Pidato di Kongres Nasdem, Presiden: Koalisi Pemerintahan Solid
Presiden Joko Widodo mempertegas situasi koalisi pemerintahan dalam kondisi yang solid. Pesan tersebut disampaikan Presiden dalam suasana yang amat cair dan dipenuhi dengan candaan.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mempertegas situasi koalisi pemerintahan dalam kondisi yang solid. Pesan tersebut disampaikan Presiden dalam suasana yang amat cair dan dipenuhi dengan candaan.
Presiden Joko Widodo menghadiri perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-8 Partai Nasdem, Senin (11/11/2019) malam. Presiden Jokowi tiba bersama dengan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani, dan Wakil Presiden ke-12 RI Jusuf Kalla.
Rombongan Jokowi disambut langsung oleh Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Peserta kongres bergemuruh menyambut kedatangan Jokowi. Suasana kian cair manakala Presiden sempat tertawa ketika panitia HUT Nasdem menayangkan kembali video Surya Paloh yang berangkulan dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman. Video tersebut ditayangkan untuk mengingat kembali perjalanan politik Nasdem selama delapan tahun.
”Urusan rangkulan Bang Surya dan Sohibul Iman itu hanya masalah kecemburuan. Karena saya memang tidak pernah dirangkul seerat itu,” ujar Jokowi diiringi tawa seluruh peserta kongres.
Menurut Jokowi, tidak ada yang salah dalam urusan rangkul-merangkul jika komitmennya benar-benar pada persatuan kebangsaan. Oleh sebab itu, Jokowi menepis anggapan yang menyebut koalisi pemerintahan tengah renggang.
”Salah besar kalau ada yang menyampaikan koalisi ini sudah tidak rukun, keliru besar sekali. Kami rukun-rukun saja,” kata Jokowi.
Seusai memberikan sambutan, Jokowi bergegas menuju ke bangku tempat Surya duduk. Surya segera bangkit dan Jokowi memeluk erat Surya. Sebelum Jokowi memberikan sambutan, Surya memaparkan hasil-hasil Kongres II Nasdem.
Ia juga sempat menyelipkan candaan mengenai manuvernya merangkul Sohibul. Surya bergeming pada sikapnya bahwa Nasdem akan terus-menerus membuka ruang komunikasi dan konsolidasi bersama tanpa membedakan mereka yang ada di dalam ataupun di luar pemerintahan.
Enam resolusi
Kongres II Partai Nasdem resmi ditutup pada Senin (11/11/2019). Setelah berkongres selama tiga hari, ada enam resolusi yang dihasilkan. Keenam resolusi itu antara lain gagasan untuk mengamendemen konstitusi, menggelar Konvensi Calon Presiden 2024, mendukung kebijakan pemerintah untuk menghadapi resesi global, melanjutkan silaturahmi kebangsaan, melestarikan lingkungan hidup, dan memperteguh komitmen moralitas Pancasila dalam kebijakan legislatif dan eksekutif.
Salah besar kalau ada yang menyampaikan koalisi ini sudah tidak rukun, keliru besar sekali. Kami rukun-rukun saja.
Manifestasi politik restorasi ke depan oleh Partai Nasdem diwujudkan dalam bentuk Konvensi Capres 2024. Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik Partai Nasdem Charles Meikyansyah mengatakan, salah satu fungsi partai politik adalah merekrut pemimpin. Partai, kata Charles, berperan sebagai agregasi kepentingan publik dan harus menjadi wadah menghasilkan kader-kader terbaik yang menjadi penerus estafet kepemimpinan bangsa.
Atas dasar itu konvensi nantinya akan bersifat terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat. Sementara untuk mekanisme serta teknisnya masih akan dirumuskan dan diumumkan kemudian. Strategi konvensi ini berkaitan erat dengan ambisi Nasdem yang memasang target menjadi partai pemenang Pemilu 2024.
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengapresiasi rencana Nasdem menggelar konvensi. Baginya, hal itu menunjukkan Nasdem mau menjalankan tugas dan fungsi partai politik sebagai wadah perekrutan politik dan regenerasi kepemimpinan di tingkat pusat ataupun daerah.
Di sisi lain, rencana Nasdem menggelar konvensi dinilai tidak lepas dari kepentingan internal Nasdem untuk mendapatkan lokomotif suara pada Pemilu 2024. Selama ini, Nasdem tidak memiliki tokoh dari internal partai. Menurut Qodari, sejak berdiri, Nasdem ”meminjam” tokoh-tokoh partai lain untuk mendongkrak elektabilitas.
Rencana Nasdem menggelar konvensi dinilai tidak lepas dari kepentingan internal Nasdem untuk mendapatkan lokomotif suara pada Pemilu 2024. Selama ini, Nasdem tidak memiliki tokoh dari internal partai.
”Konvensi itu populer di Amerika Serikat. Konstituen ikut disertakan dalam menentukan pemimpin yang diusung. Sehingga konvensi betul-betul bisa menggerakkan mesin partai hingga ke tingkat bawah,” ujar Qodari.
Tetap di koalisi
Setelah secara resmi ditutup, Charles menyatakan, hasil sidang pleno dan komisi kongres telah meneguhkan posisi Partai Nasdem untuk tetap berada di dalam koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo. Nasdem dipastikan tetap mendukung pemerintahan Joko Widodo hingga berakhir pada 2024.
Sebelumnya, Nasdem kerap diisukan bakal menyeberang ke oposisi seusai pertemuan tingkat tinggi antara Surya Paloh dan Sohibul.
Presiden Jokowi sempat menyindir Surya Paloh saat membuka acara peringatan 55 tahun Partai Golkar, Rabu (6/11/2019), di Hotel Sultan, Jakarta. Jokowi menyinggung kemesraan Paloh dengan Sohibul.
”Kalau saya lihat, wajah Bang Surya (Paloh) hari ini lebih cerah dari biasanya, apalagi setelah beliau berdua berangkulan dengan Pak Sohibul Iman. Saya tidak tahu maknanya apa. Tetapi rangkulannya tidak seperti biasanya. Tidak pernah saya dirangkul oleh Bang Surya seerat seperti ia merangkul Pak Sohibul Iman,” kata Jokowi.
Meski menyatakan tetap dalam koalisi, Nasdem bakal tetap bersilaturahmi dengan partai-partai oposisi. Silaturahmi, kata Charles, penting untuk dilakukan demi persatuan Indonesia. Charles menampik langkah Nasdem tersebut dikaitkaitkan dengan upaya menggalang poros baru menghadapi 2024.