Optimalisasi Layanan, Jumlah Penumpang LRT Palembang Naik Signifikan
Langkah optimalisasi kereta ringan (LRT) Sumsel membuahkan hasil. Okupansi kini sudah mencapai 40 persen dari sebelumnya hanya 30 persen pada Oktober.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Langkah optimalisasi kereta ringan (LRT) Sumatera Selatan membuahkan hasil. Okupansi kini sudah mencapai 40 persen dari sebelumnya hanya 30 persen pada Oktober. Jumlah penumpang LRT kini menyentuh angka 3 juta penumpang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat naik LRT Palembang, Minggu (17/11/2019), mengatakan, peningkatan jumlah penumpang itu tidak lepas dari optimalisasi LRT, seperti percepatan waktu tempuh yang sebelumnya membutuhkan waktu satu jam dari Stasiun DJKA ke Stasiun Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II kini hanya 47 menit. ”Bahkan untuk rute strategis dari Stasiun Bumi Sriwijaya menuju Bandara hanya membutuhkan waktu 30 menit,” katanya.
Selain itu, lanjut Budi, optimalisasi LRT juga dilakukan dengan memangkas waktu antara (headway) dari yang semula 24-40 menit sekarang menjadi 18 menit. Budi naik LRT dari Stasiun Ampera sampai Stasiun Jakabaring Palembang ditemani Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru.
Budi mengatakan, operasional LRT Palembang merupakan percontohan transportasi kereta ringan dalam kota. Untuk itu, secara periodik dirinya akan memantau operasional LRT, termasuk kemajuannya. ”Dua bulan sekali saya akan ke sini terus untuk memantau LRT,” katanya. Dari hasil pemantauan, perkembangan LRT cukup signifikan, terutama dalam peningkatan jumlah penumpang.
Optimalisasi LRT mendongkrak okupansi menjadi 40 persen dari sebelumnya 30 persen pada Oktober. ”Saya harap jumlah penumpang yang mau menggunakan LRT terus meningkat seiring peningkatan pelayanan ini,” ujarnya.
Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional III Palembang Aida Suryanti mengatakan, pada 23 Juli 2019, LRT Sumsel tepat satu tahun beroperasi. Sepanjang waktu itu, LRT telah mengangkut 2 juta penumpang.
Lima bulan selanjutnya, LRT Sumsel terus menunjukan respons positif dari masyarakat dengan rata-rata penumpang harian sekitar 6.000 penumpang, meningkat dari sebelumnya rata-rata 3.000 penumpang. Alhasil, menjelang akhir 2019, LRT telah mengangkut total 3.038.345 penumpang.
Berbagai upaya terus dilakukan untuk mengajak masyarakat menggunakan LRT sebagai transportasi sehari-hari.
Lebih lanjut, Aida menjelaskan, berbagai upaya terus dilakukan untuk mengajak masyarakat menggunakan LRT sebagai transportasi sehari-hari. Salah satunya melakukan integrasi antarmoda LRT dengan Damri dan Trans-Musi sehingga masyarakat diberikan kemudahan dalam bertransportasi. Dengan beralih ke transportasi publik, beban kemacetan dan polusi terkurangi.
Saat ini, jumlah perjalanan LRT Sumsel sebanyak 74 perjalanan per hari dengan jam operasi pukul 06.00 hingga 20.25. Perjalanan terakhir dilakukan dari stasiun DJKA pukul 18.43 dan dari stasiun Bandara pukul 19.37. ”Sebagai operator LRT Sumsel, PT KAI bersama pihak-pihak terkait dan pemangku kepentingan lain terus melakukan evaluasi dan perbaikan untuk mewujudkan LRT Sumsel sebagai bagian penting dalam sistem transportasi publik masa depan,” kata Aida.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan, sejumlah aturan dibuat untuk meningkatkan jumlah aturan, terutama untuk PNS yang diwajibkan menggunakan LRT paling tidak satu bulan satu kali. ”Aturan ini juga berlaku bagi pejabat,” ucapnya.
Selain itu, dalam waktu dekat, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Palembang untuk membangun kantong parkir di sejumlah ruas strategis. ”Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat untuk naik LRT,” kata Herman.