Kepolisian Daerah Sumatera Utara bersama Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri kembali menangkap tiga orang terduga teroris di Medan, Sumatera Utara, Senin (18/11/2019). Seorang di antaranya merupakan bendahara kelompok.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Kepolisian Daerah Sumatera Utara bersama Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri kembali menangkap tiga orang terduga teroris di Medan, Sumatera Utara, Senin (18/11/2019). Seorang di antaranya merupakan bendahara yang bertugas menyediakan dana untuk aksi terorisme. Di Deli Serdang, polisi memusnahkan bom yang disita dari terduga teroris dengan cara diledakkan.
”Polda Sumut dan Densus 88 sudah menangkap 26 terduga teroris di Sumut dan Aceh sejak peristiwa serangan bom bunuh diri di Kepolisian Resor Kota Besar Medan. Kami masih terus menyisir anggota jaringan ini,” kata Kepala Polda Sumut Inspektur Jenderal Agus Andrianto seusai memusnahkan bom, di Deli Serdang.
Agus mengatakan, tiga terduga teroris yang ditangkap pada Senin berinisial C, D, dan HI. Dua orang di antaranya ditangkap di Medan Belawan, satu orang lagi menyerahkan diri melalui kepala lingkungan. ”Ketiganya sempat janjian ketemu dengan dua pelaku yang ditembak mati dan satu ditangkap pada Sabtu pekan lalu di Kecamatan Hamparan Perak, Deli Serdang. Pelaku berinisial C ini merupakan bendahara jaringan teroris tersebut,” katanya.
Menurut Agus, penyidik kepolisian masih mendalami peran C dalam membiayai jaringan tersebut. Polisi berfokus mencari sumber dana dan untuk keperluan apa saja uang itu digunakan oleh jaringan teroris tersebut.
Agus menjelaskan, para terduga teroris yang ditangkap mempunyai peran masih-masing, antara lain sebagai perekrut anggota, perakit bom, penghimpun dana, dan ada yang mengadakan latihan. Jaringan itu, antara lain, mengadakan pelatihan berkuda dan memanah di Karo. ”Jaringan ini sudah berbaiat ke NIIS (Negara Islam Irak dan Suriah). Mereka tidak tahu Pancasila dan lagu ’Indonesia Raya’. Mereka juga diam ketika ditanya kecintaannya kepada Indonesia,” katanya.
Mereka juga diam ketika ditanya kecintaannya kepada Indonesia.
Penangkapan itu merupakan pengembangan atas bom bunuh diri yang dilakukan RMN (24) di Polrestabes Medan, Rabu (13/11/2019). Pelaku tewas, sementara enam orang terluka, yakni 4 polisi, 1 pegawai sipil, dan 1 warga. Kondisi para korban sudah membaik.
Peledakan bom
Tim penjinak bom Polda Sumut dan Densus 88 juga memusnahkan dua bom serta sejumlah bahan peledak yang disita dari terduga teroris di Medan Belawan. Pemusnahan bom dilakukan dengan cara diledakkan di areal perkebunan tebu PT Perkebunan Nusantara II, Desa Klumpang Kebon, Kecamatan Hamparan Perak, Deli Serdang. Sementara bahan peledak dimusnahkan dengan dibakar.
Bom yang diledakkan sudah dirangkai dalam pipa besi dan kaleng minuman. ”Bom ini berdaya ledak rendah. Namun, jika jumlahnya cukup banyak, daya rusaknya cukup besar dan luas,” kata Agus.
Agus mengatakan, bom tersebut menggunakan bahan peledak yang mudah didapatkan di pasar, seperti pipa besi, kaleng, kalium nitrat, belerang, dan urea. Bahan kimia tersebut biasanya dijual di toko pertanian. Jaringan itu diduga sudah mempersiapkan serangan terhadap aparat kepolisian dan rumah ibadah.
Kepala Bidang Humas Polda Sumut Komisaris Besar Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, masih ada beberapa bom dan bahan peledak lain yang masih ditangani polisi. Ada pipa paralon yang dicor kedua ujungnya dan diduga sudah dirangkai menjadi bahan peledak.
Polisi pun masih memeriksa rangkaian itu sebelum dilakukan pemusnahan. Tatan mengatakan, operasi pemberantasan jaringan terorisme masih terus dilakukan di Sumut.