Barbeque Mantab ala Drama Korea
Suka dramanya. Jatuh cinta pada pemainnya yang cantik, ganteng, lucu atau jutek. Ngiler saat melihat mereka menyantap Korean BBQ. Ayolah akhir pekan ini kulineran daging panggang ala negeri ginseng saja.
Potongan daging sapi bakar dengan tingkat kematangan sedang ditumpuk di atas selada segar. Di atas daging diberi taburan bawang putih, kimchi (acar sawi khas Korea), dan sambal. Selada digulung membalut daging dan isiannya. Nyam.. jadi ingat adegan makan barbeque di drama Korea.
Seiring dengan merebaknya demam drama Korea, kuliner dari negeri ginseng itu pun menjamur di Indonesia. Dari berbagai menu makanan Korea yang ada, barbeque ala Korea paling banyak ditemui di Jakarta. Mulai dari restoran tenda, hingga yang mewah tersedia. Semuanya menawarkan pengalaman makan daging ala orang Korea.
Salah satu restoran Korean barbeque yang kami kunjungi adalah Mapogalmegi (Magal) di mal Senayan City. Di restoran ini, pengunjung duduk menghadap panci panggangan. Panci dipanaskan oleh bara api arang, sesaat sebelum pesanan daging keluar.
Sejak setahun lalu, Magal menyediakan menu makan sepuasnya (all you can eat) maupun ala carte. Untuk paket makan sepuasnya, pengunjung dibatasi waktu makan selama 90 menit. Ada dua paket makan sepuasnya yaitu menu reguler dan premium. Paket reguler dibanderol harga Rp 199.000 belum termasuk pajak.
Jika ingin memilih varian menu yang lebih lengkap mulai dari makanan pembuka, makanan utama, hingga makanan penutup, Anda bisa memilih menu premium. Dengan harga Rp 299.000 (belum termasuk pajak), Anda bisa memilih menu seperti kue beras khas Korea dengan bumbu pedas (tteokbokki), mi ramyeon, nasi campur (bibimbap), japchae, aneka sup, ayam, serta potongan daging sapi mulai yang tebal, hingga tipis (bulgogi). Bagi yang tidak suka daging merah, juga bisa memesan ayam dan seafood. Varian seafood yang tersedia adalah cumi dan udang.
Setelah memilih beberapa jenis potongan daging sapi, menu pendamping (side dish) keluar. Restoran ini menyediakan menu pendamping yang cukup lengkap. Mulai dari salad sayuran, macaroni dan keju, kimchi, omelet, pancake, disediakan.
Baca juga : Berlayar Menapaki Masa Lalu di Onrust
Saat mangkuk berisi daging keluar, segera letakkan daging di atas panggangan. Bara api arang tidak akan padam karena di atas panggangan diletakkan cerobong asap (exhause). Kami pun membolak-balik potongan daging itu dan sesekali menggunting untuk memudahkan makan. Begitu daging merah berubah warna menjadi kecokelatan, kami segera mengangkatnya dari atas panggangan.
Nah, ciri khas Korean barbeque adalah cara menyantap daging setelah matang. Di Magal, disediakan daun selada dan daun ketumbar untuk membungkus daging. Balutan daun ini yang membuat cita rasa daging berbeda. Apalagi, sebelum dibalut daun, diletakkan aneka topping seperti kimchi, bawang putih, cabai hijau besar, dan aneka sambal di atas daging. Hmm.. rasa daging yang gurih, juicy, berbalut segar sayuran. Rasanya jadi ingin terus menguyah.
Sebelum dibalut daun, diletakkan aneka topping seperti kimchi, bawang putih, cabai hijau besar, dan aneka sambal di atas daging. Hmm.. rasa daging yang gurih, juicy, berbalut segar sayuran. Rasanya jadi ingin terus menguyah.
Rezky (29), penikmat makanan Korea mengatakan, menikmati barbeque lebih enak dilakukan bersama-sama. Paling tidak, satu meja ditempati oleh empat orang. Dengan berbagi makanan bersama teman, biaya yang dikeluarkan untuk membeli paket makan sepuasnya tidak rugi. Ia dapat memilih berbagai jenis daging, tanpa takut waktu terbatas.
Meskipun menyukai makanan Korea, tidak semuanya cocok di lidah karyawan swasta ini. Apalagi, makanan Korea yang bercita rasa asam. Hanya beberapa makanan yang cocok di lidahnya seperti tteokbokki, dan daging panggang. Khusus daging panggang, menurut Rezky, paling masuk di antara makanan Korea lainnya. Sebab, rasanya hampir sama dengan daging panggang lainnya seperti Japanese barbeque. Oleh karena itu, jika sedang ingin menyantap makanan Korea, dia memilih menu daging panggang.
Baca juga : Nasi Kapau Merantau ke Nusantara
“Korean barbeque ini yang paling masuk di lidahku sejak mulai mencoba makanan Korea sekitar setahun yang lalu. Kenapa mencoba makanan Korea, karena suka nonton dramanya, he..he..he,” kata Rezky.
Selain menyediakan makanan pembuka dan makanan inti, pegawai di restoran ini juga akan menawarkan makanan penutup. Pilihan makanan penutup yang disediakan adalah es krim, es kopi, dan buah semangka. Dengan harga makanan yang cukup mahal yaitu sekitar Rp 350.000 per orang, paket yang disediakan cukup lengkap.
