Borobudur Maraton siap untuk melangkah untuk menyejajarkan ajang lari ini dengan ajang maraton utama dunia.
Oleh
Prayogi Dwi Sulistyo
·4 menit baca
MAGELANG, KOMPAS - Borobudur Marathon 2019 Powered by Bank Jateng tidak hanya sekadar sebagai ajang kegiatan lari untuk rekreasi dan pengenalan budaya setempat, tetapi telah berkembang lebih baik lagi. Kemajuan tersebut terlihat dari meningkatnya antusiasme peserta dalam dan luar negeri, serta masyarakat sekitar dalam menyambut kegiatan tahunan ini.
Selama tiga tahun terakhir, faktor keamanan, kenyamanan, dan keselamatan pelari menjadi fokus utama penyelenggara Borobudur Marathon. Alhasil, minat peserta untuk mengikuti kegiatan ini semakin tinggi.
Pada 2018, jumlah peserta terdaftar 9.942 pelari. Sebanyak 205 di antaranya adalah pelari asing dari 30 negara. Tahun ini, jumlah peserta meningkat menjadi 10.900 pelari, dengan sekitar 300 pelari asing dari 35 negara.
Ada tiga kategori yang dilombakan, yakni maraton (42,195 kilometer), separuh maraton (21,0975 km), dan 10 km. Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo mengatakan, Borobudur Marathon tidak hanya untuk Jawa Tengah, tetapi juga untuk Indonesia. Pada tahun ini, Borobudur Marathon akan disiarkan secara langsung oleh Kompas TV pada Minggu (17/11/2019).
”Ini akan menjadi maraton pertama di Indonesia selain Asian Games 2018 yang tayang secara langsung selama 3,5 jam, dari pukul 4.30 WIB sampai dengan finish (kategori) marathon,” kata Budiman dalam konferensi pers Borobudur Marathon 2019 Powered by Bank Jateng di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (16/11/2019).
Kegiatan ini dihadiri Direktur Bank Jateng Supriyatno, Ketua Yayasan Borobudur Marathon Liem Chie An, serta Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Jawa Tengah Sinung Nugroho.
Budiman berharap, Borobudur Marathon dapat naik tingkat dan semakin dikenal ke dunia internasional. Untuk mencapai impian tersebut, perlu ada peningkatan dalam keramahan, lebar jalan yang mencapai sekitar 20 meter hingga 24 meter, ketersediaan rute yang bersih dan bebas dari aktivitas umum, serta segala kebutuhan lain yang menjadi persyaratan untuk menuju ke tingkat dunia.
Selain dari sisi fasilitas kebutuhan perlombaan, perlu juga disipkan hadiah yang menarik minat peserta. Adapun jumlah hadiah pada tahun ini sebesar Rp 2,7 miliar.
Ia mengatakan, untuk menuju maraton kelas dunia perlu waktu untuk berproses yang tidak hanya melibatkan pemerintah provinsi saja, tetapi komitmen dari pemerintah pusat. Ia berharap, pemerintah pusat memiliki komitmen serupa untuk memasukkan salah satu maraton di Indonesia menjadi marathon utama seperti Berlin atau Tokyo Marathon.
Menurut Budiman, apabila dilihat dari sisi peserta, Borobudur Marathon sudah masuk dalam internasional maraton karena jumlah peserta dari luar negeri cukup banyak. Namun, ia berharap jumlah peserta dari luar negeri terus meningkat. ”Semoga ke depan bisa mengundang pelari profesional dunia untuk berlari di Borobudur Marathon,” ujarnya.
Yang terbaik
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Jawa Tengah Sinung Nugroho mengatakan, saat ini target yang terus diupayakan adalah mempertahankan Borobudur Marathon menjadi yang terbaik di Indonesia. Ia tidak menutup kemungkinan Borobudur Marathon menjadi ajang internasional.
Menurut Sinung, untuk dapat menjadi maraton berkelas internasional, perlu ada faktor pembeda. Hal itu telah dimiliki Borobudur Marathon yakni keterlibatan masyarakat seperti kuliner khas daerah dan interaksi masyarakat dengan pelari melalui kesenian.
Terkait fasilitas infrastruktur, pemerintah daerah berusaha melebarkan jalan bekerja sama dengan pemerintah kabupaten, kota, dan pusat. Apabila rencana itu sulit terlaksana, akan dicarikan rute baru yang nyaman dan aman bagi pelari.
Sinung menegaskan, saat ini Borobudur Marathon turut membantu perkembangan olahraga lari di Magelang karena dapat menjadi ajang untuk mengukur kekuatan. Para pelari nasional berusaha bersaing dengan pelari profesional dari luar negeri sehingga mendapat pengalaman yang berharga untuk meningkatkan kualitas.
Di sisi lain, kegiatan ini dapat menjadi sarana rekreasi yang menarik minat banyak orang. Olahraga lari pun dapat semakin diminati masyarakat, khususnya di sekitar Magelang.
Pelari nasional Agus Prayogo mengakui, Borobudur Marathon terus berkembang signifikan. ”Borobudur Marathon semakin bagus. Tahun ini, pelari profesional dipisah dengan pelari umum. Sistem ini belum banyak diterapka di Indonesia. Ini sangat bagus,” ujar Agus.
Menurut Agus, ajang ini bisa naik tingkat lebih tinggi karena kualitas penyelenggaraan semakin bagus. ”Sebagai warga Magelang, Borobudur Marathon berhasil membuat masyarakat sekitar ikut berlari dan komunitas lari di sekitar Magelang antusias mengikuti kegiatan ini,” ujar Agus.
Agus, juara bertahan nomor separuh maraton kategori nasional menggunakan ajang ini untuk persiapan menuju SEA Games 2019. Dia tidak menargetkan catatan waktu, dan mengatakan tidak akan jauh dari hasilnya tahun lalu, yakni 1 jam 12 menit. Adapun catatan waktu terbaik Agus adalah 1 jam 6 menit yang diraihnya pada Gold Coast Marathon 2019 di Queensland, Australia pada Juli lalu. Catatan tersebut menjadi rekor nasional separuh maraton saat ini.