Cara Menteri Nadiem Majukan Indonesia, Pakai Jalan Pintas Digitalisasi dan Pendidikan Teknologi
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menilai teknologi sebagai cara efektif untuk membentuk sumber daya manusia unggul.
Oleh
Sekar Gandhawangi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menilai teknologi sebagai cara efektif untuk membentuk sumber daya manusia unggul. Ia mendorong keterlibatan semua pihak untuk memperluas jangkauan pendidikan teknologi dan digitalisasi pendidikan di Indonesia.
”Jika Indonesia ingin maju seperti visi Pak Presiden melalui SDM (sumber daya manusia) unggul, kita tidak bisa mengikuti jalur (strategi) yang sama dengan negara lain. Kita harus menempuh shortcut (jalan pintas) melalui digitalisasi dan pendidikan teknologi,” kata Nadiem pada acara Google for Indonesia di Jakarta, Rabu (20/11/2019).
Menurut dia, teknologi penting karena membantu meningkatkan kapasitas individu secara signifikan. Teknologi pun bisa dimanfaatkan untuk mencapai produktivitas, efisiensi, dan efektivitas dalam bekerja.
Teknologi juga penting karena mendorong berbagai pihak untuk berkolaborasi dan berinovasi. Hal ini diharapkan bisa mendorong terbentuknya ekosistem kerja yang berorientasi pada hasil.
Jika Indonesia ingin maju seperti visi Pak Presiden melalui SDM unggul, kita tidak bisa mengikuti jalur yang sama dengan negara lain. Kita harus menempuh shortcut melalui digitalisasi dan pendidikan teknologi.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengatakan, pemerintah sedang menyiapkan infrastruktur penunjang digitalisasi nasional. Infrastruktur ditargetkan rampung pada 2035.
”Pemerintah akan membuat tiga satelit multifungsi untuk memastikan kecepatan internet nasional mencapai 30 mbps pada 2035. Itu akan memudahkan kita (di era digitalisasi). Setidaknya, pada akhir 2024, ada satu satelit yang menunjang kecepatan internet hingga 10 mbps,” kata Johnny.
Insan digital
Johnny mengatakan, era digitalisasi perlu ditunjang dengan tersedianya para insan yang berbakat di bidang digital (digital talent). Prediksi jumlah insan digital yang dibutuhkan pada 2035 ialah 113 juta orang. Sementara itu, Indonesia diperkirakan baru bisa mencetak 104 juta insan digital.
”Ada kekurangan 9 juta digital talent di Indonesia. Itu sebabnya, kami menyiapkan beasiswa untuk 25.000 digital talent tahun ini. Kami akan siapkan lebih banyak tahun depan, yakni 50.000 beasiswa,” kata Johnny.
Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf mengatakan, Google akan memperluas peluang masyarakat untuk berpartisipasi dalam era digital melalui empat program. Keempatnya adalah memperluas akses internet, memberi keterampilan terkait kepada usaha kecil dan menengah (UKM) dan generasi muda, membuat produk yang relevan, serta membuat inovasi yang bertanggung jawab dan menjaga privasi pengguna internet.
Google pun bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk mencapainya, antara lain pemerintah, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, dan pelaku bisnis lokal. Sejumlah program hasil kerja sama itu pun telah diluncurkan, salah satunya Google Station yang akan menyediakan Wi-Fi gratis di beberapa lokasi di Indonesia. Ini merupakan hasil kerja sama Google dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Adapun Google melatih 200.000 pengembang di bidang teknologi. Angka ini dua kali lipat dari target awal pelatihan diadakan. Dalam hal ini, mahasiswa dilibatkan untuk menumbuhkan minat generasi muda di bidang teknologi.
”Kami membuat pelatihan selektif di bidang teknologi untuk melatih SDM berkelas internasional dengan program Bangkit. Ini hasil kerja sama kami dengan Tokopedia, Traveloka, dan Gojek. Kami ingin membantu agar setiap orang Indonesia punya kesempatan maju dengan teknologi,” kata Randy.