Rafael Nadal menyampaikan pesan berharga setelah meraih kemenangan atas Daniil Medvedev, untuk menerima kesalahan dan tetap berpikir positif.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
Kemenangan atas Daniil Medvedev, Kamis (14/11/2019) dini hari WIB, tak hanya membuka peluang Rafael Nadal lolos ke semifinal turnamen tenis Final ATP. Dia meninggalkan pesan untuk dicontoh atlet lain, terutama petenis muda.
Kemenangan dalam laga selama 2 jam 46 menit itu mengembalikan Nadal ke persaingan di Grup Andre Agassi setelah kalah dari Alexander Zverev pada laga pertama. Empat jam setelah itu, petenis muda Stefanos Tsitsipas meraih kemenangan kedua dengan menaklukkan Zverev, 6-3, 6-2. Dengan hasil itu, urutan sementara adalah Tsitsipas, Zverev, Nadal, dan Medvedev.
Nadal perlu satu kemenangan lagi atas Tsitsipas yang sudah pasti lolos. Namun, dia tetap perlu menggantungkan nasibnya pada petenis lain. Nadal bisa lolos jika Medvedev menang atas Zverev. Nadal tersisih jika Zverev menang.
Hidupnya peluang Nadal ke semifinal juga memperbesar peluangnya menjadi petenis nomor satu dunia akhir 2019. Nadal tengah bersaing dengan Novak Djokovic untuk status itu. Jika sebelumnya Djokovic cukup dengan lolos ke final untuk menjadi petenis nomor satu dunia pada akhir tahun, kemenangan Nadal melawan Medvedev memaksa Djokovic harus juara untuk posisi itu.
Faktor itulah yang menjadi motivasi Nadal tampil di London meski belum pulih dari cedera otot perut yang dialami saat tampil di ATP Masters 1000 Paris. Cedera dan kekalahan dari Zverev, Senin, terlupakan dengan tingginya adrenalin melawan Medvedev.
Dikenal sebagai pejuang yang sangat tangguh di arena olahraga, Nadal memperlihatkan karakternya itu pada set ketiga. Dia berada di ambang kekalahan ketika Medvedev membuat match point pada kedudukan 5-1 (40-30). Di benaknya, Nadal berpikir akan segera berada di ruang ganti pemain, mandi, berbenah, dan meninggalkan stadion.
”Dalam momen itu, Anda pasti berpikir dalam lima menit sudah berada di ruang ganti. Namun, dalam momen seperti itu pula, Anda bermain tanpa tekanan,” kata Nadal.
Nadal menyelamatkan diri dengan winner melalui drop shot. Momen itu membuat Medvedev kehilangan fokus dan ritme permainan. Sebaliknya, Nadal memperlihatkan ketenangan serta kecerdikannya hingga menang melalui tiebreak pada set ketiga.
”Rafa bisa saja berpikir, oke ini telah berakhir. Saya hanya perlu satu poin. Tetapi, kita tahu siapa Rafa. Dia bukan orang seperti itu. Saya sendiri tidak memiliki mental dan sikap yang bagus di lapangan,” ujar Medvedev yang terlihat emosi ketika Nadal mulai mengejar.
Momen comeback itu bukan yang pertama bagi Nadal, tetapi kali ini dia melakukannya dalam ajang yang sangat penting. Dia bahkan menyebut, peluang menciptakan momen seperti saat bertemu Medvedev ini adalah 1:1.000.
Petenis Spanyol itu menghadapi setiap situasi dengan tenang. Ketika ditanya wartawan apakah sikapnya itu bisa menjadi contoh bagi atlet lain, jawabannya yang di luar dugaan mendapat pujian dari para mantan petenis di media sosial.
”Contoh itu tidak muncul sehari, tetapi harus setiap hari. Menurut saya, yang bisa dijadikan contoh bukan kebangkitan saya setelah match point lawan, tetapi bagaimana saya tidak mematahkan raket saat tertinggal 1-5 di set ketiga, atau tidak kehilangan kontrol ketika banyak melakukan kesalahan. Saya berusaha berpikir positif,” tutur Nadal.
Dia berpesan, setiap petenis harus bisa menerima kesalahan yang mereka lakukan. ”Jangan berpikir berlebihan bahwa kita bermain bagus. Terima kesalahan yang kita lakukan karena setiap orang pasti melakukannya. Setelah kesalahan itu, kita hanya perlu melanjutkan. Itu pesan dari saya,” lanjutnya. (AFP/REUTERS)