Prestasi Farrel Armandio Tangkas terus meningkat setelah bergabung dengan pelatnas.
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·3 menit baca
Saat masih duduk di bangku taman kanak-kanak, Farrel Armandio Tangkas (17) belajar renang sebagai terapi mengobati sakit asma. Seiring waktu, renang telah membuka pintu prestasi dan mengangkat pemuda ini menjadi salah satu perenang harapan Indonesia.
Nama Farrel bersinar setelah menembus limit Olimpiade Remaja 2018 di Buenos Aires, Argentina. Ia memastikan lolos ke ajang dunia itu setelah mencatat waktu 2 menit 04,60 detik pada noor 200 meter gaya punggung pada Kejuaraan Kelompok Umur Asia Tenggara (SEA Age Group) 2017 di Brunei Darussalam. Hasil itu menembus limit ,A 2 menit 05,50 detik, yang ditetapkan Federasi Renang Internasional (FINA). Farrel terbang ke Buenos Aires bersama tiga perenang remaja lainnya, yaitu Azzahra Permatahani, Adinda Larasati Dewi, dan Azel Zelmi.
Farrel semakin mencuri perhatian setelah memecahkan rekor nasional I Gede Siman Sudartawa di nomor spesialisasinya itu. Pada SEA Age Group 2018, Farrel mencatat waktu 2 menit 02,31 detik, lebih baik dari rekornas Siman (2:02,44) yang tercipta pada SEA Games 2011 Palembang.
Ditambah dengan prestasinya pada kejuaraan Indonesia Open Aquatic Championship 2018, yang menjadi salah satu seleksi perenang nasional, remaja asal Jawa Barat itu pun ditarik masuk pelatnas menuju SEA Games 2019. PAda ajang itu, Farrel menjadi yang tercepat pada nomor 200 m gaya punggung mengalahkan perenang senior Ricky Anggawijaya.
Farrel mengatakan, semula ia berlatih renang untuk mengobati asma. ”Waktu masih kecil, hampir setiap minggu pergi ke dokter karena sakit. Oleh dokter disarankan berenang. Berkat renang, asma saya jarang kambuh,” katanya.
Putra pasangan Uberlin Tangkas Kunom (49) dan Anita Fransisca Sompie (47) mulai menggeluti renang sebagai prestasi setelah meraih satu perak dan satu perunggu pada Pekan Olahraga Pelajar Nasional 2015, saat bersekolah di SMP BPK Penabur Taman Holis Indah Bandung. Dua tahun kemudian, pada ajang yang sama, Farrel menyepuh medali perak dan perunggu menjadi satu emas dan satu perak.
Sejak saat itu, prestasinya meningkat dan membuka peluangnya tampil di sejumlah kejuaraan internasional. Anak ketiga dari tiga bersaudara itu misalnya berpengalaman tampil pada Kejuaraan Dunia Renang Yunior 2019 di Budapest, Hungaria, 20-25 Agustus 2019.
Segan
Sejak bergabung ke pelatnas pada Agustus 2019, catatan waktunya semakin baik. Kejuaraan Renang Jakarta Terbuka 2019, dia kembali mempertajam rekor nasional nomor 200 m gaya punggung menjadi 2 menit 01,16 detik, atau lebih cepat 1 menit 15 detik dari rekor lama.
Farrel menuturkan, ketiga bergabung pertama kali dengan pelatnas ada perasaan segan berlatih bersama perenang lebih senior. Apalagi, ia harus berlatih di Bali, jauh dari orang tua yang tinggal di Bandung. Namun, lama kelamaan, Farrel mulai merasa nyaman berlatih. Farrel mengatakan, harapan dari masyarakat dianggap menjadi cambuk untuk tampil lebih baik lagi.
“Harapan itu membuat saya semangat berlatih dan menampilkan yang terbaik,” katanya.
Di pelatnas, Farrel ditempa oleh pelatih renang asal Perancis, David Armandoni. Ia juga mencontoh kedisiplinan seniornya, seperti perenang jarak jauh A Fadlan Prawira. Disiplin, kerja keras, dan sikap pantang menyerah itu membuat prestasi Farrel meningkat.
Armandoni mengatakan, Farrel adalah salah satu harapan Indonesia. Selama di pelatnas, Farrel dan kawan-kawan berlatih di Bali dan China. Beberapa pekan menjelang SEA Games, David mempertajam teknik renang Farrel terutama pada gerakan tangan dan gerakan di bawah air.
”Untuk perenang muda seperti Farrel, tantangannya ada pada kekuatan mental. Kalau dia bisa mengatasi itu, Farrel bisa tampil maksimal,” katanya.