Long Span LRT Kuningan, Prestasi Adhi Karya Bangun Jembatan Lengkung Beton Terpanjang di Dunia
PT Adhi Karya, BUMN konstruksi yang membangun jalur LRT Jabodebek berhasil menorehkan prestasi kelas dunia setelah merampungkan Jembatan Lengkung Boks Beton Bentang Panjang Kuningan
Oleh
Ayu Pratiwi
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Adhi Karya, BUMN konstruksi yang membangun jalur LRT Jabodebek, berhasil menorehkan prestasi kelas dunia setelah merampungkan Jembatan Lengkung Bentang Panjang Kuningan (Long Span Kuningan). Dengan panjang mencapai 148 meter, Long Span Kuningan menjadi Jembatan Lengkung Boks Beton terpanjang di dunia yang membentang tanpa disangga tiang.
Long Span Kuningan merupakan salah satu infrastruktur hasil desain anak bangsa yang patut diapresiasi. Jembatan layang ini sebenarnya hanya mencakup sebagian kecil jalur jalur LRT Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi tahap pertama yang penjangnya 44,43 kilometer.
Meskipun mungkin tampak biasa-biasa bagi masyarakat awam, jembatan layang itu berhasil meraih penghargaan sebagai jembatan kereta boks beton dengan bentang terpanjang se-Indonesia menurut Museum Rekor Dunia-Indonesia (Muri). Adhi Karya bahkan mengklaim bahwa jembatan lengkung boks beton tanpa tiang penyangga tersebut sebagai yang terpanjang di dunia.
Metode pembangunan jembatan itu juga dinilai cukup inovatif karena berhasil dibangun tanpa mengganggu aktivitas lalu lintas di bawahnya.
Menurut desainer Long Span Kuningan, Arvila Delitriana, pembangunan jembatan lengkung boks beton itu merupakan tantangan karena harus melintas beberapa flyover (lintas atas) jalan tol dan jalan raya yang berada di Jalan Gatot Subroto serta underpass (lintas bawah) Mampang-Kuningan. Dengan kondisi jalan yang rumit seperti itu, pembangunan Long Span Kuningan LRT Jabodebek di lokasi tersebut tidak bisa disertai dengan tiang jembatan karena risiko kemungkinan merobohkan lintas atas di sana.
Padahal, biasanya jembatan layang LRT Jabodebek didukung dengan tiang jembatan yang berjarak 30 meter antara satu dan lainnya. ”Tantangan lain adalah karena jembatan itu melengkung dan harus kantilever,” kata Arvila.
Kantilever adalah struktur yang menonjol keluar dari bangunan utama tanpa membutuhkan struktur penyangga. Konstruksi kantilever memungkinkan struktur bangunan menggantung tanpa penguat eksternal. Jadi, Long Span Kuningan yang panjangnya 148 meter itu dibangun tanpa tiang jembatan penyangga di tengahnya.
Dibangun tanpa mengganggu aktivitas warga
Arvila menambahkan, jenis jembatan semacam Long Span Kuningan bukan pertama kali dibangun di Indonesia. ”Tetapi, jembatan yang dulu itu lurus. Ini yang jadi tantangan karena melengkung dan paling panjang. Risiko terbesar karena di bawah ada jalan raya, jalan tol, dan kecepatan mobil yang kencang. Jadi, pembangunan jembatan itu sama sekali enggak boleh mengganggu kegiatan di bawahnya. Satu baut jatuh saja tidak boleh,” tuturnya.
Metode konstruksi Jembatan Long Span Kuningan yang tidak mengganggu aktivitas warga di bawahnya itu bernama traveler. Pembangunan jembatan berlangsung hanya di atas tanpa menempatkan alat perancang jembatan di bawah.
”Metode (traveler) ini bisa dua hingga tiga kali lebih mahal dibandingkan dengan metode biasa dan dengan jarak bentang yang sama. Jadi, hanya dilakukan di lokasi khusus yang di bawahnya itu tidak bisa diganggu. Dengan kondisi padat seperti itu, biaya metode ini paling murah,” ujar Arvila.
Terpanjang di dunia
Corporate Secretary PT Adhi Karya Parwanto Noegroho mengungkapkan, Long Span Kuningan merupakan jembatan kereta boks beton lengkung dengan bentang terpanjang tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia. Capaian tingkat dunia itu saat ini masih dalam proses legitimasi oleh PT Adhi Karya dan belum memperoleh penghargaan resmi.
