Jembatan Sungai Pangkua di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, rusak akibat banjir dua hari lalu. Akses bagi sekitar 5.000 warga pun terganggu.
Oleh
Yola Sastra
·4 menit baca
SOLOK SELATAN, KOMPAS — Jembatan Sungai Pangkua di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, rusak akibat banjir dua hari lalu. Jembatan yang terletak di Nagari Pakan Rabaa, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, itu merupakan infrastruktur penting bagi sekitar 5.000 warga.
Agus (54), warga Pakan Rabaa, mengatakan, jembatan yang berusia 27 tahun itu merosot pada Jumat (22/11/2019) sekitar pukul 06.00. Arus deras Sungai Batang Suliti sejak kejadian banjir pada Rabu (20/11/2019) malam terus menggerus pondasi dan gorong-gorong jembatan.
Pagi tadi, sebagian badan jembatan mulai merosot. Suaranya terdengar keras.
”Beberapa saat seusai banjir, jembatan hanya bengkok sedikit. Pagi tadi, sebagian badan jembatan mulai merosot. Suaranya terdengar keras,” kata Agus.
Berdasarkan pantauan Kompas di lokasi, Jumat sore, bagian tengah jembatan sepanjang sekitar 30 meter dan lebar 4 meter itu merosot sekitar 0,5 meter. Petugas gabungan menutup celah-celah jembatan dengan semen agar tidak semakin parah. Jembatan kini maksimal hanya dapat dilalui oleh kendaraan roda dua.
Air Sungai Suliti yang keruh mengalir deras. Sampah kayu dan tumbuhan masih tersangkut di gorong-gorong jembatan. Tanah di salah satu sisi pangkal jembatan juga ambles akibat banjir.
Agus berharap jembatan segera diperbaiki karena merupakan prasarana penting bagi masyarakat. Setiap hari, Agus melewati jembatan itu untuk pergi ke sawah. Jika jembatan putus, warga harus memutar hingga 6 kilometer untuk ke seberang.
Jembatan Sungai Pangkua juga menjadi akses warga menuju SD, MTs, SMA, dan Kantor Urusan Agama Koto Parik Gadang Diateh. Menurut Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria, jembatan itu merupakan akses bagi 5.000 warga.
Selain Jembatan Sungai Pangkua, jembatan di Nagari Pakan Rabaa Timur di daerah hulu juga putus total akibat banjir. Namun, bentangannya lebih kecil, yaitu sekitar 10 meter.
Banjir
Hujan deras pada Rabu memicu banjir di enam nagari (setingkat kelurahan/desa) di dua kecamatan di Solok Selatan. Daerah yang terdampak adalah Nagari Pakan Rabaa Timur, Nagari Pakan Rabaa, dan Nagari Persiapan Batang Lolo, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, serta Nagari Pasar Muara Labuh, Nagari Pasar Talang Selatan, dan Nagari Pulakek, Kecamatan Sungai Pagu.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solok Selatan, jumlah warga terdampak 631 keluarga yang terdiri atas 2.959 jiwa. Dari jumlah itu, 320 jiwa mengungsi. Adapun kerugian yang ditimbulkan adalah 1 kantor rusak, 4 sekolah rusak, 3 masjid rusak, 2 jembatan rusak, dan sekitar 924 rumah terendam air setinggi 30-100 sentimeter.
Kepala Pelaksana BPBD Solok Selatan Richi Amran menjelaskan, banjir pada Rabu malam terjadi sekitar pukul 22.00-00.00. Air mulai surut Kamis menjelang subuh, tetapi meninggalkan sampah dan lumpur material banjir.
”Kondisi sudah kembali normal, tetapi ada warga yang masih membersihkan rumah setelah banjir. Sekarang kami dalam tahap siaga. Hari ini SK (surat keputusan) tanggap darurat juga mulai berlaku hingga tiga hari ke depan,” kata Richi.
Selain banjir biasa, kata Richi, banjir bandang juga terjadi di Pakan Rabaa Timur. Satu dari dua rumah yang tertimbun material banjir bandang berupa lumpur dan kayu rusak.
Baca juga: Puluhan Warga Masih Mengungsi Pascabanjir Bandang di Agam
Bupati Muzni Zakaria menjelaskan, terkait jembatan yang rusak, Pemkab Solok Selatan sudah melaporkan kejadian tersebut kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Balai Wilayah Sungai Sumatera V. Ia berharap jembatan dapat segera dibangun ulang.
”Penanganan pertama kami adalah bagaimana jembatan rusak yang menjadi akses 5.000 masyarakat itu bisa dilewati roda dua dengan aman. Kami lakukan sedikit renovasi agar aman dilalui,” kata Muzni.
Selain jembatan, Muzni juga mengusulkan kembali ke Direktorat Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk memindahkan jalur sungai yang melewati Kampung Tarandam, Kecamatan Sungai Pagu. Beberapa tahun silam, ada rencana pemindahan jalur sungai dan warga rela membebaskan lahan, tetapi tidak terealisasi.
”Warga tidak bisa meninggalkan lokasi itu karena sudah sejak lama hidup di sana. Solusinya, jalur sungai di sana dipindahkan,” kata Muzni.
Adapun untuk sementara, Pemkab Solok Selatan sudah menyalurkan bantuan bahan pokok ke warga terdampak. Senin depan, kata Muzni, BNPB juga akan mencairkan bantuan penanganan darurat Rp 250 juta.
Muzni mengimbau warga yang berada di zona rawan banjir dan longsor selalu waspada saat musim hujan ini. Jika hujan turun terus-menerus, warga diminta mengungsi ke tempat aman.