selangkah lagi, Anthony Sinisuka Ginting dapat memetik gelar perdanyanya tahun ini di Hong Kong Terbuka.
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·3 menit baca
HONG KONG, SABTU – Anthony Sinisuka Ginting memerlukan satu kemenangan lagi untuk merebut gelar perdana tahun ini di Hong Kong Terbuka 2019. Tunggal putra Indonesia itu akan bertemu pemain tuan rumah Lee Cheuk Yiu, pada laga babak final di Hong Kong Coliseum, Minggu (17/11/2019).
Anthony melaju ke final setelah mengalahkan rekannya di pelatnas Cipayung, Jonatan Christie, lewat laga panjang selama 81 menit, 22-20, 13-21, 21-18, Sabtu (16/11). Adapun Lee Cheuk Yiu lebih dulu memastikan tempat di final dengan kemenangan atas mantan pemain nomor satu dunia dari India, Srikanth Kidambi, 21-9, 25-23.
Ini adalah laga final keempat Anthony tahun ini, setelah lolos ke partai puncak Singapura Terbuka, Australia Terbuka, dan China Terbuka. Di Singapura dan China, Anthony harus mengakui keunggulan pesaing terberatnya, Kento Momota, sedangkan dalam final sesama rekan senegara di Australia, Ginting dikalahkan oleh Jonatan. Oleh karena, itu, apabila bisa menghentikan langkah kejutan Lee Cheuk Yiu, Anthony akan meraih gelar perdananyatahun 2019.
Berbeda dengan Anthony, Jonatan lebih sering merasakan final. Dari empat laga final yang sudah dijalani, Jonatan merebut gelar di Selandia Baru dan Australia Terbuka. Saat ini, Jonatan menempati peringkat keenam dunia.
Laga Anthony melawan Jonatan berlangsung ketat. Pada gim pertama, Anthony langung mengambil kendali dan merebut sepuluh poin berturut-turut, dari 1-1, menjadi 11-1. Namun, perlahan Jonatan mulai mengejar hingga imbang 18-18 dan 20-20, sebelum ditutup Anthony dengan 22-10.
Pada gim kedua, Jonatan berusaha membalikkan keadaan. Ia memimpin perolehan poin cukup jauh. Sebaliknya, Anthony kerap melakukan kesalahan sendiri, sehingga laga harus diselesaikan dalam tiga gim.Pada gim ketiga, kedua pemain beradu reli panjang. Jonatan unggul pada interval 11-7 setelah mengakhiri reli panjang sebanyak 39 kali. Namun, Anthony bermain tenang dan kembali menyamakan poin 18-18. Pukulan kok menyilang Anthony yang tidak dapat dikembalikan Jojo menjadi tanda kemenangan.
Jonatan mengatakan, Anthony bermain lebih berani. “Saya salah pada keputusan terakhir. Faktor kemenangan pemain top tergantung keberanian di lapangan. Saya mengakui, kali ini Anthony lebih berani," kata Jojo.
Diunggulkan
Di atas kertas, Anthony lebih diunggulkan di final karena menempati peringkat yang lebih baik. Anthony duduk di peringkat ke delapan dunia, sedangkan Lee Cheuk Yiu di peringkat ke-27. Namun, Anthony harus waspada karena Lee Cheuk Yiu tampil mengejutkan sepanjang turnamen.
Dengan dukungan penuh pentonton tuan rumah, dalam perjalanan ke final Lee Cheuk Yiu menundukkan para pemain yang peringkatnya lebih tinggi. Pada babak kedua dia mengalahkan unggulan ketiga Shi Yuqi (China), unggulan ketujuh Viktor Axelsen (Denmark), serta Kidambi yang menempati peringkat ke-13 dunia.
Dari 20 pertandingan yang dijalani sepanjang 2019, tunggal putra Taiwan selalu kalah di babak pertama dan kedua. Sebelum berlaga di Hong Kong, Lee tersisih pada babak kedua Fuzhou China Terbuka di tangan Jojo, 8-21, 21-12, 14-21.
Anthony mengatakan, ia tidak mau terlalu memikirkan laga final. “Saya harus fokus dulu ke pemulihan karena hari ini menjalani pertandingan cukup panjang. Saya sudah lama tidak ketemu Cheuk Yiu, ketika di level yunior kami satu angkatan. Saya harus mewaspadai lawan, dan akan mempelajari permainannya," ujar Anthony. Satu-satunya pertemuan mereka sebelumnya terjadi pada 2015, saat keduanya masih berusia 19 tahun, yang dimenangi Anthony dengan rubber game.
Indonesia juga mengirim ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan ke final Hong Kong Terbuka. Hendra/Ahsan melaju ke final setelah mengalahkan ganda putra China Li Jun Hui/Liu Yu Chen, 21-13, 16-21, 21-16.
Di laga puncak, Hendra/Ahsan akan ditantang Choi Sol-gyu/Seo Seung-jae (Korea Selatan) yang lolos ke final setelah mengalahkan ganda putra Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe, 21-17, 21-19.
Hendra/Ahsan memenagi laga semifinal setelah sempat tertinggal 9-12 pada gim ketiga. Namun pada kedudukan 14-16, Hendra/Ahsan berhasil mengunci poin Li/Liu sehingga berhasil mengumpulkan tujuh angka berturut-turut. "Saat ketinggalan itu, kami hanya berpikir kalau perjalanan masih panjang. Kami tidak mau menyerah," kata Ahsan.