logo Kompas.id
UtamaNon-Interferensi
Iklan

Non-Interferensi

ASEAN diam-diam mengikuti penerapan prinsip kedaulatan dan non-interferensi yang lebih bernuansa. Indonesia ingin memperlihatkan, sangat diterima di ASEAN untuk memberi perhatian pada perkembangan internal negara lain.

Oleh
MH SAMSUL HADI
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/RN-B2q4XsCDzxnamoSIzyI8e4iE=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F11%2FMALAYSIA-CAMBODIA-THAILAND-POLITICS-RAINSY-DIPLOMACY_84780815_1573314705.jpg
PHOTO BY SADIQ ASYRAF / AFP

Pemimpin oposisi Kamboja di pengasingan Sam Rainsy (tengah) pemimpin Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP), tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur di Sepang pada 9 November 2019.

Pekan lalu, hanya berselang dua hari seusai Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN, ada perkembangan menarik di tiga negara ASEAN terkait isu politik di Kamboja. Indonesia, Malaysia, dan Thailand—tiga dari lima negara pendiri ASEAN—menjadi tempat transit beberapa aktivis oposisi Kamboja yang berencana pulang kampung, Sabtu, 9 November lalu.

Hari itu merupakan hari peringatan ke-66 tahun kemerdekaan Kamboja dari Perancis. Momen itu akan dimanfaatkan oposisi Kamboja yang tinggal di pengasingan untuk kembali ke Kamboja. Perdana Menteri Hun Sen menganggap rencana itu sebagai upaya kudeta terhadap kekuasaannya. Karena itu, Phnom Penh mengirim surat ke semua negara ASEAN agar menangkap aktivis dari Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP) dan mendeportasi ke Kamboja jika mereka singgah di negara-negara ASEAN.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000