Di Tengah Perang Dagang, Huawei Bagi-bagi Bonus Sebesar Rp 4 Triliun
Manajemen Huawei mengumumkan melalui media sosial, sekitar 90.000 karyawan akan menerima bonus masing-masing sekitar 22.000 yuan atau 3.100 dollar AS (sekitar Rp 43,6 juta).
Oleh
BENNY DWI KOESTANTO
·3 menit baca
SHENZHEN, RABU -- Perusahaan raksasa telekomunikasi China, Huawei Technologies Ltd., menyatakan, Selasa (12/11/2019), bahwa mereka bakal membagikan 2 miliar yuan atau 286 juta dollar AS (sekitar Rp 4 triliun) dalam bentuk hadiah tunai. Bonus ini bakal dibagikan kepada staf yang bekerja keras membantu perseroan mengatasi penetapan Huawei masuk daftar hitam perdagangan AS.
Penyedia peralatan telekomunikasi terbesar di dunia tersebut mengatakan, mereka telah berusaha mencari alternatif bagi perangkat keras asal AS setelah pada Mei lalu Washington melarang perusahaan-perusahaan AS melakukan bisnis dengan Huawei. Kondisi itu mengganggu kemampuan Huawei untuk mencari sumber-sumber utama.
Pembatasan terhadap Huawei dilakukan setelah Washington menuduh perusahaan itu membahayakan keamanan AS. Huawei telah meluncurkan sistem operasi telepon pintar yang disebut-sebut mampu menggantikan Android di Google jika diperlukan.
Pihak perseroan mengumumkan melalui media sosial, sekitar 90.000 karyawan akan menerima bonus masing-masing sekitar 22.000 yuan atau 3.100 dollar AS (sekitar Rp 43,6 juta). Selain itu, sebanyak 180.000 tenaga kerja penuh Huawei juga akan menerima gaji bulanan tambahan.
Ungkapan terima kasih
Huawei Technologies Ltd. mengonfirmasi dalam pernyataan tertulis bahwa dokumen tersebut asli, tetapi tidak ingin berkomentar atas hal tersebut. "Bonus adalah ucapan terima kasih atas upaya Anda sejak pengumuman sanksi AS,” demikian pengumuman Huawei.
"Bonus adalah ucapan terima kasih atas upaya Anda sejak pengumuman sanksi AS,” demikian pengumuman Huawei.
Huawei, merek teknologi global pertama China, adalah pembuat jaringan jaringan global terbesar untuk perusahaan telepon dan internet dan merek telepon pintar nomor dua.
Departemen Sumber Daya manusia Huawei mengatakan dalam pemberitahuan kepada para stafnya bahwa bonus uang tunai itu adalah tanda pengakuan perseroan terhadap para karyawan yang telah bekerja keras dalam menghadapi tekanan AS. Bonus itu akan melipatgandakan pembayaran bulan ini bagi hampir semua 190.000 pekerja Huawei.
Rincian rencana Huawei untuk membayar bonus bagi karyawannya tersebut pertama kali dilaporkan oleh koran South China Morning Post pada hari Selasa (12/11/2019). Penghargaan uang tunai kemungkinan juga akan diberikan kepada tim penelitian dan pengembangan perusahaan itu dan kepada mereka yang bekerja untuk mengalihkan rantai pasokan perusahaan dari AS.
Banyak kalangan di Pemerintah AS percaya bahwa peralatan Huawei, khususnya produk jaringan 5G-nya, menimbulkan risiko keamanan. Hal ini setelah perusahaan itu diduga memiliki hubungan dekat dengan Pemerintah China. Huawei sendiri sebenarnya telah membantah tuduhan bahwa Pemerintah China memainkan peran dalam bentuk apa pun dalam operasi perusahaan itu.
Meskipun diberikan penangguhan hukuman, Huawei telah berupaya menemukan alternatif setelah menyaksikan efek pukulan sanksi AS terhadap pesaingnya yang lebih kecil di China, ZTE Corp, pada awal 2017. Lonjakan pengiriman perangkat membantu Huawei mendapatkan kenaikan pendapatan pada triwulan ketiga sebesar 27 persen secara tahunan pada bulan lalu. (AP/AFP)