Bisnis Komputasi Awan, Inti dari Transformasi Digital
Layanan komputasi awan membantu perusahaan dalam mengidentifikasi serta menanggulangi tantangan bisnis dan operasional yang semakin kompleks, sekaligus memanfaatkan peluang bagi terciptanya sumber pendapatan baru.
Oleh
DIMAS WARADITYA NUGRAHA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pangsa pasar sektor komputasi awan Indonesia tumbuh tinggi ditopang kebutuhan industri untuk melakukan transformasi digital. Percepatan adopsi sistem komputasi awan dengan tepat membuat industri dalam negeri lebih produktif dan kompetitif.
Presiden Direktur Microsoft Indonesia Haris Izmee dalam temu media gelaran Microsoft Cloud Innovation Summit 2019 di Jakarta, Rabu (13/11/2019), mengatakan, dalam delapan tahun terakhir perusahaannya telah berinvestasi hingga 15 miliar dollar AS untuk kembangkan layanan komputasi awan di negara berkembang, termasuk Indonesia.
”Saat ini kita tengah memasuki era komputasi awan. Seluruh perusahaan rintisan menggunakan sistem komputasi awan dalam membangun bisnis. Bahkan, permintaan industri tradisional terhadap layanan jasa komputasi awan mulai meningkat,” ujarnya.
Komputasi awan adalah sistem teknologi yang menjadikan internet sebagai pusat pengelolaan data dan aplikasi. Riset Boston Consulting Group menunjukkan, penerapan komputasi awan secara kumulatif pada 2019-2023 dapat berkontribusi 35 miliar dollar AS-40 miliar dollar AS untuk produk domestik bruto (PDB) Indonesia atau setara dengan 0,6 persen PDB tahunan Indonesia.
Saat ini, Microsoft memiliki ratusan bentuk layanan jasa yang digerakkan dengan komputasi awan bersama mitra-mitra mereka di Indonesia. Haris menyatakan, dalam empat tahun terakhir pertumbuhan pangsa pasar komputasi awan di Indonesia rata-rata mencapai 70 persen per tahun.
”Tren peningkatan permintaan jasa komputasi awan akan terus berlanjut sehingga kami memprediksi dalam tiga-empat tahun ke depan pertumbuhan pangsa pasar komputasi awan bisa mencapai tiga digit,” ujarnya.
Sementara menurut studi lembaga riset International Data Corporation (IDC) Indonesia pada Februari 2018, pengeluaran perusahaan untuk layanan komputasi awan akan mencapai 266 juta dollar AS pada 2021.
Peluang tersebut memacu Microsoft untuk terus menawarkan solusi teknologi berbasis cloud guna meningkatkan kinerja dan produktivitas bisnis di Indonesia. Salah satu terobosan tahun ini adalah dengan mengembangkan platform Azure Edge Node yang mampu mengoptimalkan performa jaringan melalui titik akses lokal dari dan ke jaringan global Microsoft.
”Dari segi infrastruktur digital, pemerintah sudah mengakomodasi dengan terus meningkatkan kapasitas, contohnya dengan adanya Palapa Ring. Tantangannya untuk pasar Indonesia di masa depan adalah meningkatkan digital skillsumber daya manusia,” ujar Haris.
Transformasi digital
Direktur IT PT Serasi Auto Raya Yudas Tadeus Go Wie Lien menuturkan, layanan komputasi awan membantu perusahaan dalam mengidentifikasi dan menanggulangi tantangan bisnis serta operasional yang semakin kompleks, sekaligus memanfaatkan peluang bagi terciptanya sumber pendapatan baru.
Anak usaha Astra Internasional sektor penjualan dan penyewaan kendaraan ini memulai transformasi digital sejak 2016 sebagai bentuk respons manajemen pada tren konsumen yang sekarang lebih mengutamakan akses informasi dan transaksi secara daring.
”Menggunakan layanan komputasi awan, kami bisa mengalokasikan unit-unit mobil yang utilitasnya rendah ke daerah-daerah atau kantor cabang yang lebih membutuhkan sehingga utilitas bisa meningkat,” ujar Yudas.
Sebagai contoh lain, dengan komputasi awan perusahaan membuat fitur yang memudahkan pelanggan dalam mencari unit mobil idaman, antara lain kalkulator kelayakan kredit untuk menghitung simulasi kredit dan mengetahui kelayakan pengajuan kredit.
Tantangan
Menurut Indonesia Country Director Accenture Ho Seong Kim, tantangan utama yang harus dihadapi industri Tanah Air dalam melakukan transformasi digital adalah perkembangan teknologi berlangsung jauh lebih cepat dibandingkan dengan perubahan lanskap bisnis transformasi digital.
Accenture merupakan perusahaan multinasional yang bergerak di bidang konsultasi manajemen pelayanan teknologi berbasis di Irlandia.
”Terlebih disrupsi digital biasanya mengganggu keuangan perusahaan sehingga umumnya perusahaan malah akan memangkas biaya produksi untuk memperbaiki neraca keuangan daripada menambah nilai investasi untuk transformasi digital,” ujar Kim.
Pendekatan transformasi digital mengharuskan dunia usaha untuk mengubah bisnis inti dengan meningkatkan kapasitas investasi, mengembangkannya untuk terus mengejar pertumbuhan. Upaya identifikasi juga diperlukan untuk mengukur potensi area pertumbuhan bisnis baru secara lebih cepat.
Namun, lanjut Kim, proses tersebut memiliki sejumlah tantangan, salah satunya potensi kebocoran data dan penyalahgunaan data. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pelaku industri membutuhkan sebuah platform teknologi yang tepercaya dan mampu memberikan jaminan keamanan.