Keterlibatan Warga dalam Borobudur Marathon Ditingkatkan
Keterlibatan warga dalam Borobudur Marathon 2019 Powered by Bank Jateng kini semakin ditingkatkan. Selain jadi pemberi semangat, warga juga menjadi ”marshall”.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Keterlibatan warga dalam Borobudur Marathon 2019 Powered by Bank Jateng kini semakin ditingkatkan. Tidak sekadar dilibatkan untuk cheering atau memberikan semangat bagi pelari, warga desa di sepanjang rute lari juga dilibatkan sebagai marshall atau petugas pengamanan hingga menyiapkan pos-pos penyiram air tambahan.
Project Officer Borobudur Marathon 2019 Budi Sarwiadi mengatakan, total keseluruhan marshall yang disiapkan mencapai 400 orang dan 100 orang di antaranya adalah warga dari 18 desa yang dilewati rute lari.
Keterlibatan warga sebagai marshall, menurut dia, perlu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya masalah karena adanya pergerakan warga, yang biasanya masih kerap terjadi sepanjang rute lari, saat event lari masih berlangsung.
”Karena marshall dari desa itu lebih mengenali karakter dari warganya sendiri, maka mereka diharapkan bisa melakukan upaya pendekatan dan antisipasi yang lebih efektif untuk menghindari terjadinya perilaku warga yang di luar dugaan tersebut,” ujarnya, Jumat (15/11/2019).
Karena marshall dari desa itu lebih mengenali karakter dari warganya sendiri, maka mereka diharapkan bisa melakukan upaya pendekatan dan antisipasi yang lebih efektif untuk menghindari terjadinya perilaku warga yang di luar dugaan tersebut.
Mengacu pada pengalaman Borobudur Marathon tahun-tahun sebelumnya, sejumlah warga terlihat masih bersepeda motor dan masuk ke rute lari. Selain ingin mengikuti perilaku pelari di sepanjang rute lari, mereka biasanya sengaja bepergian karena ingin melihat cheering yang dilakukan desa lain, yang dianggap sebagai pesaingnya.
Keseluruhan marshall tersebut akan ditempatkan di jalur-jalur yang rawan; berpotensi menimbulkan kebingungan pelari, seperti di persimpangan; dan di jalur yang dipasang rambu untuk memutar balik.
Khusus untuk cheering, akan dilaksanakan sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Cheering akan dilakukan oleh kelompok-kelompok warga di 19 desa dan 32 sekolah. Sekalipun tidak terlibat secara langsung, Budhi mengingatkan, kelompok-kelompok tersebut juga selalu melakukan atraksi yang berbeda dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Adapun keterlibatan warga untuk menyiapkan pos-pos siraman air tambahan, tahun ini sengaja dilakukan karena suhu saat pelaksanaan Borobudur Marathon diprediksi akan sangat panas, mencapai sekitar 30 derajat celsius. Warga nantinya akan membantu menyiapkan ember dan selang di bawah keran sehingga setiap pelari yang kepanasan nantinya bisa mengguyur dirinya sendiri dengan air.
”Keterlibatan warga untuk menyiapkan air nantinya akan ada di rute lebih dari 30 kilometer,” ujarnya.
Riefa Istamar, salah seorang pelari yang juga terlibat aktif membantu penyelenggaraan Borobudur Marathon 2019, mengatakan, dia pun juga mengingatkan agar setiap pelari semakin hati-hati dan lebih memperhatikan asupan minuman, tiga hari sebelum hari-H pelaksanaan Borobudur Marathon.
”Jaga tubuh agar selalu cukup air sedari sekarang (Jumat, 15/11/2019). Dengan banyak minum sedari dini, kita pun bisa menghindari risiko dehidrasi pada hari-H Borobudur Marathon,” ujarnya.
Selain itu, Riefa mengatakan, setiap pelari diharapkan juga tidak melewatkan setiap suplai air minum yang tersedia sejak di water station pertama hingga terakhir.
”Jangan menunda dan menunggu hingga merasa haus. Rasa haus itu sudah menunjukkan Anda dalam kondisi dehidrasi,” ujarnya.