Memasuki musim hujan, sebanyak 86 RW di 25 kelurahan di DKI Jakarta masih rawan banjir, sementara 15 titik masih rawan genangan.
Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta tengah menyiapkan peta jalur lokasi pengungsian banjir sekaligus posko-posko pengungsian. Memasuki musim hujan, sebanyak 86 RW di 25 kelurahan di DKI Jakarta masih rawan banjir, sementara 15 titik masih rawan genangan.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Subejo mengatakan, peta evakuasi yang dilengkapi titik-titik pengungsian itu sudah tersedia. Pekan ini, petugas BPBD DKI Jakarta akan melakukan verifikasi lapangan terhadap kondisi jalur dan lokasi yang akan digunakan sebagai pos pengungsian tersebut.
”Di kawasan rawan banjir itu nanti akan dipasang petunjuk jalur pengungsian yang aman,” kata Subejo di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Setidaknya disiapkan 10 lokasi pengungsian dan alternatifnya. Lokasi-lokasi tersebut antara lain SD Negeri 1 Kedaung Kali Angke yang mampu menampung 200 orang dengan lokasi alternatif di Gedung Sasana Krida Duri Kepa serta Kantor Kelurahan Karet Tengsin dengan lokasi alternatif di area parkir BNI 46 Karet Tengsin.
Di Kebon Baru, lokasi pengungsian disiapkan di rumah dinas Lurah Kebon Baru dengan alternatif di halaman UPK Balai Kesenian Kebon Baru, di Semper Beret disiapkan di Rumah Susun Semper Barat dengan alternatif di Pura Dalem Purna Jati. Sementara di Kampung Melayu di Masjid Ruhul Islam Kampung Melayu dengan alternatif di Gereja Bethel Indonesia Filemon Kampung Melayu.
Adapun lokasi yang rawan banjir umumnya terletak di bantaran Kali Ciliwung, Angke, Sunter, dan Kali Pesanggrahan. Lokasinya antara lain di Kelurahan Rawa Buaya, Tegal Alur, Cipete Utara, Kedoya, Rawajati, Bangka, Jati Padang, Pejaten Timur, Pondok Labu, Bidara Cina, Kampung Melayu, Cawang, Cililitan, dan Penjaringan.
Menurut Subejo, daerah rawan banjir ini didasarkan pada pengamatan selama tiga tahun terakhir. Daerah rawan banjir ditetapkan sebagai daerah yang selama tiga tahun terakhir terdampak luapan air lebih dari 1 meter selama lebih dari 24 jam dan terdapat pengungsi.
Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Juaini Yusuf mengatakan, pihaknya telah mengantisipasi banjir ataupun genangan dengan pengerukan kali, waduk, dan saluran air sejak Juli. Sejumlah sumbatan di beberapa lokasi rawan genangan juga sudah diperbaiki serta penambahan resapan di ruas-ruas jalan yang rawan genangan.
Berbeda dengan banjir, titik rawan genangan didominasi di area badan jalan. Sebanyak 13 kolam penampungan air sudah dibangun, antara lain di Jalan DI Panjaitan, kolong jalan layang A Yani, kolong tol akses Tanjung Priok, kolong jalur LRT Kelapa Gading, kolong jalan layang Antasari, dan median jalan layang MRT Fatmawati.
Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta telah mengantisipasi banjir ataupun genangan dengan pengerukan kali, waduk, dan saluran air sejak Juli. Sejumlah sumbatan di beberapa lokasi rawan genangan juga sudah diperbaiki serta penambahan resapan di ruas-ruas jalan yang rawan genangan.
Persiapan antisipasi banjir lainnya adalah pembuatan sumur-sumur resapan di taman-taman kota dan sekitar rumah-rumah pompa. Jumlah yang terbangun pada November ini 980 sumur resapan oleh Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta.
Dengan persiapan ini, Juaini optimistis genangan dapat surut dalam waktu paling lama 30 menit saat puncak musim hujan. Puncak musim hujan di DKI Jakarta tahun ini diprediksi pada dasarian kedua Desember 2019.