Budidaya mutiara laut selatan asal Indonesia berpotensi digarap menjadi tujuan wisata edukasi. Mutiara laut selatan asal Indonesia menyumbang 50 persen pasokan mutiara laut dunia.
Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Budidaya mutiara laut selatan asal Indonesia berpotensi digarap menjadi tujuan wisata edukasi. Mutiara laut selatan asal Indonesia menyumbang 50 persen pasokan mutiara laut dunia.
Menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Nilanto Perbowo, pihaknya mendorong wisata bahari menjadi destinasi wisata super prioritas Indonesia. Mutiara laut selatan yang merupakan komoditas unggulan Indonesia dari hasil budidaya berpotensi digarap menjadi destinasi wisata edukasi.
”Mutiara laut selatan asal Indonesia telah dikenal sebagai perhiasan yang eksotis. Lokasi budidaya mutiara bisa dibuka untuk edukasi masyarakat, dan pengetahuan mengenal mutiara,” katanya, seusai pembukaan Festival Mutiara Indonesia ke-8, di Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Pengembangan lokasi budidaya mutiara untuk tujuan wisata membutuhkan dukungan pemerintah daerah, terutama terkait tata ruang serta kesediaan perusahaan mutiara untuk membuka diri.
Menurut Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Kementerian Kelautan dan Perikanan Agus Suherman, sentra pengembangan mutiara laut selatan antara lain Sumatera Barat, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah. Selain itu, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat.
Ketua Asosiasi Pembudidaya Mutiara Indonesia Anthony Tanios, mengemukakan, saat ini 70 persen budidaya mutiara laut selatan sudah digarap oleh pelaku usaha lokal.
Pengembangan budidaya mutiara untuk destinasi wisata bahari sudah berlangsung di beberapa lokasi, seperti Bali, Lombok, dan Raja Ampat. Selain itu, penjajakan destinasi wisata mutiara laut selatan juga sedang dilakukan di Tarakan.
Pengembangan sebagai lokasi wisata memerlukan sejumlah dukungan seperti lingkungan yang bersih dan terlindung dari bahaya pencemaran, serta faktor keamanan.
”Kami terbuka dan tidak masalah (menjadi destinasi), tetapi lingkungan harus betul dijaga agar mutiara tidak tercemar dan mati,” katanya.