Melalui Pameran Budaya, Kesultanan Oman Menebar Semangat Toleransi
Kedutaan Besar Kesultanan Oman menggelar pameran budaya bertema "Toleransi, Pemahaman, Koeksistensi: Pesan Islami dari Oman" di Perpustakaan Nasional Jakarta sejak Kamis (14/11/2019) hingga Senin (18/11/2019).
Oleh
ELOK DYAH MESSWATI
·4 menit baca
Shayma Al Mughairy, perempuan pelukis pasir asal Oman, menggambar sebuah kisah toleransi dengan pasir yang ia tabur di atas ”kanvas” kaca yang dilengkapi dengan sinar lampu di bawahnya. Dengan bantuan teknologi, gambar yang ia garap itu dipantulkan ke layar lebar di bagian depan ruang Auditorium Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Shayma—terkenal dengan sebutan ”Queen of Sand”—merupakan seniman pelukis pasir pertama di kawasan Teluk dan Arab. Dia adalah bintang Arab’s Got Talent Session 1, tayangan reality show televisi di Arab. Dengan bermacam penghargaan yang telah dia raih, Shayma juga ingin menyebarkan makna perdamaian dan toleransi.
Shayma menggambar seorang laki-laki yang sedang membaca buku yang menceritakan betapa damainya hati ketika melihat beberapa rumah ibadah yang berdiri berjajar. Simbol dari berbagai macam agama yang ada di dunia pun tertoreh di halaman buku tersebut.
Ia juga menggambar bumi yang dihiasi dengan sejumlah orang yang bergandengan tangan. Di akhir aksi melukisnya, Shayma mengimbuhkan kata-kata: ”Kita adalah sama”. Sebuah kalimat yang menunjukkan bahwa pada dasarnya semua manusia adalah setara, dan pesan untuk saling menghormati perbedaan.
Semangat menyebarkan toleransi inilah yang sedang dilakukan Kedutaan Besar Kesultanan Oman melalui serangkaian pameran budaya bertema ”Toleransi, Pemahaman, Koeksistensi: Pesan Islami dari Oman” di Perpustakaan Nasional Jakarta sejak Kamis (14/11/2019) hingga Senin (18/11/2019).
Dalam sambutannya, Konselor pada Kementerian Wakaf dan Agama Kesultanan Oman, Mohammed bin Saeed bin Khalfan al-Mamari, yang juga pengawas umum pameran budaya tersebut, menyampaikan bahwa kekacauan besar di dunia saat ini dimulai dengan masalah kemiskinan, hak asasi manusia, korban konflik dan perang, keruntuhan ekonomi, serta gangguan nilai dan konsep moral akibat keterbukaan teknologi, dan lain-lain.
Hal-hal tersebut mengarahkan kita untuk berpikir secara mendalam tentang cakrawala hubungan manusia secara umum dan bentuk hubungan antar-manusia. Gejolak dalam hubungan itu menjadi tanggung jawab manusia untuk berkontribusi mengembangkan pendekatan yang menyeimbangkan minat, membantu sesama manusia untuk bangkit kembali dan mencapai kehidupan yang bermartabat.
Pameran budaya tersebut dimaksudkan untuk membangun dunia yang lebih baik bagi generasi mendatang agar mereka semakin toleran dan menghormati sesama manusia.
130 kota, 37 negara
Pameran budaya Kesultanan Oman ini, menurut Duta Besar Kesultanan Oman untuk Indonesia Al Sayyid Nazar bin Al Julanda bin Majid Al Said, telah berlangsung sejak 2010 dan telah digelar di 130 kota di 37 negara. ”Pameran budaya ini kami gelar untuk terus mengingatkan dunia akan nilai-nilai dan etika manusia yang sama,” kata Said.
”Nilai-nilai itu kami sampaikan melalui lukisan, bermacam program acara, dan beragam aktivitas artistik. Pengunjung pun akan mendapat pesan cinta dan kedamaian, koeksistensi dan keharmonisan, yang menyoroti nilai-nilai kemanusiaan,” kata Said.
Pameran budaya ini kami gelar untuk terus mengingatkan dunia akan nilai-nilai dan etika manusia yang sama.
Pembukaan pameran itu juga dihadiri Utusan Khusus Presiden RI untuk Urusan Timur Tengah Alwi Shihab. Said mengatakan, ia berharap banyak orang akan datang melihat pameran tersebut dan melihat pesan-pesan yang disampaikan Kesultanan Oman.
Ia berterima kasih kepada tim pelaksana yang telah melanglang buana dan akhirnya tiba di Jakarta untuk menggelar pameran tersebut. Pameran ini juga akan dimeriahkan oleh berbagai aktivitas, seperti belajar penulisan kaligrafi, informasi mengenai toleransi beragama di Oman, pertunjukan seni lukis pasir, pemutaran film bertema toleransi, pertunjukan vokal, belajar seni grafiti, dan lokakarya kontemporer.
Dari panel informasi yang dipamerkan di lantai satu Perpustakaan Nasional tersebut, pengunjung akan memperoleh informasi mengenai bagaimana agama dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Oman, hari raya, dan tradisi memberi sedekah, ritus dan ritual kelahiran, adat pemakaman, serta hidup berdampingan secara damai di Oman.
Selain itu, juga dipaparkan informasi tentang masuknya Islam ke Oman, perkembangan agama Islam di negara itu, toleransi beragama sepanjang sejarah, ikatan agama di Zanzibar, Al Quran dalam kehidupan sehari-hari, naskah Al Quran Oman, pesatnya pembangunan bangsa Oman, perkembangan politik, Kesultanan Oman, kutipan dari Baginda Sultan Qaboos bin Said Al-Said.
Said kemudian mengajak Alwi Shihab melihat informasi mengenai Oman itu satu demi satu. Sementara di sisi lain di ruangan hall yang sama, tiga penulis kaligrafi sibuk menulis pesan-pesan perdamaian bagi pengunjung pameran yang antusias melihat bagaimana kaligrafi digarap langsung oleh para seniman kaligrafi dari Oman tersebut.