Dingin merayapi kawasan De Loano Glamping, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (16/10/2019) petang. Seiring sinar surya yang perlahan pupus, satu per satu lampu di tempat kamping pun menyala.
Oleh
Haris Firdaus/Gregorius M Finesso
·4 menit baca
Laksana suluh, Candi Borobudur menyibak gelap di sekitarnya. Dalam lebat hutan Bukit Menoreh, kawasan baru Borobudur Highland dibuka. Bersinergi dengan warga, wisata berdenyut seirama harmoni alam.
Dingin merayapi kawasan De Loano Glamping, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (16/10/2019) petang. Seiring sinar surya yang perlahan pupus, satu per satu lampu di tempat kamping pun menyala. Bias sinarnya menerangi pepohonan pinus. Suara binatang malam bersahutan.
”Saya baru pertama kali ke sini. Suasananya syahdu,” ucap Eka Fitriani (23), wisatawan asal Yogyakarta yang menginap di De Loano Glamping, sebuah tempat wisata berkonsep nomadik di Desa Sedayu, Purworejo.
Eka datang bersama rekan sekantor. Mereka ingin menjajal menginap di tenda-tenda yang telah disiapkan pengelola tempat glamorous camping (glamping) alias kamping mewah tersebut. Tempat kamping ini memiliki enam tenda reguler, satu tenda VIP, dan lima tenda tambahan. Total kapasitasnya sebanyak 60 orang. Tenda VIP dan reguler berbentuk seperti rumah panggung dengan alas bambu, sedangkan tenda tambahan berupa tenda dome.
Memasuki tenda, suasana begitu nyaman. Meski hawa di sekitar lokasi dingin, udara di dalam tenda tetap hangat. Itu karena tenda reguler dan VIP dibuat dengan bahan khusus yang terdiri atas dua lapisan. Lapisan pertama berfungsi sebagai penahan air, sedangkan lapisan kedua mengurangi hawa dingin.
Setiap tenda dilengkapi kasur, bantal, dan selimut. Ada pula lampu dan stop kontak untuk mengisi daya perangkat elektronik. Sementara tenda VIP ditambah fasilitas meja dan kursi. Kamar mandi dengan toilet duduk dan air panas tersedia. Ada juga aula, panggung terbuka, dan mushala. Tarif menginap Rp 300.000 per orang per malam, termasuk makan dua kali.
”Kalau soal fasilitas, oke banget di sini,” ujar Eka yang sehari-hari bekerja di salah satu mal di Yogyakarta.
Supriyanto (46), teman Eka, mengakui suasana alam bebas De Loano sangat cocok untuk menyegarkan pikiran. ”Kami, kan, setiap hari kerja di mal, jadi ke sini bisa refreshing. Meski di hutan, fasilitasnya seperti di hotel,” ujarnya.
Tak hanya rombongan kantor, konsep wisata nomadik seperti De Loano mulai dijajal banyak keluarga muda. Resti Maharani (35), warga Seturan, Kabupaten Sleman, menginap di De Loano di sela libur akhir tahun ajaran 2019 bersama suami dan anaknya yang kini duduk di kelas I SD.
”Ingin mencoba suasana liburan yang beda. Sekalian mendekatkan anak dengan alam. Ternyata memang sesuai ekspektasi saya. Anak saya tetap nyaman meski tidur di tenda di tengah hutan,” tutur pegawai bank swasta tersebut.
Sinergi
De Loano Glamping seluas 1 hektar merupakan bagian kawasan Borobudur Highland atau Dataran Tinggi Borobudur yang dikelola Badan Otorita Borobudur (BOB), satuan kerja di bawah Kementerian Pariwisata. Salah satu tugasnya mengembangkan zona otorita seluas 309 hektar di Purworejo sebagai destinasi wisata baru. Dengan lokasi sekitar 12 kilometer dari Candi Borobudur, De Loano diharapkan mendongkrak dan memperlama kunjungan wisatawan.
Pengelola De Loano Glamping, Muhammad Ramadhan, mengungkapkan, De Loano dikembangkan dengan konsep sinergi dengan warga sekitar. Penyediaan makanan dan jasa cuci pakaian untuk para tamu, misalnya, dilakukan warga setempat. Begitu juga petugas keamanan, kebersihan, dan perlengkapan.
De Loano juga diselaraskan dengan potensi wisata sekitar. Beberapa ratus meter dari lokasi itu, misalnya, terdapat Kebun Teh Nglinggo di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kulon Progo. Kebun Teh ini sudah lebih dulu dikenal sebagai destinasi wisata.
Di tempat itu wisatawan bisa menikmati pemandangan hamparan kebun teh serta panorama kawasan perbukitan Menoreh sekaligus mencicipi teh kualitas premium yang ditanam dan diolah warga. ”Teh di sini memakai pupuk organik dan sudah bersertifikat bebas pestisida,” kata tokoh petani teh Nglinggo, Sukohadi (55).
Tamu yang menginap di De Loano Glamping biasanya juga ditawari menjajal wisata offroad dengan mobil jip yang dikelola para pemuda Desa Pagerharjo. Mereka antara lain diajak menjelajahi hutan pinus dan perbukitan Menoreh. Jika ingin menikmati kuliner lokal, para tamu bisa datang ke Pasar Menoreh di Desa Sedayu, yang buka saban Minggu.
Direktur Utama BOB Indah Juanita mengatakan, Borobudur Highland terus berbenah, termasuk rencana membuat jalur olahraga sepeda downhill atau menuruni bukit. Pengembangan Borobudur Highland yang selaras dengan alam sekitar diharapkan tidak hanya menarik wisatawan dan meningkatkan kesejahteraan warga, tetapi juga berkelanjutan dan tetap menjaga kelestarian lingkungan.