Olimpiade Tokyo 2020 menjadi tujuan pebalap sepeda BMX I Gusti Bagus Saputra. Tetapi, fokusnya saati ini adalah mempertahankan medali emas SEA Games di Filipina.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·3 menit baca
Atlet balap sepeda BMX Gusti Bagus Saputra di sirkuit BMX Pulomas, Jakarta, Sabtu (16/11/2019). Bagus, menjadi andalan Indoensia untuk meraih medali emas pada nomor BMX race pada SEA Games 2019 di Filipina.I Gusti Bagus Saputra (26) tidak pernah bermimpi menjadi atlet balap sepeda BMX ketika masih kecil. Apalagi ayahnya, I Gusti Bagus Joni Arka, hobinya bermain sepak bola. Sebagai anak pertama dari empat bersaudara, Bagus sempat ”tertular” hobi dari sang ayah.
Pria kelahiran Mataram, Nusa Tenggara Barat, ini baru mengenal sepeda BMX ketika duduk di kelas 3 SMP dari teman-temannya. Ia kemudian langsung menyukainya. Meski mengaku terlambat menyukai dan menekuni sepeda, Bagus saat ini sudah menjadi atlet elite yang diharapkan bisa meraih medali emas di SEA Games 2019.
”Fokus saya di SEA Games nanti mempertahankan medali emas,” ujarnya di sela latihan di Sirkuit BMX Pulomas, Jakarta Timur, Sabtu (16/11/2019). Pada SEA Games 2017 di Malaysia, Bagus memang berhasil menyabet medali emas mengalahkan pebalap Thailand, Nonthakon Inkhokshong, dan atlet andalan Filipina, Daniel Caluag.
Prestasi tersebut berlanjut di ajang yang lebih tinggi, yaitu Asian Games 2018 di Jakarta. Dalam kesempatan itu, ia berhasil meraih medali perak. Ia berada di bawah pebalap Jepang Yoshitaku Nagasako, dan lagi-lagi berhasil mengungguli Caluag.
Bagus juga semakin bersinar dalam lomba bertaraf internasional. Pada April lalu, ia meraih peringkat kedua ajang Asian BMX Championship di Malaysia dan meraih peringkat ketujuh dalam Banyuwangi International BMX 2019 di Banyuwangi, akhir Oktober. Di Banyuwangi, ia bertarung dengan pebalap elite level Olimpiade.
Dalam berbagai lomba itu, Bagus berusaha keras untuk memburu poin UCI yang dibutuhkan untuk lolos ke ajang Olimpiade. ”Impian saya tentu saja tampil di ajang multicabang terbesar seperti Olimpiade. Saya ingin sekali merasakannya,” katanya.
Kans Bagus untuk mewujudkan impian itu sudah terbuka lebar karena poinnya terus meningkat. Ia kini berada di peringkat ke-43 UCI dengan 400 poin. Setelah SEA Games, masih banyak lomba bergengsi yang bisa dimanfaatkan Bagus untuk menambah poin dan mengulangi sukses Toni Syarifudin, yang mampu tampil di OIimpiade Rio 2016.
Demi mewujudkan mimpinya itu, motivasi terbesar datang dari orang tuanya. Bagus merasa bangga dan terpacu mengetahui ayahnya memberi dukungan yang begitu besar. ”Papa sebenarnya tahu BMX itu olahraga yang ekstrem dan berbahaya. Namun, dia tetap mendukung dengan selalu minta saya berhati-hati,” ujarnya.
Bahkan, saking pahamnya bahwa BMX merupakan olahraga yang berbahaya, Bagus menyarankan ketiga adiknya untuk tidak mengikuti jejaknya. Apalagi ketika adiknya, I Gusti Bagus Prawiraarsa pernah terjatuh dan terluka matanya gara-gara bermain sepeda.
Bagus sendiri pernah mengalami cedera ACL pada tahun 2015, yang mengharuskannya menjalani terapi selama satu tahun. ”Meski berbahaya, saya akan tetap menekuninya. Apalagi sudah ada dukungan penuh dari orang tua dan saya juga merupakan anak pertama yang jadi tumpuan,” katanya.
Sebelum Olimpiade, Bagus kini fokus kembali menaklukkan Caluag yang akan ia temui di Filipina. Sebagai pebalap tuan rumah, Caluag akan menjadi lawan berat karena lebih memahami lintasan yang akan dipakai.