Keluarga pelaku bom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan menyatakan, RMN mulai tertutup sejak menikah. Bahkan, sang istri diketahui membatasi waktu bertemu pelaku dengan keluarga.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Keluarga pelaku bom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan menyatakan, RMN mulai tertutup sejak menikah. Bahkan, sang istri diketahui membatasi waktu bertemu pelaku dengan keluarga.
Ayah pelaku, Irwansyah Nasution (61), Minggu (17/11/2019), mengatakan, RMN sangat jarang mengunjungi keluarga sejak menikah dengan DA pada Desember 2018. Padahal, sebelumnya RMN sangat dekat dan merupakan tulang punggung keluarga.
”Terakhir bertemu bulan lalu, tetapi cuma sebentar karena dia disuruh pulang bininya,” kata Irwansyah.
Menurut dia, ruang gerak RMN sangat dibatasi DA. Sebentar-sebentar DA menelepon RMN untuk menanyakan posisi terakhir dan menyuruhnya segera pulang ke rumah usai kerja.
Baca juga :Jaringan Terorisme Sumut Terungkap
Irwansyah menilai, hal itu sangat berkebalikan dengan sifat asli RMN yang suka bergaul dan berbagi kepada orang lain. Sewaktu masih bekerja sebagai penjual bakso bakar, RMN selalu membagikan sisa jualannya dengan gratis kepada anak-anak di masjid dekat rumah orangtuanya.
RMN tidak menyelesaikan SMA karena keterbatasan biaya. Setelah itu, ia berjualan bakso bakar, sebelum kemudian alih profesi menjadi ojek daring.
Oleh karena itu, warga di sekitar rumah orangtua pelaku di Gang Tenteram, Jalan Jangka, Medan, Sumatera Utara, menilai, RMN seorang warga yang baik. Ketika ada kabar RMN akan disemayamkan di Tempat Pemakaman Umum Sei Kambing, Kecamatan Sunggal, Medan, tak ada warga yang menolak.
”Dari kemarin warga nanya terus kapan almarhum dimakamkan. Kami siap membantu,” kata salah satu warga, Yanto (52).
Tetangga orangtua pelaku, Erni (33), mengatakan sama sekali tidak keberatan RMN dimakamkan di lingkungan itu. Di tempat tinggal orangtuanya, RMN dikenal ramah, suka berbagi, dan rajin mengaji.
”Kami belum tahu kapan jenazah akan diserahkan. Sebelumnya polisi hanya bilang kami akan ditelepon jika proses otopsi selesai,” kata Irwansyah.
Sebelumnya, keluarga pelaku sudah dua kali mendatangi RS Bhayangkara Medan untuk meminta jenazah RMN segera diserahkan. Yang terakhir keluarga tidak diperbolehkan masuk. Perwakilan rumah sakit hanya menyatakan akan menghubungi keluarga pelaku secepatnya.