Obin Menyayangkan Batik di Daerah Tanpa Pemasaran

KOMPAS/SOELASTRI SOEKIRNO

Desainer Josephine W Komara atau yang kerap disapa Obin setia memperhatikan perkembangan batik di Indonesia.

Perhatian seniman kain Josephine W Komara yang akrab dengan panggilan Obin kepada perkembangan batik tak pernah luntur. Ia tampak geregetan melihat tren setiap daerah membuat batik versi masing-masing. “Tiba-tiba sekarang semua daerah punya batik. Lalu perajin membuat batik daerahnya,” ujar Obin yang puluhan tahun berkarya di bidang pembuatan kain batik pada Jumat (8/11/2019) di Bin House Jakarta.

Obin yang ditemui usai peluncuran buku terbitan PT Gramedia  berjudul Tenun Sumba : Membentang Benang Kehidupan koleksi Etty Indriati lalu bercerita. Suatu kali seorang pengurus dewan kerajinan nasional sebuah daerah datang kepadanya. Ia meminta bantuan dirinya untuk memasarkan batik karya perajin yang menumpuk tak laku terjual.

Ia menyatakan bersedia membantu tetapi dengan syarat setelah kain batik itu terjual habis, para perajin jangan lagi diminta membuat batik seperti yang mereka buat tersebut. Tetapi pengurus itu menyatakan tidak bisa memenuhi syarat saya.

“Maksud saya, sekarang semua daerah tiba-tiba punya batik sendiri, lalu menganjurkan perajin membuat batik daerahnya. Enggak bisa begitu, yang menyuruh tak memikirkan pemasarannya karya itu. Kasihan para perajin,” kata Obin. Ia berharap masyarakat tidak ikut-ikutan membuat corak batik khas daerah yang sebenarnya tidak ada.