Tawon ”Vespa Affinis” Merebak Lagi di Klaten, Dua Warga Tewas Disengat
Serangan ”Vespa affinis” atau dikenal sebagai tawon ndas bersabuk kuning kembali terjadi di Klaten, Jawa Tengah. Akibatnya, dua orang meninggal selama November 2019.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS — Serangan Vespa affinis atau dikenal sebagai tawon ndas bersabuk kuning kembali terjadi di Klaten, Jawa Tengah. Akibatnya, dua orang meninggal selama November 2019.
Berdasarkan data Pemadam Kebakaran Klaten, dua warga yang meninggal itu adalah Warsomo (87), warga Desa Wadung Getas, Kecamatan Wonosari, dan Lanjarwati (62), warga Desa Sembung, Kecamatan Wedi.
”Saat itu Ibu Lanjarwati sedang mencari pakan ternak di pekarangan rumah tetangganya yang sudah tidak dihuni dan secara tidak sengaja menyenggol sarang tawon Vespa affinis sehingga langsung diserang tawon-tawon Vespa affinis,” kata Eddy Setiawan, tim penanggulangan sarang tawon Vespa affinis Pemadam Kebakaran Klaten, di Klaten, Jawa Tengah, Jumat (15/11/2019).
Menurut Eddy, Warsomo juga tidak sengaja menyenggol sarang tawon Vespa affinis yang ada di semak-semak halaman rumahnya. Warsomo diserang tawon-tawon Vespa affinis, Rabu (6/11), adapun Lanjarwati padaSelasa (12/11).
Selama 2019, laporan temuan sarang tawon Vespa affinis tercatat meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Dari kurun waktu Januari-November 2019 ada laporan 232 sarang tawon. Tim pemadam kebakaran telah melakukan pembasmian sarang-sarang tawon itu karena membahayakan warga.
Ada faktor ketidakseimbangan alam.
Pada 2018, tercatat ada laporan 207 sarang tawon sedangkan tahun 2017 sebanyak 217 sarang tawon dan semuanya telah ditangani tim pemadam kebakaran Klaten. “Tahun 2017 ada tiga orang korban meninggal, 2018 ada lima korban meninggal. Pada 2019 ini, dua orang meninggal karena serangan tawon Vespa affinis,” katanya.
Menurut Eddy, saat ini masih ada 20 laporan keberadaan sarang tawon Vespa affinis. Sarang tawon itu belum tertangani karena keterbatasan personel pemadam kebakaran Klaten. Pihak pemadam kebakaran Klaten menerjunkan tiga tim untuk menangani sarang tawon. ”Setiap malam tiga tim melakukan eradikasi (pemusnahan) sarang tawon,” katanya.
Peneliti tawon dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hari Nugroho, mengatakan, Vespa affinis cepat berkembang biak di Klaten karena dipengaruhi ketersediaan pakan yang melimpah di alam, antara lain berbagai jenis serangga maupun ulat yang hidup di persawahan serta sampah-sampah makanan di pasar maupun lingkungan permukiman warga. Di sisi lain, predator alami Vespa affinis, yaitu burung justru semakin berkurang. ”Ada faktor ketidakseimbangan alam,” katanya.
Menurut Hari, Vespa affinis banyak membuat sarang di pepohonan di sekitar lingkungan permukiman warga karena perkampungan warga umumnya dekat dengan lahan sawah yang menjadi tempat tawon Vespa affinis berburu pakan. Tawon itu juga kerap membuat sarang di bawah atap rumah warga karena terlindung dari cuaca, hujan maupun panas.
Menurut Hari, penanganan Vespa affinis harus terpadu. Untuk mengendalikan populasi Vespa affinis, ketersediaan pakan juga harus dikendalikan, baik populasi serangga ataupun ulat di sawah maupun sampah makanan yang ada di lingkungan permukiman warga ataupun di pasar-pasar.