”Secara data, (capaian tingkat dunia) itu sudah terbuktikan, tetapi belum ada legitimasinya. Oleh karena itu, penghargaan yang diserahkan oleh Muri kemarin baru pada tingkat nasional,” ujar Parwanto.
Long Span Kuningan merupakan jembatan kereta boks beton lengkung dengan bentang terpanjang tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia. Capaian tingkat dunia itu saat ini masih dalam proses legitimasi oleh PT Adhi Karya.
Tahap terakhir pembangunan Long Span Kuningan yang terletak di persimpangan Jalan HR Rasuna Said dan Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, itu dihadiri empat menteri pada Senin (11/11/2019). Ada Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, serta Direktur Utama PT Adhi Karya Budi Harto.
Hadir pula dalam upacara tersebut pendiri Muri, Jaya Suprana, untuk menyerahkan bingkai penghargaan atas dua rekor Muri yang berhasil dicapai Long Span Kuningan, yakni Rekor Jembatan Kereta Box Beton Lengkung dengan Bentang Terpanjang dan Radius Terkecil di Indonesia serta Rekor Pengujian Axial Statistic Loading Test pada Fondasi Bored Pile dengan Beban Terbesar di Indonesia.
Sebagai catatan, Long Span Kuningan merupakan jembatan tipe Box Girder Beton dengan radius lengkung 115 meter. Adapun panjang bentang utama 148 meter dan beban pengujian fondasi 4.400 ton.
Saya sangat bangga. Untuk itu, saya akan menghargai beliau (Arvila Delitriana) satu bulan DOM saya untuk beliau. Semoga ini menjadi inspirasi bagi engineer lain. Ini bukan main-main.
”Proyek ini menjadi contoh dari segi struktur hingga tingkat kesulitan. Hari ini kita melihat jembatan yang saya lihat ’apa mungkin ya seperti ini?’ Saya desain jembatan 5 meter saja pusing. (Long Span Kuningan) ini menjadi suatu prestasi yang luar biasa,” kata Budi Karya Sumadi.
Dihubungi secara terpisah, pengamat transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata, Djoko Setijowarno, mengakui, pembangunan jembatan tidak lurus, seperti Long Span Kuningan, memang tidak mudah dan memerlukan keahlian tertentu. ”Para engineer perlu diapresiasi. Bangunan itu menjadi model kalau mau membangun jembatan bentang panjang di tempat lain,” katanya.
Apresiasi dari pemerintah
Sebelum penyerahan penghargaan itu, sejumlah pejabat menyampaikan apresiasinya terhadap desainer Long Span Kuningan, Arvila Delitriana. Proposal desain perempuan lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu terpilih di antara proposal desain lain yang dilakukan oleh perancang asal Perancis karena dinilai paling efisien dari segi waktu, biaya, mutu, keselamatan, dan estetika.
Secara khusus Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bahkan memberikan hadiah kepada Arvila berupa satu bulan dana operasional menteri (DOM) miliknya. Desain milik Arvila tersebut, menurut Basuki, juga harus dipatenkan dan dipakai di tempat lain.
”Saya sangat bangga. Untuk itu, saya akan menghargai beliau (Arvila Delitriana) satu bulan DOM saya untuk beliau. Semoga ini menjadi inspirasi bagi engineer lain. Ini bukan main-main. Coba rekor Muri-nya ada berapa? Desain beliau mendapatkan dua penghargaan Muri. Sangat-sangat eksentrik. Ini mungkin bisa dipatenkan dan dipakai di tempat lain,” tutur Basuki Hadimuljono.
Luhut menambahkan, dirinya sangat mendambakan produk hasil karya anak negeri. Baginya, Indonesia masih terlalu sering dimanjakan dengan karya atau produk ekspor.
”Sekarang kita bicara hilirisasi teknologi juga. Apa yang dibuat Ibu Dina (sapaan akrab Arvila Delitriana) itu hebat. Saya kasih juga DOM saya buat beliau,” ujar Luhut.
Sementara itu, Dirut PT Adhi Karya Budi Harto menyebutkan, pembangunan prasarana LRT Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek) mencapai 67,3 persen per awal November 2019. Pelaksana proyek menargetkan, LRT Jabodebek sepanjang 44,43 kilometer akan beroperasi pada pertengahan 2021.