Ninik, karyawan restoran Magal menuturkan, menu paket makan sepuasnya ditawarkan sekitar setahun lalu di Senayan City. Sejak mulai dikeluarkan, menu ini langsung menjadi favorit para pelanggan. Meskipun bisa makan sepuasnya, pengunjung dibatasi waktu makan hanya 90 menit. Jika masih ada daging mentah yang tersisa dan beratnya mencapai 100 gram akan dikenai denda Rp 50.000 per 100 gram. Pengunjung juga tidak dapat membawa pulang makanan dalam paket tersebut.
“Seluruh makanan hanya bisa dimakan di tempat,” kata Ninik.
“Korean barbeque ini yang paling masuk di lidahku sejak mulai mencoba makanan Korea sekitar setahun yang lalu. Kenapa mencoba makanan Korea, karena suka nonton dramanya, he..he..he,” kata Rezky.
Restoran tenda
Selain restoran di dalam mal, restoran Korean barbeque yang berkonsep tenda juga banyak ditemui di Jakarta. Salah satunya adalah kedai Pochajjang di Jalan Gandaria 1 Nomor 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Restoran ini menawarkan paket makan sepuasnya dengan harga lebih murah. Untuk paket makan sepuasnya dibanderol harga Rp 99.000 dan Rp 129.000 belum termasuk pajak. Daging sapi yang ditawarkan adalah jenis wagyu dan premium.
Konsep yang diusung restoran ini mencontoh kedai tenda yang banyak ditemui di drama Korea. Tenda dengan warna oranye mencolok terlihat dari pinggir Jalan Gandaria 1. Warna oranye yang mencolok itu terinspirasi dari kedai tenda yang ada di negara asalnya Korea Selatan. Di akun Instagram resminya juga dijelaskan, Pocha atau Pojangmacha adalah tenda dalam bahasa Korea. Di Korea, pocha terkenal sebagai tempat orang makan BBQ di pinggiran jalan.
Di dalam tenda, terdapat susunan meja bundar yang berbentuk mirip drum. Kursi-kursi kecil berbentuk bulat mengelilingi meja tersebut mengingatkan pada suasana restoran serupa di Korea. Lalu, di tengah meja diletakkan kompor gas portable untuk meletakkan panci panggangan. Saat pengunjung selesai memesan daging, panci panggangan datang beserta sejumlah menu pendamping yang disediakan.
Baca juga : Musik, Makanan, dan Ide Kreatif di MBloc Space
Di restoran ini, pengunjung juga bisa memilih menu pendamping yang disediakan di depan kasir. Selain menu pendamping, pengunjung juga bisa menambah daging premium dan wagyu. Daging premium bisa diambil sendiri. Sedangkan daging wagyu hanya bisa ditambah dengan meminta dari pramusaji.
Jika memilih paket daging wagyu, pengunjung tetap bisa memilih daging lain yang disediakan sepuasnya. Untuk jenis daging wagyu terdapat pilihan rasa asin, bulgogi yang lebih manis, serta saikoro yang juicy. Sedangkan untuk daging premium, terdapat pilihan spicy bulgogi, bulgogi dengan cita rasa manis, honey soy, black pepper, dan kalbi. Adapun, menu pendamping yang disediakan di antaranya kulit ayam goreng, pancake, japchae. Untuk pelengkap memasak daging juga disediakan selada, bawang putih, dan bawang Bombay.
Captain restoran Pochajjang Gandaria, Rahmat Setiawan mengatakan, restoran tersebut sudah buka sekitar setahun. Saat ini jaringan restoran tersebut sudah memiliki lebih dari 50 cabang di seluruh Indonesia. Restoran franchise ini juga selalu menampung masukan dari pelanggan salah satunya melalui sosial media. Beberapa usulan yang masuk akan dipertimbangkan, bahkan diwujudkan untuk menambah kepuasan pelanggan. Salah satunya adalah menyediakan bawang putih yang banyak diminta pelanggan.
“Meskipun menu makanan yang ditawarkan bisa dimakan sepuasnya kami membatasi waktu makan 90 menit. Jika ada daging tersisa akan didenda Rp 50.000 per 100 gram,” terang Rahmat.
Baca juga : Ondel-ondel Punye Cerite di Tanah Betawi
“Meskipun menu makanan yang ditawarkan bisa dimakan sepuasnya kami membatasi waktu makan 90 menit. Jika ada daging tersisa akan didenda Rp 50.000 per 100 gram,” terang Rahmat.
Bagi yang berminat untuk makan-makan sembari menikmati suasana drama Korea, rstoran buka sejak pukul 11.00-23.00. Pada hari biasa, restoran ramai pada pukul 18.00-23.00. Sedangkan pada akhir pekan, restoran ramai pada pukul 14.00-23.00.
Selain kedua restoran tersebut, juga masih ada sejumlah restoran lain yang menyediakan menu Korean barbeque. Di Jakarta Selatan, salah satu restoran lain yang menawarkan menu tersebut adalah Chung Gi Wa yang memiliki outlet di beberapa mal seperti Kota Kasablanka dan Gandaria City. Adapun outlet yang berada di luar mal terletak di Jalan Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Baca juga : Jalan Surabaya di Busan, Korea Selatan Perlu Dipercantik