JK: Pemerintah Harus Terus Dorong Pembangunan PLTA
Upaya mengejar target porsi energi baru terbarukan sebesar 23 persen dalam bauran energi nasional tahun 2025 dinilai masih jauh dari harapan.
Oleh
SUHARTONO
·3 menit baca
POSO, KOMPAS — Upaya mengejar target porsi energi baru terbarukan sebesar 23 persen dalam bauran energi nasional tahun 2025 dinilai masih jauh dari harapan. Dari sekitar 23.000 megawatt yang seharusnya dicapai lima tahun ke depan, saat ini baru tercapai sekitar 6.000 megawatt.
Hal itu antara lain karena banyak kendala yang dihadapi pemerintah dan swasta. Oleh karena itu, seusai meninjau Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso Energy I dan Poso Energy II exetension, anak usaha dari PT Bukaka (Kalla Group) di Desa Sulewana, Kecamatan Pamona Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla, berharap pemerintah terus mendorong inisiatif pengusaha untuk membangun PLTA sejenis di daerah lain.
”Di Sulawesi ini, potensi paling besar di antaranya geotermal dan hidro karena paling memungkinkan. Meski kami sudah membangun PLTA lewat Poso Energi I, II, II extension, dan Poso Energi III, serta nantinya Poso Energy IV dan V, dengan kapasitas 1.000 MW, target itu masih belum tercapai,” kata Kalla.
Hal itu berarti pemerintah harus terus mendorong usaha-usaha swasta, selain PLN, untuk terus membangun PLTA dengan segala komitmen dan dukungan yang kuat, seperti membangun jaringan transmisinya.
Menurut Kalla, selama ini tidak mudah usaha membangun PLTA. ”Kalau membangun PLTU (uap), mudah saja, memang sekitar 2-2,5 tahun. Tinggal kontrak dengan China, pembangkitnya tinggal pasang, tetapi PLTA butuh waktu 4-5 tahun, seperti ini (Poso Energy),” ujar Kalla, yang mewariskan usaha ayahnya di Kalla Group.
Selain membangun PLTA, tambah Kalla, Poso Energy juga membangun jaringan transmisi sepanjang 200 kilometer sehingga produksi listriknya bisa didistribusikan ke kota-kota lain di Sulawesi. Untuk membangun PLTA Poso Energi, Kalla Group melakukan sindikasi perbankan dengan bank BUMN dengan anggaran sekitar Rp 8 triliun, selain menjual sejumlah aset perusahaan di awal pembangunan PLTA tahun 2003.
Demi meningkatkan energi terbarukan, Kalla menyatakan, pihaknya berupaya membangun kembali PLTA di Jambi dan daerah lain. ”Kami sudah punya pengalaman di Poso Energy dengan local content pada tenaga kerjanya yang 100 persen adalah tenaga Indonesia, bahkan putra daerah asli seperti dari Poso atau Tana Toraja, sehingga kami ingin membangun PLTA kembali,” tutur Kalla.
Sehari sebelumnya, Kalla juga meninjau PLTA PT Malea Energy yang juga dibangun oleh kelompok perusahaan Kalla Energy. Pembangkit Listrik Tenaga Air Malea berkapasitas 2 x 45 MW saat ini masih dalam proses pengerjaan yang dijadwalkan operasional pada Juli tahun depan.
Bupati Poso DA Sigilippu dan Bupati Tana Toraja Victor menyambut baik berdirinya PLTA Poso Energy dan Malea Energy. Hal itu karena tak hanya menambah pasokan listrik di dua kabupaten dan provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, tetapi juga memberikan lapangan pekerjaan dan menumbuhkan ekonomi di dua kawasan kabupaten.