Seniwati Bali Unjuk Gigi Melalui Pameran “Sesananing Luh”
Sebanyak 23 perempuan perupa di Bali akan menggelar karya mereka dalam pameran bersama di Taman Budaya Provinsi Bali, Kota Denpasar, mulai Rabu (20/11/2019)
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS – Sebanyak 23 perempuan perupa di Bali akan menggelar karya mereka dalam pameran bersama di Taman Budaya Provinsi Bali, Kota Denpasar, mulai Rabu (20/11/2019). Pameran para seniwati Bali yang mengangkat tema “Sesananing Luh” menampilkan karya rupa, baik lukisan maupun seni grafis murni, dengan beragam gaya, yakni mulai gaya tradisional hingga gaya kontemporer.
Kurator Pameran Perupa Perempuan Bali I Made Bakti Wiyasa mengatakan, pameran dari para seniwati di Taman Budaya Provinsi Bali itu merupakan pergelaran pameran Perempuan Perupa Bali (PPB) ketiga sejak 2017. Pada pameran ketiganya ini, menurut Bakti, mereka mengangkat tema “Sesananing Luh” yang dapat dimaknai kewajiban mulia perempuan.
“Melalui tema ini kami berharap ada semacam revitalisasi nilai-nilai kolektif dari sudut pandang perempuan,” kata Bakti di Taman Budaya Provinsi Bali, Senin (18/11/2019).
Melalui tema ini kami berharap ada semacam revitalisasi nilai-nilai kolektif dari sudut pandang perempuan
Para seniwati yang terlibat berlatar belakang beragam, mulai dari kalangan akademisi hingga seniman nonakademisi. Seniwati itu juga berasal dari lintas generasi, ada yang berusia di atas 62 tahun dan ada pula seniwati muda, dan memiliki gaya yang berbeda-beda pula.
Mangku Muriati, misalnya, merupakan seniwati berlatar akademisi yang meneruskan gaya lukis tradisi wayang Kamasan. “Ada pula seniman yang menampilkan gaya lukis Batuan,” kata Bakti menambahkan.
Penyelenggaraan pameran Perempuan Perupa Bali (PPB) #3 itu mendapatkan apresiasi dari pihak Taman Budaya Provinsi Bali. Kepala Unit Pelaksana Teknis Taman Budaya Provinsi Bali I Made Suarja mengatakan, pergelaran pameran di Taman Budaya akan menghidupkan apresiasi publik terhadap seni, khususnya seni rupa, di Bali. Adapun pameran PPB #3 akan dilangsungkan di Gedung Kriya Taman Budaya.
Dalam kurun dua bulan terakhir, masyarakat penikmat seni rupa di Bali mendapatkan serangkaian pameran lukisan yang berkualitas. Akhir Oktober lalu, Pemerintah Provinsi Bali menggelar pameran bertajuk Bali Megarupa yang mengangkat tema “Tanah, Air, dan Ibu”.
Pameran Bali Megarupa yang diadakan serentak di empat lokasi berbeda itu melibatkan 103 seniman. Sebelumnya, 10 perupa dari Komunitas Seni Nitirupa, Bali, mengadakan pameran bertajuk “Samya” yang dimulai 13 September 2019 di Santrian Art Gallery, Sanur, Kota Denpasar.
Lebih lanjut Suarja menambahkan, penyelenggara pameran harus berinovasi dan kreatif sehingga pameran menarik dan mendapat perhatian masyarakat. “Kami berterima kasih karena dalam pameran ini dapat menghadirkan 23 perupa yang masing-masing memiliki gaya maupun cirinya,” kata Suarja.
Mangku Muriati mengatakan ikut berpameran karena mengapresiasi perhatian pemerintah dan panitia yang memberikan kesempatan bagi seniwati menampilkan hasil karya seni mereka. “Pameran ini menunjukkan perempuan Bali tidak hanya terampil menjalankan aktivitas di rumah tangga semata namun juga mampu berkreasi dalam seni,” ujar Muriati (52).
Perupa lainnya, Sri Supriyantini (62) menilai pameran yang melibatkan seniwati itu sebagai langkah positif dan memang diperlukan untuk menampilkan karya-karya seniwati. “Dukungan dari pemerintah dalam penyelenggaraan pameran ini juga membuat kami dapat lebih percaya diri dan semakin tertantang untuk berkarya,” kata Sri yang pengajar di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
“Saya juga senang karena banyak perempuan perupa yang dilibatkan dan masing-masing menunjukkan gaya atau style mereka dengan mengangkat tema yang berbeda, tidak hanya tentang perempuan namun juga kehidupan sosial dengan mengacu konsep perempuan,” ujar Sri.