Pasuruan merupakan sentra mangga harum manis. Menteri Pertanian Syahruln Yasin Limpo menargetkan mangga Pasuruan di Jawa Timur tersebut bisa mendunia.
Oleh
ICHWAN SUSANTO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menargetkan mangga Pasuruan di Jawa Timur bisa mendunia. Ini bisa dilakukan dengan meningkatkan kualitas mangga yang menjadi sentra mangga harum manis andalan Pasuruan maupun sejumlah manga lain bervarietas unggul.
Untuk mendukung orientasi ekspor tersebut, jajaran peneliti, khususnya di Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian diperintahkan untuk mencari solusi agar mangga bisa diekspor dengan meminimalkan rusak atau menunda risiko busuk. Pemerintah daerah serta jajaran kementerian terkait pun diminta bersama-sama mencarikan pangsa pasar di luar negeri.
"Meksiko negara sekecil itu bisa hasilkan 300.000 ton (mangga). Itu Jatim saja bisa menutup," kata Syahrul, Jumat (15/11/2019), yang disambut tepuk tangan audiens di Kebun Instalasi Penelitian Pengembangan Teknologi Pertanian Cukurgondang, Pasuruan, Jawa Timur.
Namun yang terjadi di lapangan kuantitas produksi mangga terus bertumbuh, tetapi petani kesulitan mencari pasar. Bahkan ada juga harga mangga meningkat tetapi dampaknya tak menetes sampai ke petani.
Di lapangan kuantitas produksi mangga terus bertumbuh, tetapi petani kesulitan mencari pasar.
Dalam sesi pertemuan pebisnis dan petani dengan petugas Kementerian Pertanian dalam rangkaian Pekan Inovasi Mangga Nasional di Jatim, petani setempat menuturkan, saat musim mangga seperti ini harga mangga di tingkat petani hanya Rp 4.000-Rp 5.000 per kilogram.
"Banyak yang dibiarkan busuk karena gak cucuk (menutup modal)," kata petani setempat. Untuk memanen satu pohon mangga, petani harus membayar 2-3 orang pemanjat dengan bayaran Rp 70.000 per orang. Belum lagi biaya kirim mangga tersebut ke Jakarta atau Bandung yang merupakan pasar domestik utama mangga setempat. Di Jakarta, mangga harum manis di pinggir jalan maupun pasar sekitar Rp 8.000-Rp 15.000 per kilogram.
Solusi yang ditawarkan untuk mengolah mangga menjadi manisan maupun selai atau sirup belum memberikan jalan keluar signifikan saat musim mangga seperti ini. Ini karena serapan konsumen akan produk olahan mangga masih kurang antusias. Syahrul Limpo berharap semua pihak bahu-membahu mengangkat potensi buah-buahan lokal, termasuk mangga menjadi berskala dunia.
Solusi yang ditawarkan untuk mengolah mangga menjadi manisan maupun selai atau sirup belum memberikan jalan keluar signifikan saat musim mangga seperti ini.
Permasalahan permodalan yang biasanya membelit petani akan diatasinya dengan merangsang pencairan kredit usaha rakyat (KUR) senilai Rp 50 triliun. “Saya pikir bisa (KUR) cair, kenapa tidak. Itu renternir bisa memberi pinjaman sampai ke depan rumah,” kata dia.
Ia mengatakan dukungan permodalan seperti ini akan menambah gairah petani untuk bisa membuka pasar-pasar ekspor. Apalagi Indonesia memiliki banyak jenis manga lokal yang unik.
Di Kebun Percobaan Cukurgondang seluas 13 hektar yang dikelola Balitbang Pertanian di Pasuruan, memiliki 560 aksesi (jenis/macam) mangga atau terbesar di Asia Tenggara. Kebun bibit tersebut menghasilkan 18 varietas unggul yang memiliki pasar ekspor, termasuk satu jenis varietas unggul baru bernama agrihorti atau disebut mangga pisang. Mangga berukuran kecil tersebut mudah dikupas layaknya pisang sehingga cocok ditanam pada agrowisata yang menyediakan layanan petik dan makan di tempat.
Di Kebun Percobaan Cukurgondang seluas 13 hektar yang dikelola Balitbang Pertanian di Pasuruan, memiliki 560 aksesi mangga atau terbesar di Asia Tenggara.
Pimpinan Komisi IV DPR yang di antaranya membidangi Pertanian, Hasan Aminuddin yang hadir dalam kegiatan tersebut, meminta Menteri Syahrul Limpo agar memadukan perkebunan mangga masyarakat dengan peternakan. Ia mengatakan peternakan di sekitar Kecamatan Grati (lokasi Kebun Percobaan Cukurgondang) di masa lampau sangat jamak, namun kini redup karena ancaman pencurian ternak.
"Bisa dibuat peternakan kolektif bagi masyarakat, babinkamtibmas, dan babinsa. Lalu diatur jadwal siskamling bergilir, aman itu ternak," kata dia. Dengan demikian, keberadaan tanaman mangga sebagai naungan bagi ternak juga mendapatkan hasil pupuk kandang. Masyarakat pun memiliki tambahan penghasilan dan membantu menciptakan swasembada daging.
Dalam kegiatan di Jawa Timur kemarin, Menteri Yasin Limpo juga memberi nama Janetes sp1 pada varian baru anggur saat berkunjung ke Kebun Percobaan atau Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) Banjarsari di Probolinggo. Nama mirip cucu Presiden Joko Widodo, Jan Ethes, tersebut diberikan pada jenis anggur hijau yang dihasilkan peneliti Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Kebun anggur di Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) Banjarsari di Probolinggo, berdiri sejak tahun 1955 dan merupakan kebun satu-satunya koleksi plasma nutfah anggur yang terlengkap di Indonesia seluas 4,76 hektar. Selain sebagai kebun plasma nutfah anggur, kebun ini dijadikan pula sebagai kebun koleksi plasma nutfah lengkeng dataran rendah dan jeruk.
Penanaman plasma nutfah lengkeng dan jeruk untuk mengoptimalkan lahan dan sebagai upaya optimalisasi karakterisasi yang selama ini dilakukan di dataran tinggi. Kebun percobaan ini telah melestarikan sedikitnya 55 varietas anggur dan 11 varietas lengkeng dataran rendah, dan 74 varietas jeruk.
Kebun percobaan Banjarsari telah memiliki 1.020 pohon anggur, ada 9 PIT yang sudah diterminasi (9 varietas) yang dapat digunakan sebagai sumber entris/stek untuk benih pokok. Dari 9 varietas yang telah terdaftar, sebanyak 8 varietas merupakan jenis anggur buah meja meskipun ada yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku jus, sirup atau pun wine.
Hanya 1 jenis anggur yang didaftarkan sebagai varietas anggur untuk olahan yang sekaligus banyak digunakan sebagai batang bawah. Ke-9 varietas tersebut adalah Probolinggo Biru 81, Bali, Probolinggo Super, Kediri Kuning, Prabu Bestari, Jestro Ag 60, Jestro Ag86, Jestro Ag45, dan Jestro Ag5.