Pelambatan Ekonomi Berlanjut, China Prioritaskan Stabilisasi Pertumbuhan
Data Biro Statistik Nasional China yang dirilis, Kamis, menunjukkan pertumbuhan hasil industri China dan indikator utama lain melambat secara signifikan dan meleset dari perkiraan pada Oktober tahun ini secara tahunan.
Oleh
BENNY DWI KOESTANTO
·2 menit baca
BEIJING, KAMIS -- Sejumlah data yang dirilis, Kamis (14/11/2019), menunjukkan berlanjutnya pelambatan perekonomian China. Di tengah dinamika perang dagang antara Amerika Serikat dan China, Perdana Menteri China Li Keqiang menyatakan negaranya akan lebih memprioritaskan upaya untuk menstabilkan pertumbuhan.
Data Biro Statistik Nasional China yang dirilis, Kamis, menunjukkan pertumbuhan hasil industri China dan indikator utama lainnya melambat secara signifikan dan meleset dari perkiraan pada Oktober tahun ini secara tahunan. Permintaan global dan domestik yang melemah di tengah berlarut-larutnya perang dagang terasa makin membebani ekonomi negara dengan perekonomian terbesar kedua global itu.
Produksi industri China tercatat hanya naik 4,7 persen dibandingkan periode sama tahun lalu pada Oktober 2019. Angka itu berada di bawah perkiraan median pertumbuhan 5,4 persen dalam jajak pendapat Reuters dan lebih lambat dari 5,8 persen yang dicapai pada bulan September secara tahunan.
Sektor-sektor lain juga melambat secara signifikan dan meleset dari perkiraan. Pertumbuhan penjualan ritel mendekati level terendah dalam 16 tahun dan pertumbuhan investasi aset tetap paling lemah selama ini. Investasi aset tetap, pendorong utama pertumbuhan ekonomi, hanya naik 5,2 persen dari Januari-Oktober. Hal ini lebih rendah dari yang diharapkan, yakni 5,4 persen. Capaian itu juga merupakan laju terendah sejak data itu dicatat Reuters mulai tahun 1996.
Pelambatan juga terlihat pada investasi di bidang infrastruktur. Investasi infrastruktur naik 4,2 persen dalam sepuluh bulan pertama tahun ini, melambat dari kenaikan 4,5 persen pada Januari-September. Dalam upaya untuk menghentikan tren ini, Dewan Negara China pada hari Rabu berjanji menurunkan persyaratan rasio modal minimum untuk beberapa proyek investasi infrastruktur.
Pada saat yang sama, pemerintah-pemerintah daerah di China menghadapi tekanan fiskal yang meningkat karena pemotongan pajak dan pelambatan yang lebih luas mengurangi pendapatan. Kondisi itu menghambat proyek-proyek infrastruktur besar yang perlu dilakukan Beijing untuk menghidupkan kembali pertumbuhan.
Sementara itu, dalam periode yang sama tercatat investasi properti dan pertumbuhan penjualan di China turun ke level terendah dalam tiga bulan pada Oktober. Hal itu menunjukkan pilar kritis ekonomi sedang melemah.
Li mengungkapkan diferensiasi regional China dalam kinerja ekonomi melebar ketika beberapa daerah menunjukkan pertumbuhan yang melemah. Ditegaskan bahwa Pemerintah China selanjutnya akan memprioritaskan mempertahankan pertumbuhan dalam kisaran yang wajar.
”Kami berupaya menjaga stabilitas ekonomi China di lingkungan yang kompleks dan parah,” kata Li.
Bulan Oktober, harga produsen di China jatuh pada laju tercepat mereka dalam lebih dari tiga tahun, sedangkan aktivitas manufaktur terperosok mengalami kontraksi selama enam bulan berturut-turut. Nilai ekspor industri juga turun 3,8 persen, penurunan berturut-turut dalam tiga bulan.