Impian Liverpool untuk mengakhiri puasa gelar Liga Inggris terasa semakin dekat setelah mengalahkan Manchester City dengan skor 3-1 di Anfield, Liverpool, Senin (11/11/2019) dini hari.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·4 menit baca
LIVERPOOL, SENIN — Impian Liverpool untuk mengakhiri puasa gelar Liga Inggris terasa semakin dekat setelah mengalahkan Manchester City dengan skor 3-1 di Anfield, Liverpool, Senin (11/11/2019) dini hari. Namun, ”The Reds” harus tetap berhati-hati karena akan menghadapi jadwal yang padat dalam dua bulan ke depan.
Konsistensi sangat dibutuhkan Liverpool untuk dapat menyelesaikan kompetisi yang masih panjang. Belajar dari beberapa musim sebelumnya, Liverpool tidak boleh kehilangan poin khususnya saat menghadapi tim papan tengah atau bawah untuk meraih gelar Liga Inggris pertama dalam 30 tahun terakhir.
Pada musim lalu, Liverpool sempat unggul 7 poin atas City, tetapi tergelincir di tengah musim. Setelah kalah dari City dengan skor 1-2 di Stadion Etihad, Liverpool gagal meraih poin penuh dari Leicester City, West Ham, Everton, dan Manchester United. Di sisi lain, City tancap gas dan unggul satu poin di akhir musim. Salah satu penyebabnya adalah cedera pemain.
Drama antara Liverpool dan City di musim lalu sepertinya sulit terulang kembali karena saat ini Liverpool unggul 9 poin atas City. Bahkan, City harus rela terlempar ke peringkat ke-4 karena Leicester City dan Chelsea berhasil meraih kemenangan.
Mantan gelandang Liverpool, Graeme Souness, pun optimistis peluang Liverpool untuk memenangi kompetisi Liga Inggris untuk pertama kali sejak 1990 sangat besar. Meskipun demikian, ia mengingatkan, Liverpool harus melihat masalah yang akan terjadi di masa depan, khususnya persoalan cedera pemain yang saat ini sedang dihadapi City.
”Apa yang salah? Cedera pada pemain kunci. Untuk menjadi yang terbaik, mereka semua harus berenergi tinggi. Cedera akan melukai mereka,” ujar Souness.
Sementara saat ini City sedang mengalami krisis khususnya di lini belakang setelah kiper Ederson dan bek Aymeric Laporte cedera. City terpaksa harus menurunkan Claudio Bravo yang sejak pertama kali datang diragukan dapat tampil bagus. Di posisi bek, Manajer Manchester City Pep Guardiola menyulap Fernandinho yang berposisi asli sebagai gelandang untuk menempati posisi yang ditinggalkan Laporte.
Tiga gol yang bersarang ke gawang City menunjukkan lemahnya lini pertahanan mereka. Bravo tidak kuasa membendung tendangan jarak jauh Fabinho, sementara gol Mohamed Salah dan Sadio Mane memperlihatkan ketidaksiapan bek City mengawal dua pemain tersebut.
Pencetak gol Manchester City, Bernardo Silva, pun menyayangkan saat timnya gagal mengawal para pemain Liverpool dengan baik. Menurut Silva, Liverpool memiliki pemain yang berkualitas. Ketika memiliki ruang, mereka akan dapat memanfaatkannya dengan baik. ”Itu kualitas mereka. Kamu tidak bisa memberi mereka banyak ruang,” ujar Silva.
Liverpool memiliki pemain-pemain berkarakter cepat dan tangguh. Mereka akan terus memberikan tekanan kepada lawan sehingga sulit mengembangkan permainan.
Menurut Manajer Liverpool Juergen Klopp, karakter permainan anak asuhnya yang bermain dengan intensitas tinggi merupakan kunci kemenangan timnya atas City. ”Saya tidak tahu banyak cara untuk mengalahkan City. Namun, jika kami ingin melakukannya, kami harus melakukannya dengan intensitas dan memaksa mereka masuk ke permainan kami. Itulah yang dilakukan para pemain hari ini,” ujar Klopp.
Bersama timnya, Klopp tidak terkalahkan dalam 29 pertandingan Liga Inggris. Namun, perjuangan berat akan dilalui Liverpool dalam dua bulan ke depan. Mereka akan menghadapi 12 pertandingan dalam lima minggu ke depan, termasuk Piala Dunia Antarklub di Qatar.
Klopp sempat mengeluhkan jadwal padat yang harus dilewati Liverpool pada bulan Desember. Sebagai contoh, pada 18 dan 19 Desember 2019, Liverpool harus melakoni dua pertandingan sekaligus, yakni di perempat final Piala Liga Inggris dan Piala Dunia Antarklub. Alhasil, Klopp harus menyiapkan dua tim sekaligus untuk melewati kedua pertandingan itu.
Mantan kapten dan bek Manchester City, Vincent Kompany, melihat City memiliki peluang besar untuk mengganggu Liverpool ketika mereka melakoni banyak pertandingan. Ia yakin drama seperti musim lalu akan terjadi lagi.
Pelatih asal Portugal, Jose Mourinho, mengatakan, drama tersebut akan muncul jika ada pemain yang cedera sehingga mengganggu persiapan tim. ”Sesuatu yang dramatis akan terjadi dalam situasi cedera yang memecah tim,” ujar Mourinho.
Ia melihat City kemungkinan akan memenangi sembilan pertandingan berikutnya berturut-turut. Namun, ia memperkirakan Liverpool juga tidak akan kehilangan keunggulan yang saat ini mereka peroleh.
Meskipun tertinggal 9 poin dari Liverpool dan ada dua tim di atasnya, Guardiola tetap tidak mau menyerah. Ia berharap mentalitas juara yang dimiliki City dalam beberapa tahun terakhir dapat tetap dipertahankan. (REUTERS/AP/AFP)