Pemerintah Kota Solo mendorong pengembangan pariwisata berbasis kegiatan olahraga. Untuk itu, ajang olahraga berskala nasional dan internasional akan terus digelar di Solo.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS — Pemerintah Kota Solo mendorong pengembangan pariwisata berbasis kegiatan olahraga. Untuk itu, ajang olahraga berskala nasional dan internasional akan terus digelar di Solo.
Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo mengatakan, pengembangan sektor pariwisata di Solo tidak hanya berbasis seni budaya, belanja, dan kuliner, tetapi kini juga didorong berbasis olahraga. Upaya pengembangan wisata berbasis olahraga dilakukan dengan menggelar berbagai ajang olahraga berskala nasional dan internasional.
Untuk itu, Pemkot Solo membuka pintu lebar-lebar bagi pihak swasta untuk mengadakan ajang olahraga di Solo. Tidak hanya itu, Pemkot Solo akan maksimal memberikan dukungan fasilitas yang dibutuhkan.
”Bulan Oktober 2019 sudah diadakan lari Solo Open 10K. Tahun depan, 29 Maret 2020, juga diadakan Pocari Sweat Run 2020,” kata Purnomo di Solo, Jawa Tengah, Senin (11/11/2019).
Purnomo mengatakan, kegiatan olahraga berskala nasional dan internasional akan menggerakkan sektor pariwisata Solo. Tingkat hunian hotel akan meningkat karena ditinggali para peserta yang datang dari sejumlah daerah, bahkan dari mancanegara. Selama di Solo, para peserta juga akan berbelanja batik, suvenir, dan menikmati berbagai kuliner. ”Hal itu akan memberikan efek ekonomi berganda,” katanya.
Hal itu akan memberikan efek ekonomi berganda.
Direktur Marketing PT Amerta Indah Otsuka Ricky Suhendar mengatakan, setelah sukses digelar di Bandung, Solo dipilih sebagai tempat penyelenggaraan ajang Pocari Sweat Run 2020. Ajang olahraga ini didukung Pemkot Solo dengan konsep sport tourism, yaitu memadukan kegiatan wisata dan olahraga. Karena itu, rute lari akan melintasi obyek wisata dan heritage di Solo.
”Kami sudah survei rute. Beberapa landmark yang akan dilewati adalah Benteng Vastenburg, Bank Indonesia (lama), Keraton Surakarta, Pasar Klewer, mural di Singosaren, Museum Keris, dan Stadion Sriwedari,” ujarnya.
Ricky mengatakan, Solo dipilih menjadi kota kedua penyelenggaraan Pocari Sweat Run 2020 setelah Bandung karena memiliki kekayaan budaya, wisata, dan beragam kuliner yang lezat. Hal itu menjadi daya tarik yang kuat dibandingkan dengan kota lain.
”Dari sisi budaya, keramahtamahan Solo menjadi daya tarik bagi kami sehingga akhirnya memutuskan Solo menjadi kota kedua ajang Pocari Sweat Run 2020,” ucapnya.
Menurut Ricky, Pocari Sweat Run 2020 terbagi menjadi dua kategori, yaitu 5K dan 10K. Terkait jumlah peserta, pihaknya belum bisa menyampaikan kuota maksimal yang ditetapkan. ”Kami ingin melihat dulu antusiasme dan semangat (warga) Solo dan sekitarnya sehingga kami masih belum membatasi berapa pesertanya,” katanya.