Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap AF (21), terduga teroris di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, Kamis (21/11/2019). AF diduga terlibat jaringan Anshar Daullah yang merencanakan sejumlah aksi teror.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap AF (21), terduga teroris di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, Kamis (21/11/2019). AF diduga terlibat jaringan Anshar Daullah yang ikut merakit bom dan merencanakan teror di Lampung.
AF ditangkap di tepi jalan di Desa Sri Menanti, Kecamatan Bandar Sribhawono, Kabupaten Lampung Timur, sekitar pukul 08.00. Dari kartu identitasnya, AF diketahui warga Kelurahan Lagoa, Kecamatan Koja, Jakarta. Aparat menyita satu unit telepon seluler milik AF.
Setelah menangkap AF, tim Densus 88 menggeledah rumah mertuanya di Desa Menanti. Dari penggeledahan itu, aparat menyita sejumlah buku yang diduga memuat paham radikalisme.
Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Lampung Komisaris Besar Zahwani Pandra Arsyad membenarkan adanya penangkapan terduga teroris yang dilakukan Densus 88. ”Ya, kami membantu Densus 88 melakukan penangkapan di Lampung Timur,” ujar Pandra di Bandar Lampung.
Saat hendak ditangkap, tidak ada perlawanan yang dilakukan AF. Saat ini, AF telah dibawa ke Mako Brimob Polda Lampung untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Meski begitu, Pandra enggan memaparkan lebih detail terkait penangkapan itu. Dia menyebutkan, Tim Densus masih menyelidiki lebih lanjut terkait jaringan tersebut.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas, AF merupakan anggota kelompok Anshar Daullah pimpinan Saheh alias Abu Ahmad. AF diketahui pernah mengikuti pelatihan di pegunungan di wilayah Kabupaten Tanggamus, Lampung.
Selain itu, AF juga ikut dalam percobaan membuat bom rakitan. Dia terlibat merencanakan aksi teror di Polda Lampung, Mako Brimob Lampung, dan sejumlah gereja di Bandar Lampung.
Secara terpisah, Sekretaris Desa Sri Menanti Sanimin mengatakan, AF baru tinggal di desa tersebut satu bulan terakhir. AF pindah ke Desa Sri Menanti setelah menikahi warga desa itu pada 6 Oktober 2019.
Sehari-hari, AF diketahui bekerja sebagai teknisi listrik. Tetangga sekitar mengenal AF sebagai pribadi yang agak tertutup dan cukup sibuk bekerja. Meski begitu, pihak desa tidak pernah mendapat laporan kejahatan yang dilakukan AF.
Penangkapan terduga teroris ini bukan yang pertama kali di Lampung. Sebelumnya, selama Oktober 2019, polisi telah menangkap tiga terduga teroris di Lampung. Hingga kini, Densus 88 juga masih memburu sel teroris di wilayah ini.
Abdul Syukur dari Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Lampung menuturkan, Lampung menjadi lokasi persembunyian teroris karena lokasinya dekat dengan Ibu Kota. Selain itu, wilayah Lampung yang luas dan mempunyai garis pantai panjang juga cukup strategis untuk menjadi lokasi persembunyian.