Bundesliga berusaha memperbanyak penggemar di Asia, termasuk Indonesia. Persaingan antarklub yang makin ketat menjadi modal untuk bersaing dengan liga Eropa lainnya yang lebih populer di Tanah Air, terutama Liga Inggris.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bundesliga atau Liga Jerman berusaha memperbanyak penggemar di kawasan Asia, termasuk Indonesia. Persaingan antarklub yang semakin ketat diharapkan menjadi modal untuk bersaing dengan liga-liga Eropa lainnya yang lebih populer di Tanah Air, terutama Liga Inggris.
Perkembangan klub-klub di Jerman yang semakin kompetitif ini disampaikan legenda Bayern Muenchen dan timnas Jerman, Lothar Matthaeus, saat berkunjung ke kantor Redaksi Kompas di Jakarta, Kamis (14/11/2019). Ia hadir di Indonesia untuk meramaikan acara Bundesliga Experience yang digelar di Jakarta, 14-16 November.
Borussia Moenchengladbach, kata Matthaeus, merupakan bukti bahwa Bundesliga semakin kompetitif. Mereka bisa mengakhiri dominasi Bayern yang menjuarai Bundesliga tujuh musim terakhir.
Bayern kini berada di peringkat ketiga klasemen dengan 21 poin dan Moenchengladbach kokoh di puncak dengan 25 poin. Persaingan ketat yang membuat calon juara liga sulit ditebak membuat liga menjadi lebih menarik untuk diikuti seperti yang terjadi di Liga Inggris.
”Moenchengladbach merupakan klub yang sangat profesional dan punya sejarah panjang. Manajemen mereka sangat bagus. Tentu akan menarik jika musim ini mereka menjadi juara,” kata Matthaeus yang mengawali kariernya di klub tersebut pada tahun 1979.
Moenchengladbach memetik hasil dari strategi belanja pemain yang tepat. Pada musim 2016-2017 dan 2017-2018, mereka finis di peringkat ke-9. Prestasi terbaik mereka lima tahun terakhir adalah posisi ketiga musim 2014-2015. Klub ini telah lima kali juara liga, terakhir pada musim 1976-1977.
Klub lain juga berkembang seperti Freiburg dan Hoffenheim yang berada di lima besar. Bintang muda pun bermunculan, seperti pemain Bayer Leverkusen, Kai Havertz (20).
Ketika klub lain bertambah kekuatan dan memunculkan bintang baru, klub besar seperti Bayern atau Borussia Dortmund pun kerepotan. Menurut Matthaeus, inilah drama yang akan selalu ditunggu oleh penggemar bola.
”Bundesliga selalu menyajikan drama setiap tahun. Drama tentang perebutan gelar juara, jatah ke kompetisi Eropa, dan perjuangan klub-klub agar terhindar dari degradasi,” ujarnya.
Klub seperti Bayern juga menciptakan dramanya sendiri dengan memecat pelatih Niko Kovac beberapa waktu lalu. ”Saya sendiri tidak tahu siapa sosok yang tepat untuk menggantikannya karena saya juga tidak tahu ke mana Bayern akan melangkah dan apa filosofinya sekarang,” ujar Matthaeus.
Kepala Hak Audiovisual Global Bundesliga Peter Leible mengatakan, pihaknya sedang berusaha mendekatkan klub-klub Bundesliga dengan masyarakat Indonesia agar drama-drama tersebut bisa dinikmati. Pihaknya sedang menjajaki televisi di Indonesia yang ingin membeli hak siar pertandingan. Dia juga mendorong agar klub-klub tersebut mengunjungi Indonesia.
”Indonesia adalah salah satu market terbesar karena ekonominya sedang tumbuh dan masyarakatnya sangat mencintai sepak bola,” kata Leible.
Meski tidak bisa membuka data mengenai pertumbuhan jumlah penonton Bundesliga di Indonesia, Leible meyakini bahwa ada kenaikan jumlah penggemar jika dilihat dari interaksi di media sosial.