Proses Penyelidikan Pemakzulan Trump Dibuka untuk Publik
Belum pernah ada Presiden AS yang dicopot dari jabatannya melalui pemakzulan. Namun, hal itu tidak menghalangi langkah Demokrat untuk menekan Trump.
Oleh
Elok Dyah Messwati
·2 menit baca
WASHINGTON, SELASA —Penyelidikan terkait pemakzulan terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan mencapai titik kritis, Rabu (13/11/2019). Para anggota parlemen AS membuka penyelidikan mereka dan bisa diikuti publik lewat televisi.
Partai Demokrat yang memimpin penyelidikan DPR AS telah memanggil tiga diplomat AS. Sebelumnya, mereka telah dimintai keterangan secara tertutup. Ketiganya pernah mengingatkan tentang tekanan Trump terhadap Ukraina.
Dua di antara ketiga saksi itu adalah diplomat AS di Ukraina William Taylor dan Wakil Asisten Sekretaris Negara George Kent. Anggota parlemen merilis transkrip hasil kesaksian tertutup pekan lalu yang menunjukkan, Taylor meyakini upaya yang dipimpin oleh Gedung Putih untuk menekan Ukraina agar menyelidiki perusahaan energi Ukraina, Burisma, dan kaitannya dengan Hunter Biden, putra Joe Biden.
Diduga, hal itu dilakukan Trump untuk memenangi pemilu tahun depan. Taylor mengatakan, ia prihatin saat mengetahui bantuan keamanan untuk Ukraina, serta pertemuan Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy ditunda karena alasan tersebut.
Rekan-rekan Trump dari Partai Republik juga dapat menanyai para saksi. Republikan telah menyusun strategi pertahanan serta argumentasi bahwa Trump tidak melakukan kesalahan saat meminta Presiden Zelenskiy menyelidiki Joe Biden, mantan Wakil Presiden AS, calon kuat pesaing Trump dalam Pemilu Presiden 2020.
Penyelidikan ini membuat posisi Trump terancam dan ”mengganggu” langkahnya yang ingin kembali bersaing untuk periode kedua sebagai Presiden AS.
Mencari tahu
Belum pernah ada Presiden AS yang dicopot dari jabatannya melalui pemakzulan. Namun, hal itu tidak menghalangi langkah Demokrat untuk menekan Trump. Salah satunya adalah dengan mencari tahu apakah Trump menyalahgunakan kekuasaannya karena menahan bantuan keamanan untuk Ukraina senilai hampir Rp 5,6 triliun dengan janji bantuan dicairkan jika Biden diselidiki.
Fokus penyelidikan diarahkan pada isi percakapan telepon 25 Juli 2019. Lewat telepon Trump meminta Zelenskiy menyelidiki dugaan korupsi yang melibatkan Joe Biden dan putranya, serta dugaan Ukraina ikut campur tangan dalam pemilu AS tahun 2016.
Di sisi lain, Trump membantah melakukan kesalahan. Dia justru mengolok-olok beberapa pejabat serta mantan pejabat AS yang muncul di hadapan komite sebagai ”Never Trumpers” dan menyebut penyelidikan itu sebagai upaya untuk menjegal dirinya ikut pemilu mendatang.
Ketua DPR AS Nancy Pelosi di Twitter menulis, tekanan yang dilakukan Trump sudah di luar batas, termasuk perkataannya yang menyebut bahwa dia berada di atas hukum. Pelosi merujuk sikap Trump terhadap Ukraina.