Mobil konsep menjadi tolok ukur sejauh mana desainer dan tim penelitian dan pengembangan Mercedes-Benz membawa calon konsumen melompat ke masa depan.
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
Mobil konsep adalah keniscayaan bagi Mercedes-Benz setiap kali tampil di Frankfurt Motor Show. Mobil konsep menjadi tolok ukur sejauh mana desainer dan tim penelitian dan pengembangan Mercedes-Benz membawa calon konsumen melompat ke masa depan.
Hampir satu dekade terakhir, pada setiap perhelatan Internationale Automobil-Austellung (IAA), atau lebih dikenal dengan Frankfurt Motor Show, Mercedes-Benz selalu mengenalkan mobil konsep mereka ke publik.
Tahun 2017, misalnya, mereka memperkenalkan mobil perkotaan (city car) Smart Vision EW Fortwo dan Mercedes-Benz AMG Project One. Dua tahun sebelumnya, Mercedes-Benz mengenalkan Mercedes-Benz Concept IAA (Intelligent Aerodynamics Automobile).
Tahun ini, meski Mercedes-Benz masih menempati ruang pamer di Hall 2 Festhalle Messe Frankfurt, suasana booth terlihat jauh lebih sederhana daripada IAA sebelumnya. Mayoritas kendaraan di ruang pamer Mercedes-Benz tahun ini adalah mobil-mobil yang telah diproduksi massal, mulai dari A-Class hingga S-Class, Smart, dan Maybach.
Namun, masing-masing mobil produk massal itu sudah memiliki varian plug-in hybrid electrified vehicle (PHEV). Hampir seluruh produk yang ditampilkan telah mengadopsi teknologi baterai terbaru. Konsekuensinya, jarak tempuh makin jauh dan pengisian ulang jauh lebih singkat.
Hal ini sejalan dengan keinginan Dewan Direktur Daimler, seperti disampaikan Ola Kallenius—pimpinan tertinggi Daimler AG—bahwa tahun 2039 mereka berharap semua produk yang dihasilkan adalah produk ”carbon-neutral”.
Perjalanan akan dimulai dengan merevitalisasi seluruh fasilitas produksi Daimler AG di Jerman dan Eropa menjadi menggunakan sumber energi terbarukan, seperti tenaga angin, air, hingga matahari, mulai 2022.
Pemrosesan baterai lithium-ion di China, yang digunakan seluruh produk Mercedes-Benz, juga harus menggunakan sumber energi terbarukan.
S-Class masa depan
Namun, tak lengkap rasanya IAA tanpa kehadiran mobil konsep. Ola, yang baru menduduki tampuk pimpinan Daimler AG pada awal 2019, mengenalkan mobil konsep Mercedes-Benz EQS Vision Concept 2019, yang tak lain adalah mobil konsep sedan termewah mereka, S-Class.
Berbeda dari konsep sebelumnya yang lebih menonjolkan teknologi, EQS Vision Concept 2019, menurut Ola, mengusung bahasa desain baru, Sensual Purity. Ola membahasakan konsep Sensual Purity menjadi kesederhanaan. ”Modern luxury is simplicity (kemewahan modern adalah kesederhanaan),” katanya.
Melihat keseluruhan eksterior EQS Vision Concept, dari bonet ke buritan, mengingatkan orang pada siluet busur panah. Tak terlihat sudut tajam pada keseluruhan desain.
Yang terlihat adalah bentuk cembung dalam satu tarikan napas, yang mengesankan keutuhan struktur bodi tanpa jeda, tanpa potongan. Ola menyebutnya ”one-bow design”. ”Konsep desain EQS adalah \'one-bow design\', yang merupakan desain sebuah busur. Satu bentuk desain yang mendefinisikan keseluruhan,” kata Ola.
Dari bentuk tersebut, tim desainer Mercedes-Benz yang dikepalai Gorden Wagener mendesain gril depan dengan radikal.
Sebanyak 711 logo bintang Mercedes-Benz berukuran mini berpendar dan menyala menjadi titik perhatian utama, mengelilingi logo besar Mercedes-Benz di lokasi yang sama.
Tak hanya sebagai hiasan, logo-logo bintang mungil itu juga berfungsi sebagai sensor terhadap kondisi di sekeliling kendaraan, baik yang diam maupun bergerak. Sementara di bagian buritan yang berbentuk lebih cembung, 229 logo mini Mercedes-Benz berfungsi sebagai lampu utama, menyatu dengan lampu sein.
Bagaimana dengan interior? Interior sedan masa depan berkapasitas empat penumpang ini terinspirasi interior kapal pesiar atau yacht. Bentuknya menyambung, menyatu dari depan hingga ke belakang, tanpa jeda.
Interior mobil yang didominasi bahan berkelir putih ini tak banyak memperlihatkan fungsi-fungsi yang kasat mata. Semuanya tersembunyi. Bahkan, tuas transmisi yang biasanya berada di sisi kanan belakang roda kemudi tak tampak sama sekali.
Fungsi tuas persneling dijalankan sebuah tombol yang tersembunyi di bawah kompartemen di konsol tengah. Layar multi-information display, yang biasanya ada di belakang lingkar kemudi dan menyatu dengan dasbor, juga tak terlihat.
Keberlanjutan menjadi salah satu elemen dasar yang mendapat perhatian dalam desain interior, khususnya terkait material yang digunakan. Gordon Wagener, otak di balik seluruh bahasa desain Mercedes-Benz, mengakui bahwa perhatian Generasi Y terhadap keberlanjutan lingkungan hidup menjadi hal yang tak bisa ditinggalkan.
Material interior hampir seluruhnya merupakan ”material hijau”, berasal dari bahan organik ataupun plastik daur ulang. Bahkan, sebagian besar material interior akan dibuat dengan bahan sampah plastik yang tersebar di lautan lepas. Dengan kemajuan teknologi, ”material-material hijau” tersebut diolah dan terlihat seperti bahan kulit dengan kualitas terbaik bagi sedan premium Mercedes-Benz.
Ola, mengutip wawancara dengan YOUCAR, menyebutkan, EQS Vision Concept 2019 merupakan mobil listrik murni (battery electric vehicle/BEV) yang berpeluang diproduksi secara massal dalam waktu dekat. Apalagi, secara teknologi, Mercedes-Benz sudah memiliki cukup material untuk mulai memproduksi BEV. Namun, Ola tidak menyebut waktu yang pasti kapan produksi massal EQS Vision Concept itu akan dimulai.
Baterai EQS Vision Concept 2019 menyimpan energi 350 kilowatt-hour (kWh). Mercedes-Benz mengklaim bahwa dengan kecepatan konstan, mobil tersebut bisa berjalan sejauh sekitar 640 kilometer dengan hanya sekali pengisian baterai.