Pohon Kurma Dinilai Tak Tepat Jadi Peneduh Kawasan di Cikini
Usulan anggota DPRD DKI Jakarta agar kawasan trotoar di sekitar Cikini, Jakarta Pusat, ditanami pohon kurma dinilai kurang tepat. Pohon kurma dianggap tidak bisa menjadi peneduh kawasan.
Oleh
Aditya Diveranta
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Usulan anggota DPRD DKI Jakarta agar kawasan trotoar di sekitar Cikini, Jakarta Pusat, ditanami pohon kurma (Phoenix dactylifera) dinilai kurang tepat. Pohon kurma dianggap tak bisa menjadi peneduh kawasan.
Kurma adalah jenis pohon yang tidak memiliki karakteristik kerimbunan untuk dapat mendukung suhu udara di perkotaan menjadi lebih sejuk.
Akademisi ekologi pohon dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung, Ichsan Suwandhi, mengatakan, apabila perencanaan di sekitar Cikini adalah untuk kawasan teduh, sebaiknya pohon yang ditanam adalah jenis yang rimbun. Pernyataan Ichsan menanggapi Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah pada Selasa (12/11/2019) yang mengusulkan agar trotoar di sekitar Cikini ditanami pohon kurma.
”Sebenarnya pohon kurma kurang cocok untuk fungsi peneduhan. Karakter daun pohon kurma yang relatif jarang tentunya tidak akan seefektif pohon yang bertajuk lebar. Daun yang relatif jarang juga berimplikasi pada produktivitas fotosintesis yang rendah sehingga oksigen yang dihasilkan juga rendah,” papar Ichsan saat dihubungi di Jakarta, Rabu (13/11/2019).
Meski begitu, pohon kurma dan sejenisnya dapat berfungsi sebagai penanda jalan. Apabila ingin memakai pohon berjenis Arecaceae, Ichsan menyarankan agar sejumlah pohon kurma dikombinasikan dengan pohon yang meneduhkan kawasan.
Ia mencontohkan kawasan yang menggunakan jenis pohon Arecaceae sebagai penanda jalan, yaitu akses menuju Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Jenis pohon ini dapat memperindah kawasan, tetapi tidak untuk meredam suhu udara yang panas.
Apabila memang tujuan penanaman pohon untuk kawasan teduh, Ichsan justru menilai penanaman pohon tabebuya (Tabebuia rosea) lebih baik untuk menyerap polutan di sekitar kota. Namun, ia mengingatkan bahwa tabebuya adalah pohon kategori kecil yang fungsi suplai oksigennya tidak sebaik pohon kategori besar.
Terkait usulannya, Ida Mahmudah menyatakan akan bersurat dengan Dinas Kehutanan DKI Jakarta terkait penanaman pohon kurma. Menurut dia, pohon kurma berfungsi untuk menambah keindahan jalan.
”Kurma itu kalau ditanami di sana (Cikini) akan bagus untuk keindahan jalan. Bisa dililitkan lampu kecil, kan, jadi bagus,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati berencana mengganti pohon di Cikini dengan pohon yang ketinggiannya kurang dari 10 meter. Pohon yang disiapkan diupayakan mampu menyerap polutan, salah satu contohnya adalah pohon tabebuya dan pohon bungur (Lagerstroemia loudonii).