MAGELANG, KOMPAS — Dalam tiga tahun terakhir, Borobudur Marathon selalu ada perbaikan dari sisi perlombaan maupun kesiapan dari masyarakat sekitar dan pemerintah daerah. Dalam dua tahun ke depan, diharapkan ajang tahunan ini dapat menjadi perlombaan lari yang lebih kompetitif.
Borobudur Marathon 2019 Powered by Bank Jateng yang akan diselenggarakan pada Minggu (17/11/2019) menjadi langkah awal untuk mencapai perlombaan yang menjadi kebanggaan bagi pelari profesional maupun amatir. Direktur Lomba Borobudur Marathon Andreas Kansil mengatakan, Borobudur Marathon saat ini menjadi salah satu ajang perlombaan favorit para atlet pelari profesional.
“Untuk menjadi juara di Borobudur Marathon cukup sulit karena banyaknya atlet profesional yang tergabung dalam perlombaan ini,” ujar Andreas saat ditemui di Magelang, Jawa Tengah, Jumat (15/11/2019).
Pada tahun ini, ada tiga kategori yang diperlombakan yakni Marathon (42,195 kilometer), Separuh Marathon (21,0975 km), dan 10 km. Beberapa atlet profesional Indonesia sudah terdaftar untuk mengikuti perlombaan ini, diantaranya Agus Prayogo, Welman Pasaribu, Atjong Tio Purwanto, Jauhari Johan, Asma Bara, Odekta Elvina Naibaho, Triyaningsih, dan Yulianingsih.
Para pelari profesional tersebut mengalami tantangan yang besar karena rute lari di Borobudur Marathon yang menantang dengan tanjakan sepanjang 265 meter. Selain itu, suhu di rute perlombaan juga akan berpengaruh pada catatan waktu terbaik pelari. Pada minggu ini, suhu di Magelang cukup panas yakni mencapai 32 derajat Celsius dengan kelembaban di atas 70 persen.
Alhasil, mereka pun kesulitan untuk dapat memecahkan rekor nasional. Karena itu, mampu memecahkan rekor di Borobudur Marathon adalah sebuah prestasi yang membanggakan bagi para pelari.
Meskipun rute lari di Borobudur Marathon cukup menantang, tetapi rute tersebut telah mendapatkan sertifikasi dari Asosiasi Maraton Internasioal dan Lari Jarak Jauh atau AIMS. Adapun rute yang digunakan pada tahun ini sama dengan dua tahun sebelumnya.
Total, 10.900 pelari yang akan mengikuti Borobudur Marathon 2019 yang berasal dari 35 negara. Para pelari Indonesia akan bersaing dengan sekitar 360 pelari asing.
Andreas berharap, pada dua tahun mendatang, Borobudur Marathon dapat terdaftar di Asosiasi Federasi Atletik Internasional (IAAF) sehingga dapat menarik minat lebih banyak pelari profesional. Untuk mencapai target tersebut, maka dibutuhkan segala perbaikan seperti mulai dari infrastruktur, keterlibatan masyarakat sekitar, hingga sistem pengorganisasian acara.
Menurut Andreas, saat ini masyarakat sekitar dan pemerintah daerah sangat mendukung terlaksananya Borobudur Marathon. Hal itu terlihat dari antusiasme warga dalam menyambut acara ini.
Sementara itu, pemerindah daerah mulai memperbaiki jalan yang menjadi rute lari sehingga dapat lebih nyaman untuk dilintasi. Meskipun demikian, beberapa ruas jalan yang dilintasi pelari masih perlu ada perbaikan, salah satunya yakni perlu ada pelebaran jalan di beberapa titik.
Salah satu pelari profesional dari Kenya, Charles Munyua (27) mengatakan, Borobudur Marathon adalah salah satu lomba lari terbaik yang pernah ia ikuti di Indonesia. Sejak bergabung pada tiga tahun yang lalu, ia tidak pernah mengalami hal buruk.
Pada tahun lalu, ia mendapatkan peringkat ke-2 separuh maraton. Charles berharap, tahun ini dapat meraih juara. Sementara itu, rekan Charles, Esther Karimi (35) berharap dapat mengulang prestasi tahun lalu yakni menjadi juara di separuh marathon.
Pelari asal Kenya lainnya, Stephen Mungathia Mugambi (25) menjadikan Borobudur Marathon sebagai pemanasan untuk mengikuti Penang Bridge Marathon di Malaysia yang akan ia ikuti pada minggu depan. Alhasil, ia pun memilih hanya berlari pada kategori 10 km karena minggu depan, Stephen akan berlari di kategori marathon.
Manajer pelari dari Kenya, Philip Ram mengatakan, Borobudur Marathon adalah salah satu lomba lari terbaik yang ada di Indonesia. Ia memuji antusiasme masyarakat dan profesionalitas dari penyelenggara dalam mempersiapkan perlombaan ini.
Melihat antusiasme pelari internasional yang ikut dalam perlombaan ini, ia berharap ke depan Borobudur Marathon memperoleh label sehingga dapat setara dengan perlombaan marathon lain di Asia, bahkan global.
Pegiat lari Riefa Istamar mengakui, rute Borobudur Marathon semakin lebih bagus. Alhasil, pelari pun lebih nyaman dalam berlari khususnya untuk pelari profesional.
Bagi pelari amatir seperti dirinya, rute lari di Borobudur Marahon 2019 sudah cukup nyaman untuk dilintasi karena sudah mendapatkan sertifikasi nasional. Dengan rute yang telah dipersiapkan dengan baik ini, ia pun optimis pelari dapat menikmati perlombaan.
Salah satu pelari dari Jakarta, Lichtwonanda (39) mengatakan, para pelari amatir seperti dirinya menyukai Borobudur Marathon karena memiliki rute yang bagus dan pemandangannya indah. Pada perlombaan ini, ia hanya memiliki target untuk dapat memperbaiki catatan waktu pribadinya.
Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Magelang Iwan Sutiarso mengatakan, Borobudur Marathon dapat menjadi ajang lari yang memotivasi masyarakat untuk berolahraga lari. Perlombaan ini juga dapat berguna untuk pelari daerah dalam melihat perkembangan kemampuannya. Di sisi lain, ajang ini dapat menjadi daya tarik wisata olahraga di Magelang.