beberapa kali bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Spekulasi semakin berkembang setelah Anies juga ikut membuka acara kongres, Jumat (8/11).
Sekretaris Fraksi Partai Nasdem Saan Mustopa mengatakan, Anies bukan satu-satunya sosok kepala daerah yang diincar Nasdem untuk Pemilu 2024. Ada pula Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Ketiga kepala daerah itu diberi ruang bicara selama kongres.
Selain Anies yang ikut membuka acara kongres, Kamil juga diundang untuk memberi materi kepada ribuan kader Nasdem mengenai inovasi pemerintahan daerah dan hubungan eksekutif-legislatif. Sementara, Khofifah ikut memberi materi mengenai menangkal intoleransi dan radikalisme dalam perspektif kepala daerah.
”Itu sebagai perkenalan. Kami memandang Pemilu 2024 itu kembali ke posisi nol. Artinya, semua tokoh potensial mempunyai kesempatan yang sama. Kalau mereka punya niat (untuk maju) di Pemilu 2024, wajar saja kami kasih ruang. Namun, itu kembali ke mereka masing-masing,” tutur Saan.
Penjajakan komunikasi yang dilakukan Nasdem dengan partai di luar pemerintahan, seperti PKS, juga bagian dari menjaga saluran komunikasi sampai lima tahun ke depan. Selain itu, Nasdem juga tengah mengkaji beberapa opsi jangka panjang, salah satunya mengadakan konvensi untuk menjaring capres menuju 2024.
”Bukan berarti Nasdem mau membuat poros baru, poros Gondangdia berhadapan dengan poros Teuku Umar (PDI-P dan Gerindra), tetapi tidak menutup kemungkinan dari komunikasi lintas partai saat ini, suatu ketika nanti ada kecocokan pemahaman dan gagasan. Namun, itu urusan nanti,” tuturnya, melanjutkan.
Nasdem, ujar Surya, membuka ruang kepada semua tokoh potensial, tidak hanya Anies, Ridwan, dan Khofifah, tetapi juga kepala daerah lain. ”Ada banyak pilihan alternatif. Jangan terjebak pada pikiran jangka pendek, seakan-akan ketika ada pikiran strategi jangka panjang, itu dianggap nihilisme dan retorika semata,” ujarnya.
Adapun Ridwan menampik kehadirannya di Kongres Nasdem berkaitan dengan upaya penjajakan untuk menjadi calon presiden di Pemilu 2024. Bagi Ridwan, masih terlalu dini untuk mengaitkan kedatangannya itu dengan peluang maju di Pilpres 2024.
Minim tokoh
Dinamika saat ini memperkuat kesan, Nasdem sedang kekurangan calon pemimpin nasional. Menurut pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, hal itu tampak tidak hanya melalui regenerasi ketua umum yang macet, tetapi juga strategi dini Nasdem membidik tokoh dari luar untuk Pemilu 2024.
Ia menilai, strategi dan manuver Nasdem mungkin akan menguntungkan secara elektoral. Namun, strategi itu menunjukkan persoalan klasik di tubuh Nasdem, yaitu kaderisasi dan regenerasi yang kurang.
”Nasdem tidak punya tokoh level nasional yang bisa didorong. Minimal, strategi ini untuk menghadapi Pilkada 2020 dulu. Ini menjadi bagian dari pencitraan, seolah Nasdem memang mempunyai tokoh bagus saat ini. Nasdem sedang memainkan politik jangka panjang,” tutur Hendri.
Kepala Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia Aditya Perdana mengatakan, dalam logika politik elektoral, fenomena partai-partai mempersiapkan diri untuk Pemilu 2024 yang tidak terprediksi itu masuk akal. Namun, hal itu juga menunjukkan bahwa pragmatisme partai politik semakin menjadi-jadi.
Berbagai manuver itu jangan sampai mengabaikan kewajiban partai, apalagi yang menjadi bagian dari pemerintahan, untuk bekerja bagi kepentingan rakyat. ”Kuncinya adalah partai harus tetap berdampak bagi kepentingan publik. Jangan sampai hitung-hitungan politik elektoral itu menegasikan kepentingan rakyat secara luas,” ujar Aditya. (Age/Iga)